BAB 07 Aku bukan pengganti

17.2K 2.6K 99
                                    

Hari ini, Shifa sudah boleh pulang. Dia merasa sangat lega, karena selama 5 hari di rumah sakit, dia terlalu membuat repot Gani. Meski pria itu lebih banyak diam, tapi Shifa tahu kalau Gani sedikit tidak suka dengan tanggung jawabnya yang harus menjaga Shifa di rumah sakit.

"Beneran udah baik? Kalau enggak tinggal di rumah kita aja gimana?"

 Suara lembut itu membuat Shifa mendongak, dia baru saja mencoba untuk turun dari atas ranjang dan berjalan di sekitar kamar. Gani sedang mengurus administrasi. Wanita cantik, yang duduk di atas kursi roda itu tersenyum dengan ramah. Dia, Tiara. Istrinya Gana, saudara kembarnya Gani. Shifa memang sudah berkenalan dengan Tiara, sejak hari pertama dia menikah dengan Gani. Wanita itu langsung menyambutnya dengan senyuman. 

"Mbak Ara.."

Shifa langsung melangkah mendekati Tiara yang menjalankan kursi rodanya sendiri. Dia mengambil alih dan mendorong Tiara mendekati sofa. Lalu Shifa duduk di sana, di depan Tiara.

"Bang Gana, mana?"
Tiara tersenyum "Tadi ketemu Gani di depan, entah ngomongin apa. Biasa, kalau udah ketemu kembarannya aja, aku dicuekin."

Tiara tersenyum dengan manis, lalu kini menatap Shifa.

"Kamu beneran udah baik? Masih pucet gitu kok."

Shifa menganggukkan kepala, dia merasa sudah tidak pusing dan demamnya juga sudah hilang. Tubuhnya juga terasa lebih fit. Hanya saja memang masih lemas.

"Alhamdulilah, udah kok mbak. Lagian, kelamaan di sini, nanti ngerepotin Mas Gani makin lama. Dia jadi ambil cutinya kelamaan."

Ucapannya malah membuat Tiara menatapnya lekat. "Jangan ngomong gitu ah, kamu itu kan istrinya Gani, ya biar dia yang repot. Itu udah kewajibannya. Gak usah merasa sungkan."

Shifa menatap Tiara, wanita yang sangat cantik. Shifa juga bisa melihat, Gana sangat mencintainya. Interaksi mereka berdua membuat Shifa iri. Tiara itu sempurna, hanya saja dia kurang beruntung, karena kaki kanannya diamputasi, saat masih remaja karena kecelakaan mobil. Hal itu, membuat Shifa tahu, Gana adalah pria yang sangat baik.

"Sayang, loh, aku cariin. Udah nyampe sini aja."

Suara Gana membuat Tiara dan Shifa menoleh ke ambang pintu. Gana, yang siang ini mengenakan jaket jins dan celana dengan warna senada tampak begitu cerah. Pria itu melangkah ke tempat mereka, lalu saat sampai di samping istrinya, Gana mengusap kepala Tiara dengan sayang. 

"Kamu kan kalau udah ketemu Gani pasti lupa ama aku."

Gana tergelak mendengar ucapan Tiara, pria itu malah kini duduk di depan Shifa. Lalu merangkul bahu istrinya.

"Gue tuh lagi kasih petuah buat si kulkas, biar gak dingin-dingin sama Shifa. Liat tuh, Shifa pucet terus gitu ya paling di rendem di es sama si kulkas. Ckkkccckckck."

Ucapan Gana mendapatkan jitakan dari Gani yang tiba-tiba sudah datang. Gana langsung mengaduh dan menggerutu, sedangkan Gani melenggang begitu saja, lalu mengambil tas tempat baju miliknya dan Gani selama 5 hari ini. 

"Gan, lo bawain ini ke mobil. Gue mau ambil kursi roda, buat Shifa. Kita udah boleh pulang."

Gani langsung menyerahkan tas itu kepada Gana yang diterima dengan sigap. 

"Shifa, kamu ke rumah kita aja ya? Biar jadi temen Tiara. Takutnya kamu nanti masih sakit udah ditinggal Gani...Aduuuhhh lo anarkis bener sih Kuuuulll."

Gana menoleh ke arah Gani yang sudah mendorong Gana untuk pergi. Sedangkan Tiara hanya terkekeh, lalu melambai ke arah Shifa, saat Gana mulai mendorong kursi rodanya.

"Kita tunggu di mobil ya."

Shifa menganggukkan kepala dan tersenyum, saat Gana dan Tiara keluar, Gani sudah menunjuk kursi roda yang baru saja diambilnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE BITTER SWEET ICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang