[Ekstra Part] #80

127K 6.6K 1K
                                    

Rana berjalan menyusuri lorong-lorong yang terlihat ramai. Hari ini sudah memasuki jam belajar efektif, dan ia telah menyelesaikan 2 mata kuliah.

Dan saat ini, ia akan makan siang bersama Ale. Sesuai sengan janji yang mereka buat.

Saat lulus dari Bina Bangsa, Rana memang sudah memantapkan hatinya untuk menata hidup yang baru. Tidak ada lagi kelahi dan rokok. Ia ingin berubah, menjadi yang lebih baik tentunya.

Saat sedang berjalan, tiba-tiba ada 3 orang seniornya yang menghadang gadis itu. Salah satunya adalah orang yang semenjak masa orientasi sudah berusaha mendekati Rana.

"Permisi kak," ujar Rana sopan.

"Mau kemana sih? Buru-buru amat, makan siang yuk sama aku," tawarnya.

"Maaf tapi saya udah janji sama orang," balas Rana dengan sopan.

"Sama kita-kita aja, seru-seruan.' Ujar salah satu dari mereka.

Jujur, Rana sebetulnya bisa saja langsung meemukul dan melawan ketiga cowok dihadapannya, namun ia masih mau hidup dengan aman tanpa terlibat masalah.

"Permis kak," Rana berucap kedua kalinya. Namun salah satu dari mereka mulai menyentuh tubuh Rana. Membuat Rana dengan cepat melepasnya.

Salah dirinya memang, memilih jalan sepi dengan harapan cepat sampai. Tapi, malah dihadapkan dengan ketiga orang ini.

"Sini aja sama kita," ucap Caesar salah satu yang paling terlihat unggul diantara mereka bertiga.

Cowok itu mulai mendekat kearah Rana dan menguncinya ditembok. Saat tiba-tiba Rana merasakan nafas Caesar mulai terasa dipermukaan wajahnya, ia menutup mata. Takut. Ia tidak berani melawan, rasanya seluruh kekuatannha hilang. Terlebih cengkraman Caesar begitu kuat.

Walau ia mempunyai basic bela diri, dalam situasi panik dan takut seperti ini bisa saja tidak berguna.

"WOY!" teriak seseorang, Caesar menoleh begitupun Rana yang berusaha melihat siapa yang berteriak.

Tak jauh darinya berdiri Ale dengan wajah penuh amarah, dengan cepat cowok itu berlari, menarik baju Caesar lalu meninjunya.

"Lo sentuh cewek gue, lo mati ditangan gue!" Ancamnya dengan emosi yang menggebu-gebu.

"Cuih! Mahasiswa baru aja udah songong!" Ujarnya

Dengan cepat Ale memukulinya,  tanpa ampun. Rana yang melihat itu segera berlari lalu menarik paksa Ale untuk berhenti.

"Gue nggak peduli mau setinggi apa jabatan lo, kalau lo sentuh cewek gue lagi, gue bener-bener akan bunuh lo. Gue nggak pernah main-main!"

"Gue bakal dapetin cewek lo!" Ungkapnya. Dan semakin membuat Ale emosi. Cowok itu kemudian memukuli Caesar kembali.

Kedua teman Caesar lalu mulai menyerangnya. Dengan cepat Ale membalasnya, dan tanpa waktu lama kedua teman Caesar pun jatuh tak berdaya.

Ale kemudian berjalan mengambil tasnya yang terjatuh lalu menggandeng Rana pergi.

Ia sungguh marah. Pada dirinya sendiri, karena tidak bisa menjaga Rana.

Mereka berdua duduk disalah satu bangku yang tersedia, kemudian Rana mengeluarkan kotak P3K dari tas Ale. Cowok itu pasti membawanya, seperti yang selalu Bundanya katakan.

"Aku nggak apa-apa , seriusan." Rana berusaha meyakinkan Ale.

Ale lalu menatap gadisnya itu, ia sungguh khawatir dan takut kalau ia sampai tidak bisa menjaga Rana.

"Maaf," ucap Ale.

Rana kemudian menangkup kedua pipi Ale. Menatapnya dalam-dalam. Kemudian tersenyum.

RANA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang