-empat-

26 5 1
                                    

"Kau masih melakukannya Jinie?"

_________________
______

Suzy sudah sadar dari 30 menit yang lalu, saat sadar ia langsung menyuruh anak buahnya untuk memanggil Hyunjin.

Suzy tau keadaanya yang akan mereka hadapi nanti, Si pengkhianat itu sudah kembali. Dan sempat meninggalkan kenangan pahit di beberapa bagian tubuh Suzy.

Luka ini sebenarnya tidak ada apa-apanya, di bandingkan dengan rasa benci yang ia rasakan. Rasa benci sekaligus sakit.

Ngomong-ngomong masalah Hyunjin, anak itu tadi bilang akan pergi sebentar saja. Tapi ini sudah 30 menit dan dia belum kembali.

Kemana anak itu?

Suzy melambaikan tangan, memanggil anak buah sekaligus tangan kanannya, Woonwo.

"Ada apa Nyonya?" Woonwo berdiri tepat di samping kanan kasur Suzy.

"Telpon Jinie, suruh dia cepat kembali. Aku ingin bicara penting dan tidak bisa di tunda. Dan... Jangan lupa ambil beberapa pesanan kita di kedai Or-Can"

Woonwo membungkuk, dan berjalan keluar seraya mengeluarkan telpon genggamnya.

Sebenarnya dari tadi ia juga menunggu telpon dari sepupu Nyonyanya itu.

Mungkin urusannya belum selesai? Woonwo tak ambil pusing masalah itu, yang harus di lakukan ya sekarang adalah melaksanakan tugas Nyonya nya.

Bagi kalian yang belum mengetahui apa itu kedai Or-Can. Itu adalah kedai yang memanipulasi penampilannya, maksudnya Kedai ini yang biasanya memberikan pasokan darahnya ataupun organ ke Hyunjin. Pemilik kedai adalah teman Hyunjin, Haechan. Makanya di sebut kedai Or-Can, singkatan dari kedai Organ Haechan.

Begitu cerdas manusia-manusia seperti mereka ini, melakukan pasar gelap tanpa di ketahui jejaknya oleh pihak kepolisian atau pemerintah.

Benda pipih sedari tadi masih setia di telinganya, tanda sedang menunggu telponnya di terima di seberang sana.

Ini sudah ke 4 kalinya, dan tidak di angkat juga. Lebih baik ke kedai mengambil pesanan, lalu menelpon Hyunjin.

Wonwoo melangkahkan kakinya, keluar dari rumah mewah itu. Mengambil kunci mobil, dan membawa 2 anak buahnya.


-

"Jangan berkata seperti itu lagi, aku sudah muak. Pergilah" Hyunjin memijit pelan keningnya, kepalanya terasa pusing.

Kenapa bisa begitu kebetulan?

Perempuan itu keluar, tapi sebelumnya.

"Hyunjin, ingat apa yang kau lakukan sekarang bukanlah dirimu sebenarnya. 6 tahun lalu, ingat itu. Biarkanlah aku bekerja di sini, memperbaiki semuanya"

Pintu ruangan itu sudah tertutup sempurna, menyisakan Hyunjin sendiri sekarang.

"Apa dia kembali? Aku tidak menyadarinya, dia...dia begitu berbeda. Memang benar, waktu dapat merubah segalanya" gumam Hyunjin pelan dengan senyum tipis di bibir doernya itu.

Emergency-HHJ-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang