Jangan lupa vote
-Happy Reading-
.____
"Bahagiamu hari ini tidak menjamin hari esok kamu akan tetap bahagia"
"Hah? Bunga lagi?"Dengan cepat Lenda langsung berlari menuju pintu pagar rumahnya. Ia melihat kanan kiri jalanan, matanya terus mencari-cari seseorang, berharap Ia menemukan orang yang sedang Ia cari.
Ck. mana sih tu orang, kok gak ada. Kesal Lenda dalam hati.
Karena sudah kesal Lenda langsung menutup pintu pagarnya lalu kembali menuju teras rumah.
Cukup lama Ia berdiri menatap bunga di lantai. Kali ini gue gak ambil bunga lo. Eh tapi dipindah aja kali ya, ngerusak pemandangan aja di depan pintu gini. Lenda berkata pada dirinya sendiri.
Ia langsung mengambil bunga itu lalu memindahkannya di dekat pintu pagar rumahnya.
Nah biar di sini aja deh. Ya walaupun bunganya lumayan bagus sih, tapi lebih bagus kalo ditaruh luar gini, biar kena ujan terus rusak, terus lo kapok deh, biar tau rasa lo.
Setelahnya Lenda lalu masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum, Ma, Pa."
"Waalaikumsalam, sayang, udah pulang."
"Iya, Ma."
"Nathan mana?" Tanya Reina.
"Udah pulang. Oh iya ini dari Kak Nathan," Lenda memberikan plastik yang berisikan martabak kepada mamanya. "Nda mau ke kamar dulu ya, Ma."
"Bilangin makasih ke Nathan."
"Oke."
Setelah sampai di kamarnya, Lenda langsung membersihkan diri, cuci muka, dan mengganti pakaiannya dengan piyama. Lalu merebahkan tubuhnya ke atas kasur.
Sudah setengah jam Felenda memainkan ponselnya, yang Ia lakukan hanya melihat-lihat postingan orang-orang di sosial media. Lalu Ia tersadar bahwa tadi Ia tidak berfoto dengan Nathan. Yah sudahlah, bisa lain kali aja.
Akhirnya Ia merasa bosan dan meletakkan ponselnya di kasur.
Seperti biasa, Ia memejamkan matanya. Bukan untuk tidur, namun memikirkan sesuatu yang baru saja Ia lakukan atau memikirkan hal-hal yang memenuhi pikirannya.
Ternyata main ke pasar malam masih seru. Pengen ke sana lagi akh, kapan-kapan gue ajakin itu trio sobat gue aja deh. Udah lama juga kan gak main malam berempat. Pasti seruu.
Wait, kayaknya tadi di pasar malam gue ngobrol sama Kak Nathan pakek aku bukan gue. Bener gak ya, tapi seingat gue gitu. Terus dia pakek aku-kamu. Kok gue baru sadar sih, tapi selama jalan tadi gue ngerasa asik-asik aja, gue gak ngerasa canggung pakek kamu gitu. Rasanya gue juga nyaman bareng dia.
"By The Way gue masih pengen makan gulali ih. Gara-gara Kak Nathan sih lebay banget takut gigi gue rusak, dikiranya gue anak kecil apa, padahalkan gakpapa beli gulali dua. Gue kan rajin gosok gigi," gerutu Lenda.
Oh iya lupa, tadi kan mama suruh bilang makasih sama Kak Nathan.
Lenda membuka roomchatnya dengan Nathan, lalu mengetikkan sebuah pesan.
Kak Nathan
Kak, kata mama makasih:)
KAMU SEDANG MEMBACA
ThaNda
Teen FictionSetelah disakiti, Felenda berkata pada dirinya untuk berhenti mencintai sebelum dirinya benar-benar siap untuk dipinang. Namun pikirannya berubah setelah seorang lelaki barusaha masuk dikehidupannya. Nathan merusak semua usaha Felenda untuk ber...