04 : Yoon Sinhwa

8 2 49
                                    

Suara bising sudah terdengar pagi ini. Keributan kecil itu berasal dari rumah keluarga Yoon.

Dan yah, berasal dari kakak beradik yang meiliki paras mirip atau kalian biasa menyebutnya kembar yaitu Yoon Sinhwa dan Yoon Sanha.

Dua orang itu sedari tadi ribut sendiri, entah karena sarapan, saling ejek, karena menghina penampilan satu sama lain, bahkan sekarang mereka sedang rebutan bundanya.

Memang di keluarga Yoon itu tidak ada istilah tenang.

"Bun tuh tuh si Sanha suka ngatain aku bun." Sinhwa mengadu ketika lagi lagi diejek oleh Sanha.

"Sanha sanha, gue ini abang lo ya." Sanha menggetok kepala Sinhwa dengan sendok.

Sinhwa mengusap kepalanya, bibirnya mengerucut kesal.

"Bundaaa si Sanha jahat bunn." Gadis Yoon itu kembali mengadu, sementara Sahna sibuk melakukan dubbing suara adik kembarnya yang sangat hobi mengadu dan mengganggunya itu.

"Kalian berdua itu sama aja, berisik. Bikin bunda pusing aja. Udah sana berangkat." Bunda yang baru datang langsung mengomel karena kedua anaknya yang sudah SMA itu masih saja tidak bersikap dewasa.

"Bunda kok gitu si kan-" Baru ingin menyela tiba tiba Sanha menjejalkan selembar roti ke mulutnya.

Sinhwa menggeram kesal lalu mengunyah roti tersebut dengan brutal. Sementara Sanha malah kembali memakan serealnya tanpa banyak perduli.

Ayah sendiri tak menyahuti, pria paruh baya itu masih membaca korannya tanpa terganggu. Memang kakak beradik Yoon itu tak pernah damai.

Setelah menyelesaikan sarapannya. Yoon Sinhwa dan Yoon Sanha segera berangkat sekolah.

Saudara kembar itu segera berpamitan lalu beranjak keluar dan segera berangkat. Dan tentu saja sambil beradu mulut.

🖤🖤🖤

Sinhwa melemparkan helmnya secara asal ke Sanha. Untungnya laki laki Yoon itu tangkas menangkap lemparan kembarannya yang kurang ajar itu.

Gadis Yoon itu merapikan rambut berponinya. Meski selanjutnya menjadi berantakan karena diusak secara acak oleh Sanha.

"Gue ke kelas duluan. Bye." Ucap laki laki Yoon itu tanpa bersalah dan pergi begitu saja.

"Yoon Sanha!" Sinhwa berteriak kesal karena tatanan rambutnya dirusak oleh kembarannya.

Gadis itu kemudian berjalan menuju kelasnya sambil bergumam kesal. Dia merapikan rambutnya lagi. Haish kembarannya itu sungguh mengesalkan. Begitulah pikirnya.

Dari tempatnya berdiri, gadis itu melihat dua punggung familiar sedang berjalan beriringan. Sinhwa berlari kecil lalu menyerobot ditengah dua orang laki laki itu.

"Pagii." Ucapnya sambil tersenyum.

"O"
"Pagi" Dua orang itu menjawab dengan kalimat berbeda.

"Weis, Lee Minho sekarang bawa tas?" Sinhwa menggoda laki laki bermarga Lee itu ketika melihat tas selempang hitam tergantung di pundaknya.

"Iya dong, biar ga dikatain kaya orang gak niat sekolah." Sinhwa malah tertawa pelan, sadar bahwa ucapan itu tertuju padanya.

Ketiga orang itu berbincang sambil berjalan menuju kelasnya. Tanpa gadis itu sadari. Pagi itu, ada dua hati yang terjebak semakin jauh dalam labirin pesonanya.

Ketiganya sampai diambang pintu kelasnya. Sinhwa dan Hyunjin beranjak masuk namun berbeda dengan Minho. Laki laki berpierching itu hanya melempar tasnya asal ke bagian belakang kelas lalu berlalu begitu saja.

Re-takeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang