Sebuah Awal

2 1 0
                                    

Selamat Membaca

.

.

.

Bruk

Aku membanting tubuh lelah ku ke ranjang. Tentu saja setelah selesai mandi dan berganti pakaian.

Memejamkan mata, mencoba mengusir lelah yang menyelimuti.

Beberapa menit kemudian aku membuka kedua kelopak mata, menatap atap.

Aku bisa mendengar dengan jelas suara itu.

Yeah, hujan.

Deras sekali.

Hawa dingin pun langsung menusuk ku.

Sial, aku benci hujan dan dingin.

Aku bangkit duduk, meraih selimut tebal berwarna biru langit di sudut ranjang dan langsung menyembunyikan seluruh tubuh ku dalam selimut.

Ah, lumayan lah untuk mengusir hawa dingin.

.

.

.

.

.

TAP    TAP      TAP

Aku berjalan penuh semangat menuju sekolahan, padahal saat ini sedang gerimis.

Entah ada apa dengan diri ku...

Apakah ini efek dari kejadian tadi malam?

Plakk

Aku menepuk pelan pipi kanan ku.

"Tidak! Bukan karena itu!"gumam ku.

"Dinarrr!"

Suara nyaring dari arah belakang memanggil ku.

Aku menoleh, itu Riri dengan payung motif bunga bunga merah di genggaman nya.

"Selamat pagi! Ehm, ngga bawa payung?"tanya nya sambil berjalan beriringan dengan ku.

"Bawa"

"Loh? Terus kenapa ngga di pakai? Gerimis loh..."

"Hm, ngga! Lagi pengen aja kena air hujan"sahut ku.

Tu-tunggu!

Apa yang barusan ku katakan??!

"Eh?"

Riri memasang wajah shock.

Aku? Dinar Argatia

Manusia pembenci hawa dingin, ANTI yang nama nya HUJAN.

Tiba tiba berkata seperti itu.

Deg

Spontan ku tolehkan kepala ku kesamping kanan.

Menemukan kakak kelas penyuka hujan itu, tengah berdiri di bawah pohon.

Ia menatap kearah ku dengan senyuman.

Seolah olah tengah mengejek ku dan berkata.

'Keh, jadi suka sama hujan toh?'

Segera ku tarik Riri, pergi dari tempat itu.

Riri makin memasang wajah bingung pada sikap ku.

"Eh... Tunggu dulu, Dinar! Ada apa sih? Kok buru buru"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hujan & Payung RusakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang