BAGIAN 5

471 17 0
                                    

Hari  yang mendebarkanku akhirnya datang. Aku merasa lesu dan ingin membatalkan saja semuanya dan menetap di Indonesia, dirumahku, bersama keluarga dan teman-temanku yang aku cintai. Aku memandang kamarku beserta isinya yang tak mungkin aku bawa. Aku memandang pembantuku yang senantiasa membantuku dalam segala hal. “ thanks ya bi.. selama ini. Aku janji akan belajar mandiri di negeri orang.” Sambil memeluk bik mori. “ anda juga, hati-hati disana yah..” seraya membalas pelukanku. “ sayang cepatlah.. “ panggil ibuku dari luar. “ iya mah sebentar.” Ibukupun masuk kembali dan memintaku segera keluar. “ ayo cepat. Kita harus urus semuanya kembali di bandara. Bi, tolong joga rumah selama kami pergi yah. Kami minta tolong.” Ujar ibu lalu merangkul tanganku untuk segera kemobil. Selama perjalanan ke bandara aku melamunkan semua yang pernah aku alami bersama teman-temanku. “ aku berharap mereka juga akan merindukanku, seperti aku merindukan mereka.” Ujarku dalam hati. “ hatiku sedih, hatiku gunda, tak ingin pergi berpisah. Hatiku bertanya, hatiku curiga, mungkinkahku temui kebahagiaan seperti disini?.”

Aku menatap pepohonan yang berdiri kokoh disamping jalan. Terbesit sejenak dibenakku menjadi seperti pohon yang tetap berdiri kokoh di luar sana.” Semoga aku bisa bertahan di negeri orang ya Allah…” do’aku dalam hati. Aku merasakan mobil telah berhenti, yang artinya telah sampai di bandara internasional Sultan Hasanuddin. Aku menghembuskan nafas panjang karena deg-degan sebentar lagi akan meninggalkan Indonesia. Aku turun dari mobil lalu mengeluarkan koper-koperku dan menaruhnya ditroli barang. Sesekali melirik arlojiku melihat waktunya untuk check in.               

∞∞∞

“ duh…. Gimana nih, Ochie’ udah berangkat belum yah?.” Ida merasa was-was takut kalau ia tidak sempat bertemu Aussy sebelum berangkat. “ ya Allah.. izinkan aku bertemu Ochie’. “ do’a Ida dalam hati. Selama perjalanan, hatinya merasa tidak tenang karena merasa bersalah saat tidak bisa berkumpul bersama karena sibuk ikut bimbel untuk ujian SNMPTN. “ semoga ketemu, semoga ketemu…” ingin rasanya Ida berteriak di dalam taxi. Tak lama kemudian, akhirnya taxi pun berhenti dan Ida segera keluar setelah membayar taxinya. Ida mengedarkan pandangannya keseluruh bandara berharap dapat menemukan sesosok perempuaan yang dikenalinya. Ida mengecek keberangkatan pesawat ke Jepang “ masih ada satu jam lagi. Berarti dia sudah check in dong. Dengan rasa cemas, Ida menelfon Aussy untuk memastikan ia belum check in. “ hallo, ochie’… loe udah check in belum? Gue ada di bandara sekarang. Bisa ketemuan enggak buat yang terakhir.”

“ belum kok. Gue lagi ngantri buat masuk ke dalem. Loe coba ke bagian antrian masuk deh gue ada di situ.”

Ida pun bergegas berlari kesekumpulan orang yang mengantri masuk ke bandara. “ Ochie’!.” Teriaknya setelah melihat seseorang yang ia kenali. Ida mampercepat langkahnya. “ Ochie’. Sorry gue baru bisa dateng sekarang.” Ida memelukku yang dilihat banyak orang. “ ini ada kenang-kenangan dari gue dan yang lain. Kemarin mereka kerumah gue dan nitip ini buat loe. “ seraya mengeluarkan kantong plastic putih. “ thanks yah. Gue bakalan inget ama loe Da’.” Aku melepaskan pelukanku dan meliri kea rah ibuku yang sudah memanggilku untuk menyudahi melow drama ini. “ gue pamit pergi yah sayang. Salam buat mereka semua.” Ujarku lalu berjalan masuk sambil sesekali berbalik kearah Ida.  

∞∞∞

JEPANG, I'M COMING...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang