Chapter Sepuluh

53 9 2
                                    

Silahkan Vote sebelum membaca

-Happy Reading-

~~~

Berapa banyak hal yang kau sembunyikan dari ku? Kau sebut itu rahasia. Tapi percayalah, cepat atau lambat semua akan tetap terbuka. Terima saja jika akhirnya aku mengetahui semua kenyataannya.

 

20.00 WIB

Lenda sedang bersantai dengan keluarganya sambil menonton acara televisi di ruang keluarga.

"Anak papa bentar lagi kelas 12, mau kuliah di mana nanti?" Tanya Renal sambil mengelus lembut pucuk kepala putrinya.

"Masih lama kali, Pa, baru mau kelas 12 juga."

"Ya tetap aja kamu harus pikirin dari sekarang, biar papa sama mama bisa persiapan."

"Belum tau, Pa. Nanti coba Nda pikirin deh," jelas Lenda.

"Cari yang sesuai sama kemampuan kamu, biar nanti gak nyiksa diri kamu sendiri."

"Iya, Papa sayang," Lenda memberikan senyum yang dibuatnya semanis mungkin untuk papanya. "Yaudah Nda mau ke kamar dulu," Lenda  berdiri dari duduknya lalu berjalan meninggalkan papa dan mamanya.

Tok tok tok

"Ada tamu," seru Reina.

"Biar Nda yang buka," Lenda berjalan menuju pintu utama rumahnya, Ia lalu membuka pintu.

Ia terdiam saat tak mendapati adanya orang di depan rumahnya. Namun Ia melihat sebuah buket di lantai depan pintu. Lenda mengelilingkan pandangannya mencari seseorang yang telah menaruh bunga itu. Tapi nihil, Ia tak menemukan siapapun.

"Siapa sayang? Kok gak disuruh masuk?" Tanya Reina bingung karena Lenda hanya diam saja di pintu.

Mendengar suara mamanya, Lenda lalu mengambil buketnya dan segera menutup pintu.

"Bunga lagi?" Tanya Reina saat melihat putrinya membawa buket.

"Iya, Ma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Iya, Ma."

"Dari siapa?"

"Gak tau, Pa, gak ada orang di depan," Lenda memainkan bibirnya kecewa.

"Aneh ya, Pa, udah dua kali ada bunga di depan pintu tapi gak tau dari siapa," bingung Reina.

"Besok-besok kalo ada bunga lagi gak usah di ambil, biar orang yang ngasih kapok," ujar Renal.

"Iya, Pa," Lenda menganggukkan kepalanya mengerti. "Kalo gitu Nda ke kamar dulu Ma, Pa."

Setelah berada di kamar, Lenda meletakkan bunga yang Ia bawa di sebelah bunga yang didapatnya kemarin.

ThaNdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang