Dina yang barusan pulang sekolah,langsung merebahkan tubuhnya dikasur yang nyaman miliknya itu.

Hari yang melelahkan bagi Dina.Rasanya semua tulang yang tersusun hingga membentuk tubuh akan lepas,karena membawa tas yang sangat amat berat

Ya soalnya disekolah tadi ada pembagian buku untuk menghadapi UN.bagi yang memesan saja yang dapat buku UN nya.plus Dina juga harus membawa buku paket yang kemarin tertinggal dilaji meja nya.

Haduh gak kebayang sih berat nya gimana

Saat Dina ingin memejamkan matanya tiba-tiba saja ada teriakan dari luar sana.yang mengusik panca indera pendengaran nya

"Dina ganti baju dulu,lalu sholat,siap itu makan bunda dah masakin kamu ni" teriak rashel dari dapur.

Ya rashel itu Bunda nya Dina atau yang biasa kalian dengan sebutan Ibu.yang menjadi toa di dalam keluarga.
Ibu seperti itu karena ia ingin yang terbaik aja untuk keluarganya.

"Iya Bun" teriak sopan Dina dari dalam kamar.

                                     ----

Selesai makan siang,Dina  merebahkan tubuhnya kembali dikasur sambil bermain handphone.

Bunda yang sudah lelah sedari tadi mengetuk pintu yang bewarna rainbow.namun nihil tidak ada respon dari dalam sana.

Itu karena hujan yang cukup deras di luar sana makanya Dina tidak mendengar nya atau mungkin saja kualat karena tadi disekolah ia pura-pura tuli.


Ya kalian tau sendiri lah tadi Dina di sekolah gimana ada di part 1 ye kan

Bunda langsung saja  membuka pintu kamar Dina tanpa izin dari Dina.

"Dina" panggil Bunda yang sudah berada dihadapan nya

"Iy Bun" jawab Dina yang kaget entah sejak kapan bunda berada di kamar nya

"Ad teman kamu tu di bawah"

"Siapa Bun??" tanya Dina

"Orang Aca" Bunda langsung pergi meninggalkan kamar Dina.

Dina pun langsung turun ke bawah untuk menemui teman-teman nya yang sudah berada di dalam ruang tamu.

Rashel yang menyuruh mereka untuk menunggu Dina diruang tamu dan belajar di sana.Bukan mereka yang nyelonong masuk aja.

Mereka akan sopan di rumah Dina hanya ketika ada orang tua Dina.Dan jika orang tuanya pergi,teman-teman nya akan kehilangan akhlak dan membuat rumah Dina seperti kapal pecah kalau bahasa ibu ibu sekarang. Mereka akan anggap seperti rumah mereka sendiri.

"Jadi ni belajar bareng nya??" tanya Dina yang barusan datang.

"Ya jadi lah nyet.orang dah bawa buku berat-berat juga" sakat Aca dengan nada ngegas

"Ya elah,gak usah ngegas juga kali"balas Dina." ya udah kalau gitu gua ambil buku dulu deh di kamar "timpal Dina.

" ya udah cepat sana gih"jawab Imel

Sebagai Bunda yang baik,rashel harus menyiapkan kan cemilan,agar Dina dan teman-teman nya lebih semangat untuk belajar.

"Ni Bunda bawain cemilan,biar semangat belajar nya" sambil menebarkan lekukkan senyuman ikhlas dibibir nya.

"Jdi gak enakin ni bun " balas Marsya yang sok tak enakan

"Iddih" aca melirik Marsya dengan mengerutkan keningnya dan alis sebelah turun"sok gak enak kan lo sya,padahal dalam hati lo mau bacot bacot"timpalnya dengan seadanya

" hehehe"marsya menggaruk tengkuk nya yang tagal "ya kan mikir juga butuh energi kali"timpal marsya

"Iy biar kalian tu lebih strong untuk berfikir nya"ujar bunda

" ya ampun Bun jadi ngerepotin ni Bun" ujar Nadia yang sedari tadi hanya diam

"Gak papa lah Bunda rela di repotin asal kalian dapat nilai yang bagus" balas Bunda

"Kirain kalian gak jadi datang" ujar Dina yang barusan datang dari kamar nya dengan membawa buku banyak.

"Ya jadi lah,walaupun hujan deras diluar sana tentu tidak mempengaruhi semangat kami untuk jadi anak sukses kelak" balas tasya dengan kata bijak nya 

"Bacot" balas Aca sambil memperagakan lengkungan pelangi dari tangan nya

Bunda yang mendengar nya hanya bisa menggelengkan kepalanya saja sambil tersenyum lucu melihat kelakuan teman nya Dina "ya sudah Bunda tinggal dulu ya.owh iy jangan lupa di habisin tu cemilan nya "sambil berlalu pergi meninggalkan ruang tamu.

Teman-teman Dina yang melihat rashel sudah tidak ada lagi di ruang tamu mereka langsung menarik tangan Dina dengan spontan.Dina yang ditarikpun terkejut dengan ekspresi wajah yang ketakutan, karena dia sudah dikerubungi oleh teman-temannya itu.Dia seperti menjadi mangsa bagi teman-temannya.

"a-a-... apaan s-sih ka-lian"dengan gugup

" lo gak ingat??  lo itu punya hutang cerita ke kita "sakat Imel dengan mata yang melotot

" ya udah gak kek gini juga kali"sambil menoyor kepala teman-temannya semua

"Ya lo memang harus di gitu-in,kalau gak digitu-in lo gak bakalan ingat" sakat tasya dengan melipatkan kedua tangan nya di dada.

Dina yang dapat protes dari teman-temannya itu langsung mengeluarkan karbon dioksida dengan gusar dan menatap mereka dengan malas.

"Nyesel gua kasih tau kalian" sakat Dina

"Utang ya tetap utang" ngotot Aca

Panca indra pendengaran Nadia yang sedari tadi bekerja rasanya ingin mengeluarkan suara teriakan.tapi bagaimana mungkin,kan dia gak punya mulut jadi dia hanya pasrah mendengarkan ocehan mereka yang gak ada guna nya.

"Jadi gini" ujar Dina yang membuat teman-teman nya sudah diam dan sudah siap untuk mendengarkan ceritanya Dina dengan serius.

                                ________

Don't forget to coment and votenya ya

 

Pacaran Unfaedah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang