Chapter Dua

197 71 37
                                    

Sebelum baca jangan lupa kasih vote dulu yaa

Yuk Lanjuut...

"Rasa, bisa datang kapan saja, dimana saja dan kepada siapa saja"

Jangan berfikir Felenda telah melupakan kejadian kemarin, karena kalian akan salah besar.

Nyatanya dirinya malah merasa penasaran dengan lelaki yang ditabraknya. Dia ingin tau siapa lelaki itu.

Tentu saja, sifat penasaran dan keingintahuannya itu sering kali membuat dirinya kesal dan kewalahan sendiri. Tak jarang dirinya merasa kecewa karena mengetahui fakta yang tadinya sangat ingin ia ketahui.

Saat jam istirahat Felenda tidak ke kantin, dia memilih berdiam diri di dalam kelasnya.

Pandangan matanya terarah keluar jendela, menatap rambongan kelas XII yang akan ke kantin.

Ya, disana, tepat sekali. Felenda melihat salah seorang lelaki yang sedang lewat di depan kelasnya. Matanya terlihat sangat serius.

"Hey, lihatin siapa sih?" tanya Maira dengan menggoyangkan bahu Felenda.

"Gak ada kok, pengen lihat orang lewat aja," alibi Felenda kepada sahabatnya.

Felenda teringat dengan kejadian kemarin, lalu ia menceritakan kejadian itu dengan dua temannya yang lain. Manda dan Tya.

"Guys, gue mau cerita ni", ucap Felenda.
Yang ditanggapi dengan antusias oleh ketiga sahabatnya.

"Oh, iya, pasti yang kemarin," tebak Maira semangat.

"Waktu gue pulang bareng Maira kemarin, gue nabrak cowok di parkiran."

"Siapa?" tanya Manda penasaran.

"Gaktau juga sih, gue udah lupa sama mukanya, seinget gue dia punya jerawat di hidung," cerita Felenda pada ketiga sahabatnya.

"Serius lo, siapa coba yang lo tabrak?" tanya Manda.

"Gue sih lupa, tapi setau gue dia kakak kelas kita." Jawab Falenda. "Ciee, Lenda," goda Tya pada Felenda.

"Habis gue nabrak cowok itu, ada yang teriak ke gue."

"Aldi namanya" jadi gue lihat ke dia dong, dan kalian tau siapa yang teriak?"

"Siapa coba?" Tanya Tya penasaran.

"Itu Kak Nathan" ucap Felenda dengan suara sedikit tertahan.

"Ha, serius lo?"

"Uuh, Lenda, mungkin dia cemburu sama lo" ledek Manda.

"Mana mungkin dia cemburu sama gue, gue aja gak kenal banget kok," ucap Felenda dalam hati.

Cowok yang memiliki nama lengkap Nathan Falendra dengan tatapannya yang tajam, muka yang serius, sok cool padahal pecicilan, dan bad boy.

Cowok itu dikenal Felenda saat dirinya kelas X.

Berawal dari postingan Instagram Manda yang ada foto Felenda di sana, lalu Nathan meminta nomor wa Felenda kepada Manda.

Manda juga memberi tahu Lenda jika Nathan meminta nomornya.

Tidak lama setelah Manda memberitahunya, tiba-tiba ada pesan masuk di hp nya, terlihat nomor baru.

Langsung terlintas di pikiran Felenda, hm mungkin ini yang minta nomor gue ke Manda, pikir Lenda tak bersemangat.

Lenda lalu membuka roomchat nomor baru itu, dan melihat nama seseorang di profilnya.

New Number

Save
siapa?
Nathan
oke.

Felenda sebenarnya sudah tau siapa orang itu, sudah tertulis namanya di sana. Hanya saja ia pikir tidak mungkin jika dia tidak menanyakannya.

Hanya itu. Lenda tidak ingin mengetahui lebih banyak tentang mengapa Nathan meminta nomornya, mengapa menyuruh Lenda mengesave nomornya, dan sebagainya.

Mulai dari situ mereka menjadi saling kenal.

"Nda, ada dia tuh" goda Manda kepada Lenda.

"Apaan sih lo, udahlah jangan gitu, gak enakan gue, dia ada pacar juga," jawab Lenda
"Elaah, main-main aja gue."

Manda memang senang sekali menggodanya dengan Nathan. Semenjak cowok itu minta nomor Lenda kepadanya.

Tentu saja Lenda tak pernah menganggap serius ledekan temannya itu. Namun ia menjadi kesal dan selalu menyuruh Manda untuk berhenti menggoda. Lagipula Falenda tidak begitu mengenal Nathan, mereka hanya kenal di chat. Dan tidak lebih dari itu.

Saat itu Lenda masih kelas X, kebetulan kelasnya di X IPA C, bersebelahan dengan kantin.
Matanya bisa sangat mudah melihat orang-orang yang berada di kantin.

Apalagi saat jam istirahat sebagian besar murid-murid akan pergi ke kantin, jadi dengan mudahnya Lenda bisa melihat orang-orang yang mungkin sedang ia rindukan hahaha.

Hitung-hitung cuci mata dan ngerefresh otaknya setelah menerima pelajaran. Hehe.

~~~

Masih dengan rasa penasarannya, Felenda mencari tau siapa orang yang sudah ditabraknya. Matanya melihat ke sekeliling kantin sekolah.

Di sana, matanya menemukan keberadaan Nathan dan kawan-kawan yang sedang makan di kantin. Tak jauh dari bangku Lenda dan kawan-kawan. Hanya terhalang satu meja panjang di antara mereka.

Lenda melihat satu per satu dari semua teman Nathan, karena dia tau, cowok yang ditabraknya kemarin adalah teman Nathan, mereka sering ke kantin bareng.

Ada satu cowok yang dicurigai Lenda, cowok itu memiliki jerawat di hidung, persis seperti yang ia tau.

"Apa mungkin dia ya orang yang gue tabrak?" tanya Lenda pada dirinya.

Tak ingin tau sendiri, Lenda lalu memberitahu teman-temannya.

"Guys, kalian lihat cowok itu?" seru Felenda kepada ketiga temannya.

"Iya, kenapa?" tanya Maira.

"Kayaknya dia cowok yang gue tabrak. Coba kalian lihat hidungnya ada jerawat" ucap Felenda.

"Ooh ituu, iya iya gue lihat" tanggap Tya.

"Tapi, lo beneran yakin dia orangnya?." Manda memastikan.

"Iyalah, disana cuma dia yang ada jerawat di hidung, persis kayak yang gua inget."

"Terus lo mau ngapain kalo udah tau?"

"Ya nggak ngapa-ngapain, emang gue harus ngapain?" Ucap Lenda dengan polosnya.

Seketika ketiga temannya itu diam tidak menjawab pertanyaannya karena malas melanjutkan pembicaraan dengan Lenda yang terkadang suka gak nyambung. Dan mereka pikir hanya akan membuang-buang waktu jika harus menjelaskan maksud omongan mereka.

Felenda tidak mempedulikan teman-temannya yang tidak merespon pertanyaannya, ia langsung melanjutkan menyuap makanan ke mulutnya sambil berpikir lega bisa tau siapa cowok yang sudah ditabraknya, dan ia tidak perlu susah payah memikirkannya lagi.

Dasar Felenda, menjadi orang yang memiliki sifat ingin tahu yang tinggi memang payah, hal sekecil apapun akan ia cari tau jika sudah terlanjur nyangkut dipikiran. Daripada menjadi beban pikiran katanya.

ThaNdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang