02

12 1 1
                                    

"Sarange oppa. Love you" ucap Asya.

"Senangnya bisa liat oppa Sehun secara langsung. Dan liat konsernya. Aaa oppa Sehun keren." Teriak asya kegirangan.

Tiba tiba entah kenapa rasanya seperti gempa bumi. Dan semua member exo termasuk Sehun mulai menghilang.

"Tidaaaak"

****
Gue langsung buka mata dan ngelap wajah gue yg rasanya basah. Ternyata itu tadi cuma mimpi. Gue awalnya mau marah sama orang yg ngancurin mimpi gue.

Tapi setelah liat di samping gue berdiri mama gue dengan gayung di tangan kanannya dan wajahnya yg memerah marah. Gue mengurungkan niat buat marah dan hanya cengengesan.

"Eh mama. Kamar Asya kaya nya bocor deh. Liat ni muka Asya basah."

Mama gue yg keliatan udah kesel sama gue langsung aja satu gayung berisi air disiram ke gue. Rambut, baju dan kasur gue basah.

"Mama kok tega sih nyiram Asya yg imut nan cantik ini keturunan dari mama Sarah dan papa Rendra."

Bletak!!

Tanpa ba bi bu jidat gue di tipuk pake gayung tadi.

"Mama gak kasian apa sama jidat Asya."

"Gak mama lebih kasian sama gayungnya." Dengan kejamnya mama bilang gitu.

"Ih mama berarti anak mama gayung itu dong bukan Asya."

Bletak!!

Permisa jidat gue kena pukul lagi. Bisa bisa benjol tar. Gue elus elus jidat gue sambil masang tampang kesel.

"Mama kenapa sih? PMS ya?"

"Kamu ini apa nggak sekolah. Liat sekarang jam berapa." Ucap mama.

Gue liat jam yg ada di naskah samping kasur guem dan hebatnya jam itu menunjukan pukul 06.30

Gue melotot sampe mata gue mau copot. Eh kagak seremlah kalo gitu. Gue liat mama gue.

"Mama kok gak bangunin Asya dari tadi sih huh."ucap gue dan langsung lari kekamarmandi.

Sebelum nutup kamar mandi mama gue liat mama gue lempar gayung ke arah gue. Mungkin kalo gue telat satu detik buat nutup pintu mungkin jidat gue jadi korban lagi.

"Asya kamu jangan lama lama madiny mama tunggu di bawah."
Teriak mama gue.

15 menit berlalu gue udah rapi dengan seragam sekolah yg melekat sempurna di badan gue. Gue ambil sisir dan menyisir rambut hitam gue yg panjangnya sepunggung.. Dan poni yang gue sisir ke samping kiri.

Panjangkan rambut gue. Karena sejak kecil gue bermimpi jadi rapunzel.

Tak perlu waktu lama untuk menyisir karena rambut lembut jadi mudah walau tebel. Baru aja mau ngikat mama teriak.

"Asya cepetan."

"Iya ma." Gue langsung ambil beberapa ikat rambut dan gue masukin ke dalam tas. Gue segera berlari menuruni tangga. Di dapur gue ambil satu roti dan minum segelas susu di meja.

Setelah itu langsung melesat ke garasi. Di dalam mobil sudah aa mama yg menunggu. Mama langsung menjalankan mobilnya menujuke sekolahanku. Mama ngendarai mobil kaya orang kesetanan.

****
"Asya bangun." Seseorang menguncang guncang tubuh gue.

Gue angkat kepala gue yang awalnya menunduk dan melihat siapa pelaku yg ganggu gue. Gue lihat ada dua orang cewek.

"Apasih."

"Nah akhirnya bangun juga ni bocah." Ucap Nia.

"Ada apa sih. Ganggua aja." Ucap gue masih setengah nyawa.

Asya Devila Xavier.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang