Orang Tak Dikenal

33 5 0
                                    


.

.

.

.

.

.

"Hei kau!"

Seseorang yang menabrak ku,menghentikan langkah nya.

Bisa ku tebak dia pasti kakak kelas ku,di lihat dari bentuk tubuh yang tinggi yang berisi,serta seragam yang terkesan telah di makan waktu itu. Kalian paham maksud ku bukan? Seragam osis yang tampak pudar.

Ku tatap punggung tegap berbalut jaket hitam itu. Geram! Ia tak berbalik untuk sekedar minta maaf,ia malah memunggungi ku dan terus menunduk.

 Geram! Ia tak berbalik untuk sekedar minta maaf,ia malah memunggungi ku dan terus menunduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau jalan tuh lihat kedepan!"

Butuh waktu sekitar setengah menit,untuk ia menjawab.

"Lihat ke depan? Jika aku tak memiliki mata...bagaimana aku bisa lihat kedepan?" Ujar nya tetap menunduk,lalu segera berbalik menatap ku.

Dia bilang ngga punya mata? Lihat tuh! Matanya lengkap sedang menatap ku,dengan tatapan yang sulit di arti kan.

"Hei! Kau salah! bukan nya minta maaf malah ngajak war!" Ujar ku sedikit berteriak mencoba mengalah kan suara petir di langit.

Ini sungguh aneh,hujan mereda...tapi langit mengamuk.

Entah apa yang terjadi dengan laki laki di hadapan ku itu,aku sekilas melihat ia tersenyum(?) namun senyum itu tak bertahan lama.

Ia berbalik,melanjutkan langkah nya yang sempat tertunda. Astaga! Ia sungguh menyebalkan.

Aku mengumpat, melontarkan berbagai sumpah serapah kepada kakak kelas yang tak sopan itu.

Dan berharap kepada langit yang mengamuk di sana,agar menghantarkan ucapan sumpah serapah ku kepada nya.

Segera ku ambil payung laknat itu. Dan melanjutkan langkah ku untuk pulang.

Baru beberapa langkah aku kembali menengok kebelakang,untuk melihat 'Orang Tak Dikenal' itu.

Nihil

Laki laki itu lenyap tanpa jejak. Tunggu! Seharusnya dia kan masih jalan di lorong ini.

Alah bodo amat.

Aku kembali berjalan.

.

.

.

.

.

.

.

.

Keesokan harinya.

Syukur lah,pagi ini yang menyambut ku ialah sang mentari dengan suara kicauan burung yang menghiasi di tiap langkah ku menuju sekolahan.

Hujan & Payung RusakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang