BAGIAN 2

1.2K 29 1
                                    

Acara selesai menjelang shalat Jum’at. Dan para  hadirin yang laki-laki bergegas mengambil air wudhu. Khatib telah berdiri, dan ceramahpun dimulai selama setengah jam.

“ sy, gimana kabar hubungan loe sama si Kodok?” Azizah bertanya saat sementara makan nasi dos.

“ entahlah….  Gue juga bingung. Padahal gue udah minta putus dua tahun lalu. Tapi sampai sekarang belum ada tanggapan. “ aku menjawab dengan nada lesu. Satu jam kemudian, para pria telah keluar dari mesjid dan kembali berkumpul didalam forum untuk melanjutkan acara selanjutnya. “ baiklah, acara kita lanjutkan kembali. Acara selanjutnya penutupan. “ kata MC.

“ Every single day I try

Jeongmal geoui da wass-eo

We get closer to a good time

Silyeondeul-e Say goodbye

Oh! “ nada dering dari ponselku membuat ku kaget. Aku memeriksa siapa yang menghubungiku. Boas. “ ya ada apa Kodok?”

“ gue udah dateng.”

“ and then?” kataku sambil berkacak pingggang.

“ loe enggak senesg gue dateng ?.”

Hening…

“ hallo, loe masih denger gue kan ?.”

“ kenapa?” tanyaku dengan nada kesal.

“ cie… marah nih. Ato lagi dapet?”

“ kenapa loe masih hubungin gue sih? Bukannya kita udah putus dua tahun yang lalu?”

“ siapa bilang. Kan gue hanya bilang mau break bentar karena gue mau konsentrasi ama ujian dulu. Dan walaupun loe bilang putus dua tahun lalu, gue enggak bakalan setuju. “ Boas muncul dari balik gedung kantor dan langsung mengeluarkan rangkaian bunga lily putih dari balik punggungnya.” This is for you honey.” Seraya menyerahkan rangkaian bunga padaku.

“ so beautiful.. thanks.”

Aku memanggil kekasihku dengan sebutan “ kodok” dan dia memanggulku dengan sebutan “ kecebong”. Dia yang pertama menyebutku dengan sebutan seperti itu dua tahun yang lalu. Awalnya aku dan Kodok hanya sahabat dan akhirnya dia sendiri yang fall in love ke aku. Akupun tidak bisa membohongi diri kalau aku ingin membalasnya dengan kata “ ya”.

∞∞∞

“ sayang, rasanya sedih banget deh ninggalin kalian semua…” ujar Rahmie saat berkumpul di kantin.” Semoga aja kita dan yang lain masih bisa berhubungan walau lewat telfon atau sms nantinya. “ lanjut Rahmie.

“ Amien.. dan juga semoga Ghammacha’ akan terus Berjaya walau para personielnya sibuk. Namun jangan melupakan ulang tahun Ghammacha’ nanti.” Kata Dita. “ loe mau lanjut di mana Dit?.” Tanya ku. “ entahlah… gue masih bingung. Kalau loe sendiri dimana?” Dita balik nanya. “ hmm… gue sih mimpinya pengen di  Jepang, si negeri sakura dan matahari terbit.”

“ cie… di Jepang. Ikut dong… gue pengen ketemu sama Tomohisa deh...” Kata Ika genit.

“ emang loe bisa bahasa Jepang Sy?.” Nyerocos Nunhu yang baru masuk kantin.

“ iya Sy. Lagi pula emang loe mau hubungan jarak jauh ama Kodok loe?” timpal Puthe.

“ iya sih… gue tau kalau resiko kuliah jauh dari pacar. Tapi gue udah mikirin kalau kali ini gue bener-bener mau minta putus ama Kodok nanti.”

” hay kecebong…” tiba tiba Boas datang dari arah lain setelah shalat jumat.” Hy Ghammaccha’.”

“ hay juga…” balas yang lain kompak. “ silahkan duduk. Kebetulan ada yang ingin Aussy kasih tau ke ellunya.” Ujar Srie serius. Boas menjadi bingung karena suasana yang tiba-tiba berubah serius. “ kasih tau tentang apa yah?.” Memandang yang lainnya bergantian. Aku menyikut siku Wana agar dia saja yang bicara padanya. “ kenapa harus gue yang ngomong?.” Kata Wana menolak. Aku menatap kembarannya,Wani. Semoga saja dia mau menolongku, namun hasilnya sama. Dia juga ogah menolongku kali ini. “ sebenernya mau ngomong apa sih?.” Boas mulai kesal. “ begini loh ceritanya. Aussy mau minta putus ama loe sekarang.” Ujarm Aisyahh ceplos. “ putus? Kenapa?.” Boas mulai bertanya-tanya. “ karena kata Aussy dia bakalan kuliah di luar negeri, tepatnya di Jepang.” Sambung Thima yang asyik dengan cemilannya. “ apa semua ini bener Sy?.” Aku memunduk takut. “iya. Aku sih belum bilang ke mama dan  kalau aku ingin di sana aja kuliahnya.”

“ kenapa mendadak banget sih? Kenapa kita tidak coba aja long distance aja?.”

“ mungkin kalau sebulan dua bulan kita masih bisa bertahan long distance. Tapi kalau tiga bulan kedepan gimana?.”

Boas terdiam. Tak berapa lama kemudian ibuku datang dan mengajakku pulang siang itu. Selama perjalanan pulang, ibu bertanya tentang apa saja yang aku bicarakan  dengan teman-temanku.” Kamu tadi cerita apa aja tadi sama temen kamu?.” Tatapannya tetap lurus memandang jalan raya. “ Hanya bilang ingin putus dengan pacarku dan bilang pengen lanjut kuliah di Jepang. Ntar dirumah baru aku mau certain sama mama. Kan mama pernah nanya mau kuliahnya dimana. Nah aku maunya di Jepang aja.” Seraya sibuk dengan game di ponselku. Sesekali mama menatapku seraya bertanya alasan aku ingin disana kuliah. “ pertama, karena aku suka Jepang dan style-nya. Walaupun aku tidak mengikutinya. Yang kedua karena pengen bisa ketemu sama artis-artisnya. “ ibuku hanya menggelengkan kepalanya. “ emangnya kamu bisa bahasa Jepang?”

“ ya tidak sih…. Tapi kan bahasa inggris bisa diandalkan. Lagipula kalau sudah lama disana, lama-lama bisa juga kan. “

“ whatever kamunya aja deh.” Ibuku kembali memfokuskan pada jalanan yang ada didepannya.

∞∞∞

Sore telah datang menggantikan siang yang terik hari ini. Aku duduk santai di teras belakang rumah sambil membaca novel dan dengar musik. Aku biasa melakukan hal ini jika aku tidak memiliki kesibukan dari sekolahku atau dari mama. Angin sepoi-sepoy menerpa rambut pendekku. Buarahkan kepalaku pada angin yang masih berhembus, begitu sejuk dan dingin di wajahku. Aku mendengarkan musik sampai-sampai aku tidak mengetahui kalauibuku berdiri dibelakangku sedari tadi. “ sepertinya lagi seru banget yah cerita novelnya atau suara musiknya yang kebesaran. Sampai-sampai mamanya sendiri tidak tahu kalau sudah datang.” Tiba-tiba ibuku muncul dari belakang  dan merangkulku. “  eh, mama. Kirain siapa.. ngagetin aku aja.” Seraya memperbaiki posisi dudukku agar mama bisa duduk disampingku.mama sudah memikirkannya kalau kamu boleh kuliah di Jepang, tapi kamu harus sering-sering hubungin mama nantinya. Oh ya bagaimana hubungan kamu dengan pacar kamu?.”

“ aku udah putus dengan alasan tidak bisa long-distance. “

“hmm…”

“ hachiu..” suara dering tanda sms masuk.

“ kamu bersin? .” tanya ibuku

“ bukan aku. Tapi ponsel aku mah. Ada sms masuk.”

“ ya sudah. mama masuk dulu mau istirahat.” Seraya berdiri dan berjalan masuk kedalam.

“ Sy, ada waktu sebentar gak sayang?.” Kata Thima melalui sms.” Bisa. Ada apa sih?.” Balasku. Tak perlu menunggu lama, Thima kembali membalas smsku. “ bisa ketemuan tidak?.” Tanya-nya lagi. “ bisa. Di kafe deket rumah ku aja yah. Ku tunggu disana.

Setelah aku meminta izin keluar sebentar, aku segera pergi ke kafe terdekat dan setiba disana aku memesan secangkir mocacinno. Dua puluh menit sudah aku menunggu Thima, dan akhirnya dia datang dengan setelan kudung warna krem, rok berwarna putih dan baju lengan panjang yang di pasangkan dengan cardigan cokelat. “ Ochie chayang…. Hiks… hiks… hiks… “ tangis nya begitu duduk disampingku. Aku jadi bingung dibuatnya. “ hey.. ada apa Thima. Coba tenangin dulu deh nangisnya, baru deh cerita.” Ujarku mencoba menenangkannya. “ gue…gu gu gue… putus lagi ama  kak Yaya Chie’. “ ujar Thima disela isak tangisnya. “ loh, bukannya putus nyambung udah biasa sama kak Yaya ?.”

“ tapi ini serius Chie’. “ Thima masih menangis.

“ aduh… sekarang masalahnya apa lagi sih emang?.”

“ gu..gue liat fotonya tidur di paha cewek kemaren.”

“ terus, kak Yaya bilang apa sama loe?.”

“ gu..gue.. udah coba sms  dia tapi dia belum balas atau hubungin gue semenjak foto itu gue liat. “ Thima masih sesenggukan sedikit.

“ bukannya gue mau ikut campur nih, tapi nanti deh gue coba tanya dia kalau gue ketemu dia nanti.”

Thima hanya mengannguk seraya meminum mocachinno-nya.

“ tapi, mungkin juga dia cuman pengen bikin loe cemburu aja kali. Kan namanya juga orang pacaran. “

“ moga aja.”

Sementara sedang asyik bercerita tentang masa SMA, Thima mendapatkan sms dari kak Yaya. “ dari siapa?.” Tanyaku pura-pura penasaran. “ dari kak Yaya. Katanya itu foto temen kampusnya.”

∞∞∞

JEPANG, I'M COMING...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang