~15 Juni 2016~

125 22 0
                                    

Pagi-pagi sekali Yeji sudah terbangun. Ia terbangun karena merasa kedinginan dan ingin menghangatkan tubuhnya dengan secangkir coklat panas.

Dengan jalan gontai dan setengah mengantuk ia menuju dapur. Sebelum tiba disana, ia tiba-tiba merasa mendengar sesuatu. Kurang jelas, tapi ia merasa familiar dengan suara itu. Seketika ia menjadi sadar sepenuhnya dan menatap waspada sekitarnya.

"tidak ada apa-apa, Yeji. Tidak ada apa-apa disini" gadis itu kembali berjalan ke dapur.

Setibanya disana ia langsung menyibukkan diri membuat coklat panasnya. Namun, tanpa sadar ia juga membuatkan satu untuk Yeonjun. Setelah coklat panasnya jadi, ia baru sadar jika ia membuat lebih. Tapi ia acuh saja dan membiarkannya, terserah coklat itu akan diminum atau tidak yang terpenting ia sudah mendapat coklat panasnya.

Ia lalu melangkah keluar ke halaman belakang vila dimana disana pemandangan asri tepi hutan. Matahari yang baru menunjukkan warna cahayanya, belum menunjukkan wujudnya membuat pemandangan disana sangat terasa damai dan begitu tenang. Yeji menikmati suasana sembari meminum coklat panasnya.

"ah, ternyata kau ada disini. Aku pikir kau pergi kesuatu tempat" ujar Yeonjun tiba-tiba muncul.

Yeji menoleh sebentar lalu kembali menyeruput coklat panasnya. "memangnya aku bisa kemana?"

"entah, tapikan aku hanya khawatir kau pergi keluar sendirian"

"memangnya aku ini anak kecil yang harus dikhawatirkan, hah? Ada-ada saja kau"

"kau memang harus ku khawatirkan, Yeji-ah. Aku tau kau memiliki phobia terhadap keramaian dan orang banyak"

"kalau aku phobia dengan orang banyak dan keramaian aku tidak mungkin keluar rumah, bodoh"

"oh ya tuhan, kenapa pemuda ini semakin hari semakin bodoh saja? Apa aku tidak akan dihukum jika mendorongnya dari atas jurang? Dia sangat-sangat-sangat menyebalkan ketiga setelah mereka berdua. Kenapa kau membuatku bertemu dan harus berhubungan dengan orang sepertinya, Tuhan?"

"oh iya ya, aku lupa" Yeonjun cengengesan, terkekeh kaku menutupi rasa malunya.

"kalau begitu, apa kau mau jalan-jalan denganku berkeliling? Aku sudah mengecek di sekitar sini ada tempat-tempat yang keren yang harus dan wajib kita kunjungi hari ini juga"

Karena sudah hapal diluar kepala kebiasaan Yeji yang pastinya akan menolak ajakannya, Yeonjun sudah menyiapkan berbagai alasan agar gadis itu bisa ia seret. Tapi justru yang ia bayangkan tak terjadi dan bahkan diluar ekspetasinya.

"baiklah, aku siap-siap dulu kalau begitu" Yeji lalu bangkit sambil membawa gelasnya yang sudah kosong masuk kedalam, meninggalkan Yeonjun yang melongo terkejut tak percaya dengan apa yang ia lihat tadi.

"apa aku masih tertidur dan mimpi saat ini? ya tuhan, ini mimpi atau nyata? Gadis itu yang biasanya selalu menolakku mentah-mentah, sekarang malah mengiyakan ajakanku? Aku sedang tidak bermimpi kan sekarang? Ya tuhan, jika ini memang mimpi, aku mohon jangan bangunkan aku dari mimpi indah ini"

Byurr

"sayangnya kau harus bangun sekarang. Ayo, kita pergi sekarang sebelum aku merubah pikiranku" kata Yeji kembali menghampiri dan menatap datar Yeonjun setelah gadis itu menyiram pemuda itu dengan minuman yang dibawa Yeonjun yang masih tersisa ¼ bagian.

✔✔Trauma || YeonJi (YeonjunxYeji)✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang