#8: Tak Terduga

35 4 1
                                    

          Hari itu aku hanya mendengar suara suara yang merindukan kepulihan. Jujur aku tidak paham. Hanya beberapa orang yang terdengar. Dimensi ruang dan waktu yang tak tentu. Aku berusaha membuka mataku perlahan, tapi cahaya terlalu terang. Silau yang aku rasakan. Mungkinkah ini surga? Tapi kenapa ada selang yang tersambung pada hidungku? Kenapa juga ada selang infus? Apa yang sebenarnya terjadi?

***

"Dokter dia sadar..." teriak wanita itu. Yang pasti aku tidak mengenalnya. Datang seseorang yang berbaju putih dengan stetoskop tergantung dilehernya.
"wah baguslah... artinya sudah ada kemajuan." kata dokter itu. Aku bingung saat itu, apa yang mereka bicarakan. Lalu aku bertanya, "siapa kalian? kenapa aku disini?" tanyaku ketakutan, sebelumnya aku di tempat itu, kenapa bisa disini.
"tenang Fajar..." kata wanita itu
"Bukan... namaku Jafar," teriakku meronta. Wanita itu hanya diam.
"ini adalah salah satu akibat dari syndrome itu..." ketus dokter
"syndrome apa maksudmu?" tanyaku.
"sebaiknya kamu istirahat dulu," pinta dokter
"Tidak... aku ingin jawabannya sekarang. Kenapa aku disini? Seharusnya aku mati karna salahku?" pintaku dengan keras kepada mereka berdua. "Hey... wanita, kau bisa ceritakan sesuatu padaku," teriakku pada gadis lugu itu.
"Baiklah. Jadi, kamu itu memiliki penyakit Syndrome Kleine Levin, sebuah sindrom yang mirip dengan dongeng putri tidur," jelas dokter.

             Jadi selama ini itu hanya mimpi? Mungkinkah? atau mereka menipuku? Putri tidur, tidak mungkin ada penyakit seperti itu? Atau episode 31 hari itu hanya mimpi?

"sebagai efek samping dan resiko pengobatan, kamu akan mengalami Amnesia" lanjut si dokter.
"coba aku tanya.." kata gadis itu, "siapa diriku?"lanjutnya.
Aku menggelengkan kepala karna tak tau. Dan memang benar benar tak tau. Gadis itu hanya menangis tersedu sedu. Aku hanya menyampaikan kenyataan.

"lalu apakah dia bisa pulang dok?" tanya gadis itu.
"setelah dirawat tiga hari disini, kondisi tubuhnya di anggap normal, maka dia boleh pulang. Sindrom ini sudah disembuhkan, jadi tenang saja, tidak akan muncul lagi, hanya saja dia mengalami Amnesia yang entah kapan bisa disembuhkan. Sekarang itu menjadi tugasmu, membuat memori baru atau membangkitkan memori lama ke dalam ingatannya." kata si dokter panjang lebar. Lalu pergi dari ruangan itu. Aku hanya bisa pasrah dan berserah.

         Tapi ini masih menjadi teka teki. Bagaimana bisa? Aku tidak amnesia! Aku ingat segalanya yang terjadi. Aku Jafar si pembunuh bayaran anggota The Knight Side. Kenapa kisah hidupku berlanjut kesini?

        Wanita itu duduk dan masih menangis sesenggukan, di sofa sebelah tempat tidurku. Aku tidak ingin menyakiti hatinya, dia hanya gadis lugu. Aku rasa dia memang gadis yang baik. Aku akan berusaha akrab dengannya. Aku canggung untuk memulai, tapi yasudahlah, aku ingin mengungkap misteri yang terjadi pada hidupku.

"Ehem...., hai," sapaku padanya. Sekarang aku bisa dengan jelas memerhatikan wajahnya. Dia mirip Putri, intel, investigator dalam pembunuhan itu. Polisi cantik yang aku dambakan. Mungkinkah dia?
"Apakah kau Putri?" tanyaku padanya. Dia menangis sesenggukan, mengusap usap matanya, berusaha melukiskan senyum di wajahnya. Berdiri dan mendekati tenpat tidurku.
Lalu menjawab dengan perlahan, "Bu..bukan, Jar, namaku Intan," katanya. Intan? siapa lagi Intan. Semakin tidak jelas hidup ini. Jar? Fajar?? Namaku Jafar.
"maaf setauku namaku Jafar bukan Fajar, dan kamu siapa?" tanyaku. Dia meneteskan air matanya lagi, tapi menunjukkan senyum kecut pertanda ketidak percayaannya terhadap sebuah keadaan. Mungkin rasa kecewa juga, namun Ia seolah berusaha iklhas menerima keadaan ini. Aku tidak mengerti ekspresi wajah yang dia tunjukkan. Lalu dia menjawab dengan suara halus, maksudku suara yang perlahan, "aku Intan, calon istrimu..."
"Apa?" aku terkejut dan terperanjat. Tidak menduga, namun aku sama sekali tidak mengenalnya. Tidak mungkin. Pantas saja dia menangis saat aku bilang tidak mengenalnya. Mungkinkah sekarang aku bermimpi? Aku memejamkan mataku lagi, berusaha membangunka Jafar, bukan Fajar, tapi saat kubuka lagi mataku, yang nampak dia lagi. Apakah ini nyata? Akan aku hadapi akan aku cari semua misteri ini.

"maaf, ini adalah suatu hal yang tak terduga bagiku. Maaf jika aku membuatmu sakit hati...jujur..." kataku, lalu dipotong olehnya
"tidak apa, kamu itu sedang Amnesia, jadi tidak ingat sesuatu, termasuk diriku." jawabnya dengan senyum kecutnya, sambil merobek robek tisu yang telah basah oleh air mata.
"aku merasa diriku tidak mengalami amnesia, aku mengenal siapa diriku, dan setauku kamu itu Putri, seorang polisi" jelasku padanya

"hahaha,.." dia tertawa kecil
"mungkin itu bagian dari sindrom itu." lanjut Intan
"Maksudnya?"
"seperti yang dikatakan dokter tadi, kamu itu mengalami sindrom seperti putri tidur. Kamu telah tidur selama satu bulan." jelasnya
"satu bulan? tidak mungkin" bantahku
"tidak mungkin? Buktinya dirimu sendiri mengalami, Sindrom Kleine Levin," bantah si Intan lagi, meningatkan padaku.
"yang aku tau, aku ditembak menjalani hukuman eksekusi mati..."
"hahaha..., itu bagian dari mimpi selama kamu tertidur" jawabnya.

         Aku semakin bingung dibuatnya, jadi aku berusaha mengingat ngingat nya. Memori apapun tidak muncul dalam pikiranku. Tak ada satupun ingatan yang muncul. Aku semakin penasaran.

"baiklah... bolehkah?"tanyaku
"boleh apa?" tanya Intan balik kepadaku.
"bolehkah kau menceritakan kenapa aku bisa seperti ini?"
"tentu saja boleh, mungkin ini akan membantumu mengingat. Kita akan jalani hidup seperti semula," jelasnya
"ya... semoga ya, aku berharap juga bisa memecahkan misteri ini."

Dia mengambil sebotol minuman, dan mendekatkan sebuah kursi ke tempat tidurku.
"aku duduk dulu, capek berdiri," katanya dilanjutkan dengan senyum manisnya. Akhirnya memunculkan senyum manis itu. Meminum air yang dia ambil tadi, "mau?" menanyakannya kepadaku. "tidak, terima kasih" jawabku. Lalu dia menaruh botol di atas lantai. Menatap mataku dalam dalam.
"JADI CERITANYA SEPERTI INI........"

TUNGGU KELANJUTAN CERITANYA DI BAGIAN SELANJUTNYA. ITU-PUN KALAU SEMPET NGEKANJUTIN.

JIKA SUKA VOTE CERITA INI, DAN FOLLOW AKUN INI.

UNTUK KEBAIKAN DAN KESEJAHTERAAN CERITA DAN PEMBACA, SANGAT DIHARAPKAN KRITIK DAN SARAN YANG MEMBANGUN.
SALAM PENULIS AMATIR

#PURBACARAKA_SENJA

JAFARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang