.5.

2.1K 50 18
                                    

.

Jihyun tertegun ketika dilihatnya rambut cokelat panjang seorang wanita menutupi dada telanjangnya. Pria itu memastikan sekelilingnya dan sadar, bahwa kamar yang dihuninya saat ini bukanlah kamarnya. Yang paling penting adalah memastikan bagian bawahnya. Pria itu menyingkap selimut yang kemudian membuatnya merutuk.

Hal penting lainnya adalah identitas wanita itu. Pria itu mengangkat sedikit kepala si wanita, dan tertegun. Wanita itu... Shin Sooyi. Adik dari mantan kekasihnya.

Sooyi terbangun dengan punggung kokoh Jihyun membelakanginya. Kepala pria itu tertunduk. Wanita itu tahu persis apa yang terjadi semalam, tapi ia diam saja. Ia mendekati punggung Jihyun dan memeluknya dari belakang.

"Oppa..."

"Maafkan aku, Sooyi-ah." Pria itu mengusap kepalanya. "Aku tidak seharusnya melakukan ini."

Sooyi terdiam. Pandangan dinginnya terarah pada surai tosca yang sekarang acak-acakan itu. Tubuh Sooyi bergeser. Menghadap Jihyun. Dilihatnya ekspresi putus asa pria itu. Ia sangat menyayangi mantan kekasihnya. Meskipun wanita itu telah meninggal, tapi ia menghormatinya. Sekarang pria itu merasa telah menghianati Sooyeon dengan menyentuh adik kandungnya.

"Kim Jihyun." Sooyi menangkup wajah Jihyun dengan kedua tangannya. Iris cokelatnya menatap Jihyun, meneliti ekspresi pria itu. "Aku sendirian di dunia ini, dan aku merasa hanya punya kau seorang."

"Hubungan ini tak benar. Bagaimana dengan..."

Sooyi segera merengkuh pria itu. Kepalanya bersandar pada dada bidangnya.

"Aku mencintaimu, Jihyun."

"Sooyi..."

"Aku tidak memintamu menjadi kekasihku, atau bertanggung jawab padaku atas kejadian ini." Kata Sooyi lagi. "Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Aku hanya punya kau seorang."

Wanita itu menatap Jihyun dengan iris bergetar. "Aku tidak ingin apapun. Aku hanya ingin kau di sisiku, selalu bersamaku ketika kubutuhkan, menjadi kakak dan sahabat seumur hidup." Jihyun menunduk. "Kau bisa melakukannya?" Pria itu mengangguk menjawabnya. Wanita itu tersenyum lalu tubuhnya sedikit terangkat. Ia mengecup bibir Jihyun. Pria itu tersentak, tapi senyum Sooyi menenangkannya.

"Aku selalu mencintaimu, Jihyun. Sejak dulu."

Iris Jihyun mencermati Sooyi. Wanita itu tersenyum dan menatapnya dengan pandangan lembut penuh cinta. Begitu cantik dan indah. Ia terbius. Tanpa sadar ia menyanggupi dalam hatinya, dan menarik tengkuk Sooyi untuk menerima kecupannya.

Bibir mereka kembali bersentuhan, mengecup, bercumbuan, sekarang mereka saling melumat lidah, bergulat dengan kecapan-kecapan sensual. Jihyun merebahkan tubuhnya perlahan, merengkuh tubuh telanjang Sooyi dalam dekapannya, kemudian menindihnya. Ia memberikan sentuhan dan remasan sensual di sekujur tubuh wanita itu. Bibirnya mencumbu, memberikan rangsangan.

Sooyi melenguh, mendesah. Jihyun memperlakukannya begitu lembut dan hati-hati. Seakan ia berharga. Wanita itu memejamkan mata, dan pria itu terus menyentuhnya hingga ke pusat rangsangan. Memasukkan satu persatu jemarinya setelah beberapa kali rangsangan ke dalam.

"Ji... hyun."

Mata sayu Sooyi mengguratkan senyum lemah pada pria itu. Tubuh Jihyun merendah, ia kembali mengecup Sooyi.

"Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu." Kedua tangan Sooyi menangkup kepala Jihyun, mereka kembali bercumbu, bergulat lidah. Kedua lengannya merengkuh pria itu dan mereka kembali menyatu. Sooyi melepaskan lenguhan ternikmatnya. Ia ingin Jihyun tahu bahwa ia menerimanya dengan senang hati.

Kedua kakinya terlebar sempurna dan saling mengikat diri pada pinggul Jihyun. Pria itu menyentakkan pinggulnya berkali-kali tepat ke pusat Sooyi. Mereka masih saling melumat lidah, sembari sesekali mengambil napas, Sooyi mendesah dan Jihyun menggeram ketika merasakan vagina Sooyi menjepit dirinya begitu kencang.

Something Only We Know [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang