1 ¦ Tetangga

229 35 4
                                        


Bel sekolah pun berbunyi, menandakan jam pelajaran telah usai tepat dipukul 4 sore, dengan cekaten nata membereskan beberapa buku yang ada di depannya.

"Baiklah anak-anak, saya akhiri sampai disini. Jangan lupa untuk dikerjakan PR nya dan akan saya tagih besok lusa——dan kamu nata, lain kali jika saya mengajar itu diperhatikan bukannya malah tidur, kalau kamu kepergok saya lagi saat kamu tidur jangan harap  dapat nilai A+ dalam mata pelajaran saya" ujar bu Dina yang terkenal akan kekejaman nya kepada siswa nya, dia memang terlihat pendiam tapi diam-diam menghanyutkan, ia akan mencatat murid yang suka melanggar peraturan dan tak segan-segan akan memberikan nilai 0 pada mereka.

Mendengar penuturan bu dina, nata hanya menunjukkan jari telunjuk yang ia satukan dengan ibu jari membentuk lingkaran yang menandakan Oke kearah bu dina dengan ekspresinya yang datar.

"Eh, nata.." panggil salah satu siswa yang membuat langkah kaki nata terhenti, lalu menoleh kearah nya. Seorang gadis sedang tersenyum kearah nata sembari merangkul pundak nata, mereka berdua pun melanjutkan langkah kaki mereka menuju gerbang sekolah.

"Gue denger, ada murid baru ya di XI IPA 1? Katanya cowo, gimana?"

Kalau sudah begini, nata tidak suka, bagaimana tidak? Yang dibahas pasalnya cowo yang sudah mengusik jam tidur siangnya. "Gimana apanya?" Tanya nata yang pura-pura tidak tahu, ia tahu bahwa temannya ini, si Nana pasti akan menanyakan penampilan dari cowo tersebut.

"Ah lu mah, ya dia kaya gimana? Ganteng gak? Keren? Atau gayanya kaya fuck boy bandung?" Cerewet Nana, sedangkan nata hanya menanggapinya dengan nafas helaan.

Kini nata melepas rangkulan temannya secara halus, "udah ya, angkot gue udah nungguin tuh. Gak usah tanya-tanya soal murid baru, ketahuan si mark nanti berabe lagi urusannya"

"Sialan lu, nat" umpat nana pada nata yang sudah berjalan menjauh darinya.

Baru saja nata mendudukan bokongnya, tiba-tiba seseorang yang tidak dia harapkan muncul di hadapannya, sebelum akhirnya sosok tersebut duduk di sebelahnya.

"Eh, nata—ketemu lagi, emang jodoh kali ya" celetusnya yang tanpa sadar membuat nata bergidik ngeri, lalu nata melirik nya sebentar.

"Daripada berjodoh sama lu, Adi Bhaskara. Mending gue jadi perawan tua, gapapa gue rela"

"Yakin nih nat? Nolak cowo seganteng gue?"

"Udah, gak usah kegatelan—— dan inget, gue gak kenal sama lo"

"Hahaha bisa gitu ya?"

"Gitu gimana?"

"Nata gracya fernanda, lo aja tadi nyebutin nama lengkap gue, masa gak kenal gue?"

"Bangs*t" maki nata dalam hati, berusaha memendam amarahnya, tanpa ia peduli kan lagi si adi yang masih setia dengan mulut yang berkomat-kamit sendiri. Sedangkan adi yang merasa di cuekin hanya tersenyum kecut.

"Loh, kok turun di komplek gue sih?" Tanya nata keheranan, karena ternyata adi turun disini juga, adi hanya menggidikan bahunya tidak tahu. Tanpa memperdulikan nata yang masih kebingungan, adi pun meninggalkannya.



Gadis berambut panjang tersebut kini sedang berguling-guling tidak jelas sedari pulang sekolah, bukan tanpa alasan ia melakukan hal tersebut, pasalnya ternyata adi tinggal dirumah yang posisinya ada dirumah nata.

"Huh.. kok bisa sih? Gue kan gak mau tetangga-an sama cowo sok ganteng, apalagi tadi dia malah rumpi sama cewe-cewe"

Tok..tok..tok

AdiNataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang