Part 4 - Really

24 2 2
                                    

UPDATE!!!!

Happy Reading Guys.

(Ariana Grande - Into You)




Aleena masih tidak percaya apa yang diucapkan oleh Lucas. Sekarang ia berada dimobil milik Lucas dan kembali menuju perusahaan.

Tidak ada percakapan di dalam mobil, mereka sibuk dengan pikirannya masing masing. Sampai tiba mereka di perusahaan.

Aleena masuk terlebih dahulu dibanding Lucas yang masih di dalam mobil.
Selama rapat Aleena mengamati seksama dan serius. Aleena sesekali menghela nafasnya itu menjadi perhatian para petinggi. Aleena benar benar kesal tapi ia tidak menunjukkan raut kesalnya kepada siapapun.

"Bagaimana dengan Miss Aleena?" tanya sang moderator.
"Miss Aleena?" panggil moderator sekali lagi.

Aleena menutup berkas yang ia baca tadi.
"Menurut saya cukup rapat kali ini dan terimakasih" ucapnya. Bodoh ia tidak fokus dalam rapat tadi karena memikirkan ucapan Lucas. Tidak mungkin sekali Lucas berkata seperti itu pasti dia hanya bercanda, batinnya.

Lucas ingin mengejar Aleena dan menjelaskan semuanya. Ia juga bingung kenapa ia bisa berkata seperti itu kepada Aleena, itu diluar kendalinya. Lucas frustasi ia tidak bisa berkonsentrasi bekerja karena memikirkan apakah Aleena marah kepadanya? Atau bahkan dia tidak peduli sama sekali.

Akhirnya dengan tekad yang penuh ia menyikirkan Aleena dipikirannya untuk sesaat dan kembali fokus kepada pekerjannya dan ia akan meminta maaf setelah jam kerja.

***

"apa kau tahu apa yang terjadi diantara mereka Lav?" Tanya Emily yang sedang berada dicafe depan butik Lavina.

"Aku tidak mengetahui sama sekali jika Lucas bekerja di tempat perusahaan temanmu itu Em" jawab Lavina. "sebenernya aku tidak apa apa jika Lucas dekat dengan Aleena, aku bersyukur karena berarti Lucas memang tidak akan pernah mengingat tentang nya" lanjutnya Lavina

"aku akan membantu mu agar mereka lebih dekat lagi dan berpacaran mungkin" ucap Emily antusias.

"tidak usah Em kakakku akan marah jika tahu aku melakukan hal itu kepadanya, Mom bilang biarkan saja dia mencari wanita nya sendiri dengan caranya. Masa lalunya sudah hilang dan ia tidak akan mengingantnya kembali" ucap Lavina menyeruput kopi yang ia pesan.

"baiklah Lav kita doakan mereka supaya semakin dekat, karena Aleena juga sahabat ku dari kecil".

Setelah itu mereka melanjutkan obrolan dan membahas yang lain.

***

Aleena masih berkutat dengan pekerjaannya seharian ini ia memfokuskan pikiran nya pada pekerjaan, karena ia befikir kinerja nya mulai menurun sejak kehadiran Lucas di perusahaan ini. Ia berniat untuk berlembur agar tidak pulang bersama Lucas. Kalira memasuki ruangan Aleena dan menghampirinya.

"Aleena pulanglah, jam kerja telah usai" ucap Kalira. Aleena menyuruh Kalira memanggilnya dengan sebutan namanya saja saat diluar jam kerja.

"pulanglah duluan Lira, aku masih harus membuat laporan untuk proyek kita yang sedang dikerjakan" jawab Aleena, matanya masih menatap layar laptop.

"kau  belum makan siang dan sekarang sudah hampir malam Al" Kalira mengkhawatirkan bos nya ini, karena setelah rapat Aleena langsung menyibukan dirinya dengan menelfon para klien, membaca berkas, dan sibuk mengutak atik laptopnya itu.

"aku baik saja saja Lira, jika aku lapar aku akan memesan melalui OB. Kau pulanglah pasti Revan sudah menjemputmu," ucap Aleena mengusir Kalira.

"kau mengusirku?" Kalira menyipitkan matanya.

Aleena terkekeh "tidak aku hanya menyuruhmu pulang."

"baiklah,jika kau butuh sesuatu hubungi aku."

"baiklah,kau cerewet sekali." ucap Aleena mencibir.

Kalira mendengus dan meninggalkan ruangan kerja Aleena, sebenarnya ia tidak ingin meninggalkan Aleena lembur sendirian. Biasanya ia akan menemaninya,tetapi ia ingat jika hari ini Revan menjemputnya.

Lucas selesai pada pukul 8 malam. Ia menuju ruangan Aleena apakah Aleena masih lembur atau tidak.
Karena Kalira tadi memberitahunya jika Aleena lembur dan belum makan sejak siang tadi.

Ia menuju ruangan Aleena dan ternyata sudah gelap tidak ada seorang pun disana. Akhirnya Lucas segera menuju basement ke mobilnya. Lucas mencoba menghubungi Aleena tetapi tidak dijawab,Lucas merasa ia khawatir jika terjadi sesuatu kepada  Aleena. Akhirnya Lucas melajukan mobilnya ke Mansion keluarga Aleena.

Sesampainya di Mansion keluarga Aleena, Lucas disambut oleh orang kepercayaan keluarga Aleena.

"selamat malam tuan Lucas," sapa Erick.

"malam Erick,apakah Aleena berada di mansion?"

"nona Aleena belum kembali, bukankah nona Aleena seharusnya pulang bersama Tuan?" Tanya Erick.

"sebenarnya seharusnya seperti itu tetapi saat saya keruangan nya, ia sudah tidak ada Erick," jawab Lucas cemas.
"saya akan menelfon tuan Azka,"raut wajah Erick berubah drastis.
"tidak, saya akan mencari Aleena sampai ketemu," ucap Lucas dan meninggalkan Erick.

Aleena memasuki tempat yang ia sering kunjungi, dentuman musik yang sangat keras dan banyak para manusia yang sedang meliuk liukan badan nya. mengikuti irama musik yang sedang dimainkan oleh DJ ternama.

Tetapi Aleena tidak tertarik untuk bergabung  menari seperti yang mereka lakukan. Ia hanya ingin menjernikah otaknya, dengan minuman favoritnya disini. Sesampainya di bar Aleena disambut oleh senyuman Josh bartender disini.

"Aku tau kau pasti ingin berkata, Josh berikan aku minuman yang seperti biasanya iya kan?" ucap Josh.

Aleena terkekeh. "nada bicaramu belum seperti diriku,tetapi benar berikan aku yang seperti biasanya."

"baiklah baiklah."

Hampir tujuh gelas yang sudah dihabiskan oleh Aleena, ia ingin lagi dan lagi. Tidak ingin berhenti sebelum pikirannya benar benar jernih.

Aleena menyodorkan gelasnya ke arah Josh tetapi, Josh menggeleng. "sudah cukup Aleena kau sudah habis tujuh gelas malam ini," ucap Josh kepada Aleena.

"tidak Josh, aku ingin lagi. Please" ucap Aleena.

"tidak Aleena,sebaiknya kau pulang. Besok kau harus kembali bekerja bukan?"

"aku tidak akan pulang sebelum botol yang kau pegang itu habis Josh. " ucap Aleena "kemarikan botolnya Josh," lanjut Aleena meraih botol itu.

Other Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang