~...???~

121 24 0
                                    

Sesuatu yang putih dan bersinar menyapu kelopak matanya, memaksanya untuk segera membuka matanya. Perlu waktu untuk menyesuaikan keadaan, tapi itu tak memerlukan waktu yang lama.

Seharusnya indra pendengarannya yang terlebih dahulu menangkap suara atau indra pembaunya yang mencium sesuatu yang aneh. Tapi justru indra penglihatannya yang terlebih bekerja menyusul indra pendengaran dan pembaunya.

Matanya mengerjap beberapa kali sebelum ia mendengar suara dari arah kirinya. Perlahan ia gerakkan kepalanya untuk melihat apa itu.

Aneh? Padahal terakhir yang ia rasakan adalah sakit yang teramat dikepalanya, tapi ia tak merasakan sakit dikepalanya. Ia malah merasa sangat luwes menggerakkan kepalanya.

Keningnya mengerut. "dimana ini?"

Ia lalu mengedarkan pandangannya menatap sekelilingnya. Apa ia ada dirumah sakit? Sejak kapan?

"halo, manis. Sepertinya kau sangat cepat menyadari dimana kau sekarang"

Entah darimana dan kapan sosok dihadapannya itu berdiri didepannya sembari tersenyum manis kearahnya. Melihat itu semakin membuatnya bingung.

"jangan bingung seperti itu, Yeji. Keningmu akan tegang karena terlalu lama mengerut" ucap sosok itu.

"siapa kau?" tanya Yeji dingin. Ia bingung harus memanggil apa sosok dihadapannya, apa dia laki-laki atau perempuan?

"sebut saja aku Half. Dan seperti yang kau lihat, kita sedang berada di rumah sakit"

"aku tidak tanya kita dimana, dasar aneh"

"aku tau itu, aku hanya memberi tahukan kembali. Apa itu salah?"

Yeji terbelalak kaget. "apa dia membaca pikiranku? Bagaimana dia bisa tau apa yang sedang ku pikirkan?"

"anggap saja begitu. Well, sudah cukup basa-basinya. Aku ingin tanya sebelum memberitahukannya padamu. Apa kau yakin kita benar-benar berada di rumah sakit?"

"tentu saja! Kau bisa liat sendirikan?"

"sayangnya kita sedang tidak disana saat ini. ini memang terlihat seperti itu, tapi sebenarnya tidak"

Sosok itu meraih lengan Yeji dan menariknya keatas. Lagi-lagi mata gadis itu terbelalak. Bagaimana bisa ia berbaring tak sadarkan diri sedangkan ia sendiri sedang melayang disamping sosok aneh itu?

"kita berada di alam peralihan. Itu artinya kau tidak hidup dan juga tidak mati. Atau kita bahasakan dalam bahasamu berarti kau koma"

"sudah berapa lama?"

"aku tidak tau pasti. Ayo, aku harus memperlihatkanmu sebelum terlambat"

Sosok itu menariknya ke suatu tempat dengan menembus dinding. Yeji sempat syok ketika mereka menembus dinding barusan.

Mereka tiba disuatu ruangan. Disana terlihat seorang pemuda yang sedang berbaring dengan berbagai peralatan kedokteran yang tertempel di tubuhnya. Perban juga tak luput membalut tubuhnya. Pemuda itu tampak tenang, berbanding terbalik dengan keadaan sekitarnya yang terlihat menyedihkan.

"apa kau tau siapa pemuda itu?" tanya Half. Yeji menggeleng.

"dia pemuda yang menyelamatkanmu dari maut tempo hari"

"maksudmu?"

"dia Choi Yeonjun. Pemuda yang selalu mengganggumu dan hari ini ia ingin menunjukkan sesuatu padamu. Sebuah kebenaran, tapi sayangnya kau menolak dan malah melarikan diri dan berakhir dengan kalian yang sedang berada dalam keadaan koma. Kau koma karena trauma, dan pemuda itu koma karena kecelakaan"

Sudah berapa kali ia dibuat terkejut dalam hitungan jam ini? tapi yang ini benar-benar membuatnya terkejut setengah mati.

"sayang sekali kita tidak bisa bertemu dengannya. Keadaan kalian yang membuat kalian tidak bisa bertemu disini" ucap Half.

Yeji tidak bisa berkata-kata setelah mendengar penjelasan singkat dari sosok itu. ia masih sibuk mencerna semua, semuanya yang terjadi padanya.

"sepertinya kau harus segera kembali. Waktumu disini sudah habis. Sang Kuasa masih menginginkan kau berada di dunia. Karena sepertinya kita tidak akan pernah bertemu lagi, jadi selamat tinggal"

Dan seketika ia tertarik dengan cepat kea rah kamarnya dan semua menggelap.

.

.

.

Kali ini ia bangun keadaan yang sangat berbeda dari sebelumnya. Kepalanya terasa sangat sakit, seluruh tubuhnya juga terasa kaku dan sakit jika digerakkan. Ia juga merasa sesuatu menempel di hidungnya dan berhembus terus menerus kedalam lubang hidungnya.

Bukan lagi pertanyaan dimana aku, tapi bagaimana bisa ia bangun dengan keadaan yang seperti ini? karena seingatnya ia jatuh tak sadarkan diri.

Iris bronzenya menangkap sesosok pria berjas putih dan seorang wanita yang berpakaian putih sedang melakukan sesuatu padanya.

"Dokter, pasien sudah sadar" ucap wanita itu.

Pria berjas itu segera mendekatinya dan memeriksa keadaannya sembari menanyakan beberapa pertanyaan. Yeji hanya menjawab seperlunya dan setelah itu diam.

Setelah melakukan tugasnya, dokter beserta perawat tersebut pergi meninggalkannya. Sekarang ia sendirian. Ia sudah tak punya siapa-siapa lagi di dunia ini, tapi salahkan jika ia berharap jika ada seseorang yang datang untuk menjenguknya?

Tapi itu hanya sekedar harapan kosong, karena tak seorangpun yang ia miliki selain dirinya sendiri.

.

.

.

TBC

✔✔Trauma || YeonJi (YeonjunxYeji)✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang