Raden itu memang manusia gabut. Bukan dalam artian gabut sebenernya ya. Dia gak gabut gabut amat, masih ada banyak tugas yang ngantri minta dikerjain cuma, dia emang memilih untuk menggabutkan dirinya dengan main sama kucing atau gak keliling kampus naik sepeda.
Wah, Raden go green banget! Kamu pasti mikir gitu kan? Oh, tentunya dia keliling kaya gitu juga ada tujuannya. Kali aja ketemu kucing lain yang menggemaskan atau adik tinggat yang memggemaskan itu juga.
Hehehe.
Itu Raden lagi cengengesan karena pas banget si adik tingkatnya lagi nunggu bikun di halte. Raden pun menghampiri si adik tingkat dan memarkirkan sepedanya.
"Eh, Anya." Sapa Raden, pura-pura kaget karena kebetulan ketemu. Padahal emang dianya udah nyari-nyari Anya di sekitaran Fakultas Kesehatan Masyarakat daritadi.
"Eh, Kak Raden." Jawab Anya sambil senyum. Raut wajahnya kelihatan lagi capek, ditambah beberapa helai rambutnya yang keluar dari ikat rambut warna kuningnya itu. Menandakan si gadis emang habis serius ngerjain sesuatu sampai-sampai rambutnya acak-acakan.
"Capek ya, Nya?"
Pertanyaan Raden tersebut sontak membuat Anya kaget. Kok bisa aja kakak tingkatnya nebak. "Keliatan banget emangnya, Kak?"
"Rambut kamu berantakan, Nya. Kalau pusing istirahat aja jangan diacak-acak rambutnya nanti malah tambah pusing kamunya." Jelas Raden sambil nunjukin senyum andalannya.
"Hah masa??" Anya pun buru buru membenarkan rambutnya. Anya melepas ikat rambut miliknya itu sebelum menguncirnya kembali. Namun, Anya menghentikan aktivitasnya karena Raden dengan santainya sudah duluan mengambil kunciran berwarna kuning milik Anya.
"Aku izin ambil ikat rambut kamu, Nya. Maaf ya, aku lebih suka kamu digerai. Cantik"
Raden sih bilangnya santai sambil nyengir nyengir polos
Kalau Anya-nya, gimana tuh? Gak usah ditanya, udah not responding gara-gara celetukan Raden.
• • •
Selamat tengah malam dari writer. Wah, udah lama banget gak update... SEDIH SIH TAPI memang authornya sedang sibuk berKULIah banget :(
Mungkin bakalan banyak yang bingung dan bertanya-tanya "kok tiba-tiba udah begini?" "Awalnya kenapa?" "Kok loncat-loncat jalam ceritanya?" .....jadi, writernya memutuskan untuk upload tiap momen tiap karkater anak sembilan delapan ganteng tidak sesuai timeline. Alias acak-acak aja sesuka writer. Hehehe. Ngeselin ya? Tapi tenang aja kok, semua akan dijelaskan oleh writer dan juga akan jelas pada waktunya. Kalau kurang jelas coba tanyain Aksa gimana kejelasan hubungannya sama Khansa mungkin nanti ketemu jawabannya hehehe.
Sekian dan selamat tengah malam semuanya<3
KAMU SEDANG MEMBACA
sembilan delapan ganteng // leeknow donghyun juyeon
Fiksi RemajaSembilan Delapan Ganteng : (n). Kalau dilihat ganteng, kalau diperhatiin gendeng. + cerita versi lokal berlatar belakang kota depok + menggunakan lee know, donghyun, dan juyeon sebagai visualisasi + bahasa baku-tidak baku, campuran, sesuai mood penu...