Hari sudah menunjukkan malam Changbin pamit pulang, Felix sudah tidur mungkin kecapean gara-gara berharian main game sama Changbin. Changbin benar-benar tidak beranjak dari Felix karena Changbin takut akan terjadi seperti tadi siang walaupun ternyata itu bukan dari kamar Felix.
"Tante Changbin pamit ya, kalau ada apa-apa Tante cepet hubungin Changbin"
"Iya kamu istirahat yang banyak besok sekolah jangan bolos, biar Tante yang jagain Felix"
Changbin mengangguk dan mulai meninggalkan ruangan
Skip.
Jam menunjukkan pukul 1 pagi, Felix yang tadinya tertidur pulas kini menjadi gelisah nafasnya tercekat seperti ada yang mencekik nya
Felix memukuli ranjang nya dengan kuat dia tidak mampu menahan dadanya yang sesak, mama nya Felix menyadari suara bising itu
"Felix are you okay?" Tanya mamanya Felix
Perlahan mendekati Felix dan melihat keadaan Felix dengan cepat mamanya Felix menekan tombol merah
Dokter dan perawat datang dengan sangat cepat
"Sudah kuduga akan seperti ini" kata dokter itu setelah melihat keadaan Felix
"Tolong ambil kan alat nebulizer sekarang juga" perintah dokter itu
"Baik dok"
Dokter itu memasang kan masker oksingen untuk sementara setidak Felix bisa bertahan sedikit. Mama Felix sudah menangis, dia mendial nomor Changbin
"Hikss Changbin.."
Mamanya Felix tidak bisa menahan tangisnya
"Ada apa Tante?"
"Fe-felix.. hikss"
"Changbin kesana"
Tutt..
Perawat datang dengan perlengkapan alatnya
"Felix kamu dengar dokter kan?"
"Coba kamu tarik nafas kamu terus hembuskan"
Tidak mudah bagi Felix melakukannya dengan perlahan, ini juga pertama kali nya Felix merasakan seperti akan menghadapi kematian nya
"Ulangi terus sampai kamu tenang"
Cukup lama menunggu Felix untuk tenang, mamanya Felix selalu berusaha menuntun nya
"Felix" Changbin baru datang
"Tante Felix kenapa?"
Changbin seperti terjatuh dari gedung yang tinggi, sangat sakit rasanya melihat Felix menggunakan alat itu lagi.
Felix menggeleng entah apa maksudnya
"Kamu kenapa?" Tanya Changbin
"Nah sekarang coba kamu pakai yang ini, lakukan sama yang seperti tadi" ujar dokter itu
"Keluarga pasien bisa ikut saya sebentar?"
"Iya dok" kata mama Felix
"Tolong lepaskan jika asapnya sudah habis" kata perawat itu pada Changbin
Changbin mengangguk paham
"Fel.. " lirih Changbin yang hampir meneteskan air mata nya
Felix menggeleng
"Jangan bilang gakpapa terus kamu tau kakak selalu takut liat kamu kaya gini, tidur kakak gak tenang untung Tante telpon ternyata firasat kakak benar kan"
Felix hanya menatap nya diam, Felix membentangkan tangannya menandakan ingin pelukan Changbin. Changbin segera mendekati Felix dan langsung memeluk Felix
"Fel.. jangan tinggalin kakak" lirih Changbin
"Hmm I will stay" jawab Felix dengan suara paraunya.
"Kondisi anak ibu sedikit parah, yakin tidak mau melakukan kemoterapi? Felix dengan sakitnya dan mental yang seperti itu akan sulit bertahan, sebelum terlambat"
"Saya mau melakukan kemoterapi dok tapi Felix tidak mau saya sudah bujuk Felix terus menerus tapi tetap saja Felix tidak mau"
"Kalau begitu besok coba diskusikan lagi"
"Baik dok akan saya coba, kalau begitu saya permisi"
"Baiklah" kata dokter itu lalu tersenyum
Mamanya Felix kembali ke kamar Felix, dia tersenyum saat Felix yang sudah terlelap tidur dipundak Changbin
"Changbin.. rebahkan aja Felix nya"
"Katanya kalo dia rebahan sesak, makanya dia tidur gini" kata Changbin
"Changbin, Tante mau minta tolong boleh?"
"Boleh tante apapun itu Changbin bakal tolong"
"Tolong bujuk Felix untuk kemoterapi"
Changbin terdiam.