-Dua-

30 5 0
                                    

"Tempat yang bagus Tuan Hwang Hyunjin"

____________________
______

Hyunjin sedang menuju ke arah pintu, bukan lebih tepatnya ke arah rak buku yang berada di sebelah Utara ruangan itu.


Mendengar peringatan dari speaker tadi, Hyunjin mau tak mau harus ke tempat yang lebih aman. Hanya untuk menghabiskan lauk makan siangnya ini.


Mungkin ini lebih ke kanibal di banding psikopat, tapi percayalah semua organ yang di makannya itu hasil kerja kerasnya sendiri.


Ini bukan berarti pembunuhan atau semacamnya, Hyunjin memilih korban yang memiliki latar belakang kriminal yang bisa dibilang mengerikan. Menurutnya orang-orang kriminal tak pantas hidup, kecuali dirinya.


Apa membunuh orang dan mengambil organ dalamnya bukan tindakan kriminal?


Tenang saja, ini tidak merugikan pihak manapun malah menguntungkan. Ia mendapatkan makanannya, dan pihak kepolisian tidak repot untuk harus mencari pelaku tindak kriminal.

Ia melakukannya di waktu luang, seperti weekend atau hari libur lainnya. Satu hari bagi Hyunjin, sudah seperti permata emas. Mahal, dan tidak boleh di sia-siakan.

Bahkan dalam sehari, lima sampai enam orang berakhir di tangannya. Dengan bantuan beberapa orang, ia dengan cepat mendapatkan mangsanya.

Kembali dengan keadaan sekarang, Hyunjin sudah berada di depan rak buku, lalu menarik satu buku di urutan 3 dari arah timur.

Perlahan rak buku itu bergeser, dan menampakan ruangan yang gelap. Hyunji melangkah masuk, sambil membawa piring. Sungguh menyebalkan, di saat ia sedang nikmat menikmati hidangan dengan menu spesial malah berakhir dengan ia membawa piirng ke dalam tempat rahasianya ini.

Dengan otomatis lampu yang ada di dalam sana menyala, dan pintu di belakang Hyunjin itu menutup perlahan-rak buku.


Suara alarm itu masih menyala, berarti si penyusup belum di temukan.


Orang yang cerdas, pikir Hyunjin.


Ternyata masih ada yang bisa melewati sistem keamanan rumah ini, dan berarti itu bukan orang biasa.

Sudahlah dari pada memikirkan hal tak menentu, lebih baik Hyunjin memakan lauk favoritnya itu.

Sebenarnya tidak banyak hanya menyisakan beberapa, dan tidak butuh waktu lama semua itu udah hilang di telan Hyunjin.


"Astaga... Aku lupa" Hyunjin memukul pelan jidatnya.


"Bagaimana bisa aku melupakan minuman kesayanganku?" Hyunjin menatap pintu yang sudah menutup sempurna, suara alarm tanda bahaya juga sudah berhenti.

Sudah aman, pikir Hyunjin.


Mungkin saja orang tadi sudah di tangkap oleh anak buah Suzy, Hyunjin beranjak dari duduknya dan berjalan mengarah pintu.


Ddrtt..


Tiba-tiba getaran dari arah kantong kemejanya itu menghentikan pergerakannya.


Suzy, itu nama yang tertera di layar ponselnya.


Hyunjin menggeser tombol hijau,

"Ada apa?" Tanya Hyunjin to the point,


"Kau jangan keluar dulu dari sana atau Aahrgg"


Suara di seberang manyahut sambil berteriak kesakitan. Hyunjin menyergit bingung, ada apa dengan Suzy.


"Kau baik-baik saja?"


"Kau jang-Ahhrgg, hentikan..."


Ini tidak benar, Suzy mengerang kesakitan, pasti dia di serang,


Hyunjin yang kalut setelah mendengar Suzy kesakitan itu langsung menepis pikirannya dan langsung keluar dari ruanga itu.

Berapa terkejutnya Hyunjin sudah melihat ada seseorang yang duduk di kursi yang tadi ia duduki, meletakkan kakinya di atas meja seolah ialah bosnya.

Orang itu melirik ke arah Hyunjin,

"Ah.. Hyunjinie, akhirnya kau keluar juga" ia bangkit dari duduknya.


Hyunjin menatap tajam ke arah orang itu, ia masih ingat siapa dia.


"Apa kau tidak ingin menyapa ku hanya sekedar mengucapkan selamat datang?"


Lagi-lagi ucapan orang itu membuat Hyunjin memberinya tatapan tajam seolah-olah ingin memakannya hidup-hidup, Hyunjin mengerang pelan untuk mengendalikan emosinya.


"Apa yang kau inginkan dariku?"
Ucap Hyunjin tajam.Masih dengan amarah yang menggebu, ia mencoba menahan. Mencoba mengingat apa yang di lakukan manusia kurang ajar di depannya ini.

"Sepertinya kau tau maksudku, adik kecil" Dengan nada mengejek orang itu mengutarakan ucapan 'adik kecil'.

Hyunjin mendengar itu dengan jelas, panggilan itu. Sekarang smeua itu tidak bisa di toleransi, ia sudah muak.

Buk!

Satu pukulan mengenai rahang orang itu, Hyunjin menganggap itu tanda bahwa dirinya sudah marah sekarang.

Dan sebuah peringatan kepada pengkhianat laknat itu untuk tidak menggangunya lagi.



"

Pergi dari sini" Hyunjin menatap dengan penuh amarah, seolah dirinya ingin segera membunuh orang yang ada di hadapannya sekarang ini.

"Dan jangan pernah kembali,











Hwang Jaeh Yun."






_____________________
______


Gaes, ini tu kek apa ya?

Apa kalian tau kenapa jaehyun itu, btw ini jaehyun the Boyz a.k.a Hyunjae. kira kira dia kenapa ya sampe di ilang penghianat?

YANG MAU ADA ROMACENYA, KOMEN YANG RAME.

SERAME HATI AKU SAAT LIAT DI JALAN SAMA YANG LAIN.

hepan huys.





Emergency-HHJ-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang