BAGIAN 13

604 15 0
                                    

Diary…. Belakangan ini aku seneng banget. Karena Juro mau belajar agama sama aku dan berkat keinginannya itu, aku jadi dekat dengannya. Bahkan dia izinkan aku untuk memanggil namanya saja.

Malam hari, saat aku sedang mengerjakan tugas kuliah, ponselku berdering. Aku berfikir siapa yang memiliki nomorku kalau bukan ibuku, dan orang-arang di Indonesia serta Juro. Aku tersentak saat tau siapa yang menghubungiku. Akupun segera merebut ponselku dan mengangkatnya. “ hallo, Assalamualaikum.”

“ waalaikum salam. sayang… bagaimana kabar kamu?. Bagaimana makan kamu, apa kamu tidak sakit kan?.” Tanya ibuku.

“ mama… aku fine.makanku baik, aku tidak sakit juga.”

“ kamu tidak merasa kesepiankan sayang?.”

“ iya mah. Lagi pula ada Yua yang sesekali datang bermain.”

“ baguslah.. kuliah kamu baik-baik aja kan?.”

“ Alhamdulillah. Ya sudah kalau begitu, mama matiin telfonnya yah… assalamualaikum sayang.”

“ waalaikum salam.”

Baru saja ibuku selesai menelfon, ponselku kembali berdering. “ siapa lagi yang menelfon?.” Umpatku kesal dalam hati. “ hah, Juro?. Ada apa yah?.” Aku bertanya-tanya dalam hati. “ hallo..” aku mengangkat telfon dari Juro. Sementara aku menerima telfon, ketukan pintu mengagetkanku. “ wait a moment please Juro.” Sambil membukakan pintu tamuku. “ Yua-san. Please…” aku mempersilahkannya masuk. “ no thanks.. I just came at the request of a person. So you take me out.” Yua-san menarik tanganku. “ wait.” Kataku menahan Yua-san membawaku. “ Aussy-san. What happen there?.” Tanya Juro diseberang. “ nothing. Just Yua-san.”

“ please follow me now please..” pinta Yua-san dengan sangat. “ please…”

“ well, oke. I’ll follow you but I must close my lodging. “ kataku sambil mengenakan jaket dan kerudung pasang lalu mengunci penginapanku dan ikut dengan Yua-san.

“ where we want to go Yua-san?.”

“ you will know later.” Ujar Yua-san sambil senyum.

Yua-san berjalan cepat didepanku, aku memintanya agar memperlambat jalannya namun Yua-san tidk mendengarkanku.

“take it easy, it's almost there.”

Aku cemberut dibelakangnya sambil terus mengikutinya. Tak lama kemudian, Yua-san berhenti mendadak. “ why Yua-san.” Tanyaku penasaran.

“ here, you must close your eyes with this.” Sambil mengeluarkan sapu tangan hitam. Aku hanya menuru saja apa yang dilakukan Yua-san dan memohon agar aku dilindungi dari hal-hal yang negative. Setelah beberapa lama berjalan dengan mata tertutup, aku masih belum diperbolehkan membuka penutup mataku. “ now, you sit here..” terdengar suara anggi-sama. “ where’s Yua-san?.”

“ be patient. Aussy-san, she’s fine with me. And now you sit here ok. I ganna go now.” Sambil menepuk pundakku.

“ anggi-sama… anggi-sama.. don’t leave me alone Anggi-sama… Yua-san…” panggilku, namun tidak ada yang mendengarku.

“ don’t be afraid Aussy-san.” Aku mendengar suara seseorang yang sepertinya aku kenal. Aku segera saja membuka penutup mata, dan mendapati Juro duduk didepanku.

“ what happened here?.”

“ there’s nothing happened here. Aussy-san.”

“ so, why Yua-san bring me here?.”

Juro terdiam, memikirkan kata-kata yang tepat untuk dilontarkan kepadaku.

“  I just want to say with you that I will circumcise myself tonight. therefore I'm here to bring a cleric to make me one Muslim and you become a witness with anggi together and Yua-san.” 

Tak lama kemudian, Yua-san dan Anggi-sama muncul entah dari mana. Dan duduk disampingku. Dan acara mengislamkan Juro pun dimulai. “ ya Allah, terima kasih banyak engkau telah mengislamkan seseorang yang hamba sayangi. Semoga kelak dia adalah imam hamba. Amien.” kataku dalam  hati, berharap Juro akan menjadi imamku dikemudian hari.

∞∞∞

THE END…

JEPANG, I'M COMING...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang