4. PAGI

47 6 0
                                    

          Cahaya matahari perlahan masuk memenuhi sudut-sudut kamar. Tebalnya gorden berwarna abu-abu ternyata tidak bisa menghalangi cahaya itu untuk masuk ke dalam ruangan. Rupanya bukan hanya cahaya matahari saja yang membangunkanku , tapi juga obrolan Kia dan Annya. Ternyata Kia dan Annya sudah bangun terlebih dulu.

          "eh, kalian udah bangun?" kataku memutus obrolan mereka

         Kia dan Annya tersenyum lebar. Senyum mereka mengartikan senyum kebahagiaan. Aku yang tidak mengerti dengan mereka hanya menatap mereka dengan tatapan heran

          "kalian kenapa? Kalian sehat kan?" Aku membenarkan posisi dudukku.

Kia dan Annya berlari ke arahku dan langsung memelukku, membuatku semakin tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada Kia dan Annya

          "ih kalian ini kenapa sih" aku melihat Kia dan Annya dengan kening yang mengkerut

          "Annya bakalan pindah di Surabaya, dia juga pindah sekolah ke sekolah kita" jelas annya sambil melepaskan pelukan

          "seriusan?" tanyaku kepada Annya untuk memastikan kebenarannnya. Annya hanya membalas dengan anggukkan dan senyuman

          "ini bukan prank kan?"

          "kebanyakan nonton youtube nih anak" kata Kia

          Aku pun memeluk mereka dan berteriak girang. Ini berita baik untukku, Aku semakin punya banyak waktu bareng Kia dan Annya

          "eh btw, kenapa tiba-tiba pindah ke sini?" tanyaku pada Annya sambil melepaskan pelukan

          "karna papaku ada kerjaan di Surabaya lumayan lama. Dan mengharuskan untuk tinggal disini" jelas Annya

          "Annya juga bakalan tinggal di komplek ini loh" Kata Kia dengan mengangkat satu alisnya ke atas

          "bener apa yang dibilang Kia?" tanyaku pada Annya untuk memastikan apa yang Kia bilang

          "iyaa. Aku tinggal di blok Y no. 12" Annya menjelaskan dengan senyum yang mengembang

Aku yang mendengar penjelasan Kia dan Annya sontak membulatkan mata tidak percaya, dan berkali kali melihat Kia dan Annya yang ada disebelah kanan dan kiri ku.

          "Kamu kesurupan ya ze" ucap Kia, kali ini Kia memukulku dengan bantal

          "Apaan sih" aku pun membalas pukulan Kia dengan bantal. Dan Annya pun melakukan hal yang serupa.

          Saat aku membalas pukulan Annya, Kia pun memukulku lagi dan dia berlari. Aku pun turun kasur dan mengejar Kia, sedangkan Annya mengejarku. Sampai akhirnya kita kejar-kejaran dengan bantal yang ada di masing-masing tangan kita

          Tok.. Tok.. Tok...

Kita pun terdiam saat mendengar suara ketukan dari balik pintu kamar

          "dek, ayo makan" suara kak Bia yang jelas terdengar dari balik pintu

          "iyaa kak, bentar lagi kita turun" jawabku

          Setelah tak terdengar lagi suara kak Bia, Kia tersenyum dan melempar bantal yang ia pegang ke arahku, Annya pun meniru apa yang dilakukan Kia.

          "makan yuk, yang terakhir dikunciin di kamar" aku melirik Kia dan Annya dan langsung berlari kearah pintu kamar.

Saat tanganku ingin membuka pintu kamar tiba-tiba suara Kia menghentikanku

          "Ze, kamu kan belum mandi" kata Kia dengan tawa yang terbahak-bahak. Kali ini Annya juga menertawakanku

          "eh iyaa" aku memepuk jidatku dan berlari ke kamar mandi. Kia dan Annya masih dengan tawa nya

          Selama aku mandi, Kia dan Annya merapikan kamar lalu menungguku di balkon kamar sambil menikmati suasana pagi ditemani dengan cahaya matahari. 15 menit selesai mandi,Aku menghampiri Kia dan Annya

          "turun yuk, Ayah, Amma, sama kak Bia udah nungguin" ajakku

          Kita pun turun langsung menuju ke meja makan. Benar saja ayah, amma, dan kak Bia sudah siap untuk makan. Kia duduk berhadapan dengan ayah, Annya berhadapan dengan Amma, dan aku berhadapan dengan kak Bia

          "pagi ayah, pagi amma, pagi kak Bia" sapa Kia

          "pagi nak" jawab ayah dengan senyuman

          "pagi sayang" jawab amma yang sedang mengambilkan nasi untuk kita semua

          "pagi Kia" jawab kak Bia

          "lauknya ambil sendiri ya" kata amma

          "siap amma" kata Annya

          Amma mengambilkan sayur sop dan perkedel daging untuk ayah, kak Bia mengambil capcay dan bola-bola mie yang berisi udang, sedangkan aku, Kia dan Annya mengambil menu yang sama yaitu capcay, bola-bola mie dan ayam kecap

          "amma, Annya mau pindah ke komplek ini loh" ucapku

          "oh iya? Kapan?" tanya amma dengan makan sesuap nasi

          "minggu depan amma" jawab Annya

          "bisa sering-sering main kesini dong" kata kak Bia dengan mengangkat alisnya

          "iyaa dong kak" Annya pun menebarkan senyum pada kak Bia

          "ma, aku berangkat dulu ya" pamit ayah pada amma yang sudah siap untuk berangkat kerja

          "hati-hati ya yah" Kata amma dengan mencium punggung tangan ayah

          "Kia, Annya,Bia, Zea ayah berangkat kerja dulu ya" pamit ayah pada kita semua

          "Hati-hati ya yah" Kataku, dilanjut oleh kak Bia, lalu Annya, dan terakhir Kia

          Setelah semua selesai makan, Aku dan Kia membersihkan meja makan, sedangkan Annya membantu kak Bia mencuci piring. Kurang lebih 15 menit membersihkan meja makan dan mencuci piring. Aku,Kia dan Annya duduk di sofa ruang tengah.

          "kita keliling komplek sini yuk Ze" Ajak Kia

          "boleh juga tuh" kata Annya

          "yauda yuk, tapi aku mau ngambil hp dulu ya di kamar" Kataku

          "okee" Kia menjawab dengan santai

          Aku langsung berlari menaiki satu persatu anak tangga untuk menuju ke kamarku. Dan aku mengambil hpku yang ada di atas nakas. Notifikasi hp ku menunjukkan 2 pesan Whatsapp yang belum ku baca, jelas saja pesan itu dari Arka.

Arka

"pagi zea"

"udah bangun belum?"

"udah"

          Setelah membalas pesan Arka. Aku menghampiri Kia dan Annya yang sedang berada di ruang tengah. Kita pun berjalan-jalan keliling komplek.

          " Ze, aku ijin pulang nanti malam ya" ucap Annya di tengah-tengah perjalanan kita keliling komplek

          "katanya seminggu, ini kan masih 3 hari" jawabku

          "aku harus mengurus surat pindah. Kan aku mau tinggal di komplek ini" kata Annya menatapku dengan senyuman manisnya

          "yauda gpp" aku pun menarik ujung bibirku meskipun dengan berat hati dan kita bertiga pun berpelukan

***

          Usai makan malam, Aku dan Kia mengantar Annya ke bandara juanda. Setelah pesawat yang Annya tumpangi take off, aku pun mengantar Kia untuk pulang ke rumahnya. Rumah Kia tak jauh dari rumahku, kita satu komplek hanya saja beda blok

ZEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang