Chapter Enam

164 56 21
                                    

Selamat Membaca Cerita TaNda

-Biasakan Vote Sebelum Membaca-

~~~

Kak Nathan

Haloo!

                                                   Hi:)

Kok belum tidur.

                                                   Ini mau tidur

Good sleep deh. Jangan lupa baca do'a ya!

……

Akhir-akhir ini memang Nathan sering menghubungi Lenda. Untuk menanyakan hal penting atau hanya sekedar basa basi.

Tentu saja Lenda akan menggubris pesan-pesan dari Nathan. Karena Lenda termasuk orang yang tidak enakan dengan orang lain. Dan Ia rasa itu tidak salah.

Sahabatnya sudah sering mengingatkannya agar jangan terlalu welcome dengan lelaki. Lenda mudah sekali berbaur jika dirinya sudah merasa nyaman. Namun itu malah membuat dirinya mudah tersakiti.

Bukan tidak ingin mendengar kata sahabatnya, Lenda sendiri sudah mencoba untuk cuek dengan orang lain. Namun tetap saja, Lenda tetaplah Lenda, Ia akan ramah dengan orang yang tidak mengganggunya.

~~~

Bel istirahat baru saja berbunyi lima menit yang lalu. Lenda dan kawan-kawannya akan pergi ke kantin setelah merapikan buku.

Baru saja sampai di pintu kelasnya, tatapan seseorang membuat Lenda merasa risih. Ada Nathan dan kawan-kawan yang sedang berjalan menuju kantin.

Nathan menarik sudut bibirnya hingga terbentuk senyuman untuk Lenda.

Lenda yang merasa disenyumi juga membalas dengan senyuman yang sulit diartikan.

"Ayook, kok berhenti sih?" teriak Maira.

"Gak tau ni Lenda"

"Lahh nyalahin gue," ayok-ayok jalan.

Lenda cepat-cepat memalingkan pandangannya dari Nathan dan langsung melangkahkan kakinya menuju kantin. Diikuti oleh teman-temannya.

"Gue nitip aja ya, biar gue yang nyari tempat." Minta Lenda kepada teman-temannya.

"Yaudah, lo mau beli apa?" Tanya Maira.

"Pempek aja deh. Ni uangnya."

Setelah teman-temannya pergi, Lenda lalu berjalan mencari tempat yang masih kosong.

Hingga akhirnya Ia duduk di bangku sudut kantin yang baru saja ditinggalkan.

Matanya melihat-lihat ke sekeliling kantin yang sedang ramai. Sesekali Ia tersenyum kepada orang-orang yang menyapanya.

"Sendirian aja mbak?" Sapa teman sekelas Lenda.

"Iya ni." Balas Lenda disertai senyuman.

"Duluan ya."

Selanjutnya Lenda hanya berdiam duduk dikursi sambil sesekali manundukkan kepalanya. Rasanya kurang pede jika duduk di kantin sendirian.

Hingga akhirnya teman-temannya datang membawa makanan.

"Betah banget sendirian." Ucap Tya sambil meletakkan makanan di meja.

"Kalian sih lama banget."

Mereka lalu menikmati makanannya masing-masing.

"Halloo semua."

Suara itu mengagetkan Lenda dan ketiga temannya, mereka langsung menoleh ke sumber suara.

Ternyata Arsen datang dengan teman-temannya.

Tanpa permisi Arsen lalu duduk di sebelah Manda. Yang membuat Tya harus sedikit bergeser dari tempatnya. Lalu diikuti oleh teman-teman Arsen yang juga bergabung dengan mereka.

"Tumben ke sini?" Tanya Manda heran kepada pacarnya.

"Nih ngikutin dia." Jawab Arsen sambil melihat kearah Nathan.

"Biasalah, ada yang dicari." Sambar Parzan sambil menyuap makanannya.

"Boleh gabungkan?" Tanya Nathan, dengan pandangannya lebih mengarah kepada Lenda.

"Boleh gak nda?" Tanya Maira kepada Lenda yang sedang asik makan pempeknya.

"Terserah aja, kok nanya gue." Jawab Lenda tanpa memalingkan pandangannya dari pempek.

"Yah liat aja tu matanya dari tadi liatin siapa." Maira menyenggol lengan Lenda yang sedari tadi asik menyuapkan makanannya.

Lenda lalu menaikkan pandangannya, dan menemukan Nathan yang sedang memperhatikannya.

"Ukhuk khuk." Lenda tersedak makanannya.

Natahan yang sedang memegang minum langsung memberikannya kepada Lenda.

Tanpa berfikir, Lenda pun mengambil minum dari Nathan dan meminumnya.

"Ehh sorry, Kak. Ni aku ganti es nya, belum diminum kok." Lenda meletakkan es di depan Nathan, karena merasa tidak enakkan.

"Lahh itu es gue." Protes Maira tak terima kepada Lenda.

"Ssttt, entar gue ganti." Bisik Lenda kepada Maira sambil menyenggol lengan sahabatnya itu.

Maira hanya terdiam kesal mendengar bisikan Lenda.

"Gak usah, Nda, lagian gue udah selesai kok." Nathan menolak es pemberian Lenda. "Nih ambil aja." Lanjut Nathan sambil meletakkan es nya ke depan Lenda.

"Maaf, Kak. Gue jadi gak enakan." Lenda merasa tidak enak Dengan Nathan.

"Santai aja lagii. Lanjutin aja makannya."

Lenda tersenyum ramah kearah Nathan sebagai tanda terimakasih, sebelum akhirnya kembali memakan pempek miliknya.

"Hmm udah selesai ni pertunjukannya?" Ledek Parzan yang merasa gemes dengan tingkah Nathan dan Lenda.

"Baper yaa, lo?" Nathan membalas ledekan Parzan.

Karena malu, Lenda hanya diam dan menundukkan wajahnya sembari melanjutkan makan. Meskipun rasanya sudah tak senikmat tadi.

Nathan masih saja memperhatikan Lenda. Ia tau jika Lenda sedang merasa malu, terlihat dari pipinya yang memerah. Namun malah terlihat semakin menarik dan membuatnya tak ingin berhenti memandang.

"Woi, kalo gila jangan tiba-tiba dong."

Suara itu mengagetkan Nathan. Tanpa disadari ternyata bibirnya tersenyum ketika Ia memperhatikan Lenda.

"Iya ni. Dari tadi liatin Lenda mulu."

Mendengar kata-kata itu, Lenda hanya diam dan sedikit tersenyum.

"Ni apa-apaan sih. Ngapain juga kak Nathan liatin gue?" Tak ketinggalan Lenda mengoceh di dalam hatinya.

Lenda berpikir Nathan terlalu berlebihan melihatnya. Sampai temannya sendiri bilang Nathan udah gila.

Emang dasar si Nathan sudah membuat Lenda malu dengan teman-temannya karena sikap Nathan yang terus-terusan memperhatikannya. Tapi malah si pelaku tenang-tenang aja kayak gak ada dosa.

  ~~~

Terimakasih sudah membaca TaNda
Jangan Lupa Tinggalin Komentar Kalian

ThaNdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang