Aku lelah, aku hanya ingin pergi keluar. Sebentar saja.
ㅣㅣㅣ
Beberapa hari kemudian, rumah sakit dibuat geger karena satu pasiennya kabur. Yang paling merasa cemas adalah Fasa sendiri, Janu pergi dari ruangannya setelah dua hari yang lalu ia mengalami hilang semangat.
Yang mengetahui Janu menghilang adalah salah seorang staf yang bertugas mengirim makanan untuk pasien, saat ke kamar Janu, staf tersebut tak menemukan pasien didalamnya, padahal masih tertera nama pasien tepat didepan pintu kamar. Ia lalu melaporkannya pada dokter dan Fasa yang menangani Janu.
Benar tak ada siapapun disana, Fasa begitu cemas hingga ia menemukan lembar kertas yang terselip di nakas dekat ranjang pasien.
Mas Fasa.
Ini Janu, aku disini mau ngomong. Aku akan pergi keluar, aku sungguh bosan dikamar itu selama hampir dua minggu. Mas Fasa gak perlu khawatir, tetep kerja ya. Mungkin beberapa hari kedepan aku bakal datang lagi. Aku hanya mau main kok, aku masih ingat dengan penyakitku, aku masih sayang nyawa.
Jadi tenang aja.
Fasa meremat surat itu, ia cemas sekaligus kecewa. Kenapa Janu tidak mempedulikan keadaannya, ia masih sakit. Sedangkan Dokter hanya menghela nafas lelahnya, ia memandang Fasa yang terlihat gusar
"Anak itu pasti sudah tahu."
"Maksud dokter."
"AIDS. Ia menderita penyakit turunan dari orang tuanya yang sudah meninggal." Fasa semakin tak mengerti ucapan dokter didepannya, tangan yang masih meremat surat itu bergetar saking terkejutnya.
"Ma-maksud dokter apa? Bukankah beberapa hari lalu orang tua Janu datang?" Si dokter kembali mendesah berat.
"Itu adalah keluarga angkatnya, Janu sudah yatim piatu sejak lahir, karena kedua orang tuanya meninggal karena penyakit itu, dan kini bocah malang itu juga sedang dalam batas waktu hidupnya... Penyakitnya sudah semakin parah, setelah ia didiagnosa penyakit liver. Kau tahu sendiri kan? Itulah alasan kenapa tubuhnya semakin memucat."
"Do-dokter bukankan itu semakin berbahaya jika tak langsung diobati?" Fasa tergagap karena terkejut dengan ucapan dokter dihadapannya.
"Aku tahu, namun dengan adanya penyakit turunan, kemungkinan kecil penyakit yang 2 Minggu lalu juga ikut menyerangnya dapat disembuhkan. Satu-satunya jalan... hanyalah menunggu."
Fasa tahu arti 'menunggu' diakhir ucapan dokter itu, Fasa tahu betul apa yang selanjutnya akan terjadi.
Ia lalu kembali bertanya pada dokter yang mulai berjalan pergi.
"Dok, bo-bolehkan aku tahu dimana Janu tinggal?"
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope with the Rain
Short StorySuatu waktu, dimana aku ingin sekali merasa bebas. Yah, bebas. Tak ada tekanan, tak ada pemaksaan, tak ada rasa yang membuatku merasa terkekang diantara rantai hubungan yang semakin lama semakin menguat.- Janu