03

6 0 0
                                    

Autor pov.

Kring.....

Bel pulang SMA Arwana telah berbunyi. Semua murid segera berhamburan keluar.

Razel sedang merapikan bukunya ke dalam tas. Tak sengaja matanya melirik Asya yang masih nyenyak tidur.

'Bangunin nggak ya.'- batin Razel.

Flasbakc.

"Inget ya lo jangan ganggu gue." Ucap Asya sambil nunjuk Razel.

"Lo emang mau ngapain?" Tanya Razel.

"Gue mau bocan. Mau jadi sleeping beauty dulu. Jadilah pangeran yang baik dan jangan ganggu princees ok."

"Tapi_"

"Gak ada tapi tapian. Dan gue pinjem jaket lo, dingin soalnya." Potong Asya.

Asya segera memposisikan diri untuk tidur dengan jaket Razel sebagai selimut untuk punggungnya.

Flasback of.

'Gue tunggu ajalah sampai dia bangun'-batin Razel.

Pelajaran B.Indo tadi Razel dan Nia tukeran tempat karena Varo yang maksa. Entah apa yang ada di pikiran tu bocah. Dan akhirnya Razel sebangku dengan Asya si tukang molor.

Razel pun menunggu Asya bangun. Razel menaruh kepalanya di meja menghadap Asya. Razel bisa melihat wajah oval Asya, dengan pipi temben, bibir merah alami, bulu mata lentik, hidung kecil tapi mancung. 'Benar benar sempurna.'-batin Razel.

Razel menggelengkan kepalanya. Ada apa dengan otaknya sekarang. Akhirnya lama menunggu Asya Razel pun ikut tertidur.

20 menit kemuadian.

Asya mengerjapkan matanya berusaha untuk mengumpulkan seluruh nyawanya. Saat pandangan Asya membaik. Asya melihat seseorang bukan makailat di depannya.

Alis tebal, hidung mancung, rahang keras, bulu mata lumayan lentik, bibir merah alami dan bibirnya gak terlalu tebal atau terlalu tipis.wajahnya yg mulus tanpa bulu.

Asya yg masih belum sepenuhnya sadar menganggap ini mimpi.

"Apakah ini nyata atau mimpi ya?

Tapi mana mungkin ada malaikat di depan gue."

Asya menyentuh rambut Razel dan mengelusnya pelan.

"Kalo ini mimpi semoga gue belum bangun."

Razel membuka matanya karena merasa ada seseorang yg mengelus rambutnya. Saat itu juga mata hitam Razel bertubrukan dengan mata coklat Asya.

AAAAA...

Mereka berdua kaget dan saling teriak menjauhakn diri.

"Lo...lo tadi ngapain." Gugup Razel.

"Gu..gue gak ngapa ngapai." Asya yg biasanya bisa mengendalikan emosinya seketika jadi gugup.

"Tap_"

"Lo jangan mikir yang aneh aneh ya." Potong Asya dengan cepat.

"Ngomong ngomong tumben lo iku tidur." Ucap Asya mencoba menetralisir suasana canggung.

"Ini udah pulang sekolah."

"APA?" Teriak Asya. "Kenapa lo gak bangunin gue. Sekarang jam berapa." Asya melihat jam yg ada di pergelangan tangannya.

"Ya kan tadi lo bilang jangan ganggu. Ya gue tungguin aja sampe lo bangun."

Asya menghidupkan hpnya yg sejak tadi ia matikan agar tak ada yg mengganggunya.

15 panggilan tak terjawab dari Vina.

Asya nepuk jidat. Sekarang dia dalam masalah besar. Asya langsung mengambil tasnya. Dan berlari. Baru beberapa langkah keluar pintu kelas. Asya mundur dan masuk lagi.

"Gue makasih karena lo mau nungguin gue. Dan sory gue duluan ya ada janji soalnya." Ucap Asya kepada Razel yg hanya tercengang melihat tingkah Asya.

Asya segera melanjutkan larinya. Dia mencari taxi dan keberuntungan baginya karena ada seseorang baru turun dari taxi.

Asya langsung masuk ke dalam taxi yg baru saja menurunkan penumpang.

"Pak ke almat ini." Asya memberikan satu kertas berisi alamat kepada sang sopir. "Pak kalo bisa ngebut ya."

Sepanjang perjalanan Asya terus melihat ke jam yg ada di pergelangan tangannya. 'Mampus gue. Gue telat 15 menit.'-batin Asya.

"Nih pak uangnya. Kembaliannya ambil aja." Ucap Asya menyerahkan tiga lembar uang seratus ribu.

Asya langsung berlari keluar dan masuk ketempat tujuannya tadi.
Sekarang Asya ada di mansio pribadinya. Bukan di rumahnya.

Asya segera mengganti seragamnya dengan baju formal. Kemeja putih dengan jas hitam yg melekat ditubuhnya dan rok selutut hitamnya juga sepatu hig hels hitam. Asya terlihat seperti gadis dewasa. Dengan rambut panjangnya yg di kuncir kuda.

Asya segera merahih kunci mobilnya. Dia berlari menuruni tanggal dan menuju garasi. Dia memakai mobil sport hitam yang paling terkenal dan termahal di dunia.

Asya melajukan mobil seperti orang yg kesetanan. Banyak sumpah serapah yang dilontarkan kepadanya dari para pengendara lain. Asya hanya menulikan telinganya. Tujuannya sekarang adalah ADX grup.

ADX group adalah perusahaan yg baru dibangun tahun lalu. Dan sekarang perusahaan baru itu telah menempati urutan pertama  perusahaan terkaya di dunia. Dan perusahaan itu adalah milik Asya. Yg dia bangun dengan jerih payahnya sendiri.

"maaf saya terlambat." Ucap Asya.

"Tak apa apa Mrs. Devil." Ucap salah seorang pria berpakaina formal.

Asya dikantor memiliki nama samaran yaitu Mrs. Devil. Emang sih devil tu artinya iblis. Tapi ya menurut Asya devil tu bagus. selam di kantor Asya menyembunyikan identisasnya bahkan juga wajahnya.

Setiap ke kantor selalu memakai topeng yg menutupi hampir seluruh wajahnya kecuali bagian mulut. Topeng itu dia buat sendiri dengan warna hitam dan putih.

"Dia kah Ceo perusahaan sebesar ini."

"Aku kok nggak percaya ya."

"Masih bocah gitu."

"Beneran nih kita akan menjalin kerjasama dengannya."

"Kenapa nggak ayahnya ya yg ikut metting."

Semua yg ada di ruangan itu berbisik bisik. Tapi tetap kedengaran di telinga Asya dan sekertarisnya Vina. Vina adalah wanita dewasa yg sudah memiliki suami dan dua orang anak.

Brak

Asya menggrebek meja. Aura membunuh keluar dari tubuhnya. Seetika ruangan itu sepi dan mencengkam.

Asya tersenyum tidak tepatnya menyeringai. Seringai yang sangat menyeramkan. Semua yg melihat seringai Asya bergidig ngeri. Vina sudah menundukkan kepalanya dalam dalam. Takut karena bosnya marah.

"Ekhem. Saya perkenalkan diri saya dulu. Saya adalah Mrs. Devil. Dan saya dalah Ceo di perusahaan ADX group. Kalian jangan meremehkan saya. Oh dan ya jangan panggil saya bocah. Saya nggak suka kata itu. Kalau nggak mau lidah kalian ku potong atau bibir kalian ku jahit maka jangan pernah membuatku marah." Ucap Asya di akhiri dengan senyuman bukan seringai seperti tadi ini senyuman yg manis.

"Baik mari kita mulai meeting nya." Ucap Asya dan semuanya mulai fokus.

To be continu.

Hai hai😁 jangan lupa vote dan komen ya ku tunggu.

Asya Devila Xavier.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang