03 ¦ yakin?

126 33 6
                                    


Keluar dari bilik kamar mandi, kini kakinya berjalan menuju almari, sesudah memakai pakaiannya kini nata turun kebawah berniat untuk mengambil makan karena perutnya sedang minta diisi. Suasana begitu sepi pasalnya sang mama masih keluar untuk arisan ibu-ibu PKK, ayahnya? Sibuk dengan laporan kerjanya dikamar, soobin? Entahlah, mungkin dia masih asik nongkrong dengan teman-temannya.

Membuka tudung saji, alangkah terkejutnya, pasalnya tidak ada satupun makanan, mengembungkan pipinya kemudian menghela nafas kasar. Disaat lapar menyerang tidak ada satupun makanan, berniat untuk memasak mie namun nata hari ini cukup lelah atau malas melakukannya. Nata pun pasrah dan hanya duduk di meja makan sembari menenggelamkan wajahnya dikedua tangannya yang ia letakkan di meja.

Tiba-tiba suara tarikan kursi mengejutkan nata, dapat ia lihat sosok sang adik yang begitu tampan sedang duduk di depannya sembari menunjukkan ekspresi kebingungan.

"Kenapa kak?" Tanya soobin khawatir, nata hanya menggeleng.

"Laper dek, gak ada makanan" keluh nata sembari mengelus perutnya.

"Kan ada mie, masak sana"

"Males ah dek, kakak cape nih"

Soobin terkekeh melihat kakaknya yang terlihat lemas, lalu tangannya mengeluarkan sebuah bungkusan. "Kasihan bener, nih soobin bawain burger plus minumnya" dikasihnya bungkusan tersebut kepada nata, mata nata pun berbinar.

"Kenapa gak bilang dari tadi sih, dek?"

"Mau lihat wajah jelek kakak dulu tadi"

"Iss.. nyebelin bener, ini buat kakak kan?"

"Iya, emang buat siapa lagi?"

"Kirain buat diri sendiri"

"Niatnya sih begitu"

"Nah kan, ya udah ayo makan bareng"

"Tapi—"

"Udah gapapa, nih bagi dua"








Setelah menghabiskan burger dari soobin, nata mengambil camilan dan susu cream untuk menemani dirinya yang akan melanjutkan menonton acara tv. Nata berjalan kearah ruangan keluarga, begitu pula soobin yang mengekor dibelakang.

Kini nata mendudukan dirinya di sofa berwarna coklat tua, diikuti pula dengan soobin.

"Tadi dianter sama siapa?" Tanya soobin, nata pun menoleh kearah adiknya tersebut.

"Temen" jawab nata singkat lalu melanjutkan kegiatan ngemil nya.

"Masa? Kok ganteng kak temennya" tiba-tiba nata tersedak saat mendengar penuturan soobin barusan, nata tidak salah dengar bukan?

"Biasa aja kali, sampe keselek begitu" celetus soobin sembari memberikan minum ke nata. "Apaan sih? Dia gak ada gantengnya sama sekali, yang ada nyebelin"

"Masa? Gue kira pacar kakak"

"Apa?!" Nata meninggikan suaranya tak percaya dengan pernyataan soobin, sedangkan soobin hanya berusaha menutup telinganya agar selamat dari pekikan nata.

"Biasa aja dong kak, kalau soobin budek gimana?"

"Lo duluan sih, intinya dia bukan pacar kakak!"

"Kalau sampe pacaran?"

"Nope, that's impossible"

"Kalau beneran?"

"Gak bakal"

"Awas jilat ludah sendiri"

"Soobin, tipe kakak bukan kaya dia"

"Yakin?"

AdiNataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang