No summer ever came back, and no two summers ever were alike. Times change, and people change; and if our hearts do not change as readily, so much the worse for us.- Nathaniel Hawthorne, The Blithedale Romance
Summary : Jooyoung jatuh cinta sebanyak tiga kali dalam hidupnya. Pada akhirnya dia hanya mendambakan kebahagiaan bersama salah satu dari ketiganya. Karena itu dia wajib memantapkan hati.
“Aku akan memberitahumu sebuah rahasia,” Jooyoung berbicara lambat sehabis menyesap bubble teanya.
Sehun yang duduk di hadapannya dengan sebatang rokok menempel di sela jemari hanya menaikkan alis, menyuruh Jooyoung melanjutkan dengan gesture sederhananya.
“Surat-surat yang kau kirimkan dulu…” Kemabli Jooyoung berbicara, dengan sengaja menggantung kalimatnya.
“Hm?”
“Aku baru saja membaca surat-surat yang kau kirimkan sepuluh tahun lalu.”
Sehun terdiam sejenak. Tampak berpikir. Kemudian dia meletakkan rokoknya yang sudah terbakar mendekati ujung filternya di atas asbak, meluruskan duduk dan menatap tepat ke mata Jooyoung. “Jadi dulu kau benar-benar tidak membacanya?”
Pertanyaan Sehun dibalas oleh Jooyoung dengan menggeleng lemah. Merasa sedikit bersalah dan malu di waktu yang sama.
“Lalu?” Sehun bertanya lagi.
Jooyoung tertegun. Kemudian mengernyitkan kening dan mengulang pertanyaan lelaki itu. “Lalu?”
“Bagaimana pendapatmu?”
“Aku…” Jooyoung berhenti. Mencoba memikirkan kalimat yang tepat. Pada akhirnya dia memilih untuk berbicara dengan hati-hati, “Tidak pernah tahu kalau perasaanmu seperti itu.”
Kemudian keduanya sama-sama terdiam. Jooyoung meraih gelas bubble tea yang sempat terlupakan dan menyeruput isinya. Menghindari mata Sehun. Sementara Sehun mengeluarkan kotak Dunhill dari saku dan mengambil satu batang lain untuk dihisap. Lelaki itu sama sekali tidak membalas perkataan Jooyoung. Merenungkan bagaimana dulu dia berusaha terlalu keras sedang Jooyoung dengan keras kepala menutup hati. Jooyoung benar-benar gadis yang buruk.
Hanya keheningan janggal yang mengisi sore mereka di kedai bubble tea setelah itu. Berputar-putar di sekitar atmosfer yang dipenuhi asap rokok Sehun. Dan ini terasa begitu canggung. Sama seperti tiap percakapan mereka lainnya.
Sehingga Jooyoung terpaksa merasa perlu untuk membuka suara lagi demi membunuh kecanggungan itu, “Berhentilah merokok. Mereka tidak baik untuk kesehatanmu.”
Mendengar perkataan Jooyoung yang disampaikan dengan serius seraya melotot kepada batang kanker di sela jemarinya membuat Sehun tertawa. Dia kembali menghisap rokoknya sebelum berkata, “Kau tahu apa yang lebih buruk untuk kesehatanku?”
“Apa?”
“Kau.”
.
.
Jennie memandang kepada Jooyoung dengan ekspresi menghakimi yang selalu dia gunakan setiap sahabatnya melakukan hal bodoh. Kedua tangan di letakkan di pinggang dan dahi dikernyitkan. “Kau ini bodoh atau apa?”

KAMU SEDANG MEMBACA
Break My Fall
Historia CortaJooyoung jatuh cinta sebanyak tiga kali dalam hidupnya. Kali kedua kepada pria yang memperbaiki hatinya hanya untuk dihancurkan sekali lagi. Dia adalah sebuah paradoks yang buruk.