chapter 18

2.2K 163 40
                                    

***
Abra keluar dari kamar mandi dengan wajah segar dan handuk melilit di pinggangnya. Giliran Syarena yang  terpana melihat wajah teduh dan tubuh yang yang terpahat indah itu. Tidak ada lemak yang menumpuk di bagian tubuh abra. Semuanya tampak proporsional tanpa ada yang berlebihan.
 
"ehemmm.."
abra sengaja berdehem membuyarkan lamunan syarena. Sekali lagi jantung abra bertalu talu di alam sana melihat syarena dibalut dengan mukena putih. Abra seolah melihat bidadari yang berdiri di hadapannya.
 
"ada apa denganku?" keluh abra  kepada dirinya. Pagi pagi ini benar benar mengguncang jiwa abra dengan kehadiran syarena.
 
"ayo mas, kita shalat. Nanti keburu habis waktunya." ujar syarena cepat untuk menghilangkan gugupnya.
 
"oh iya, saya pakai baju dulu."
Abra langsung beranjak ke dalam walk in closet nya. Tiba tiba abra berhenti lagi mendengar panggilan syarena.
 
"mas.."
 
Abra menoleh ke arah syarena dengan alis naik sebelah.
 
"uhmm syaren udah siapin baju nya mas. Itu ada di atas ranjang." tunjuk syarena.  Melihat tidak ada pergerakan dari abra, syarena langsung mengambil baju tersebut dan memberikannya kepada abra.
 
"ini mas." syarena gugup berhadapan dengan dekat seperti ini dengan abra. Sejak tadi jantung nya juga tidak bia diajak berkompromi. Dia asyik berjoget ria di dalam sana.
 
"terima kasih".
 
Abra langsung mengambil cepat bajunya. Sedangkan syarena sibuk mengatur detak jantungnya.
 
"oh jantung.." .lirih syarena pelan sambil mengusap dadanya.
 
***
Syarena sedang berkutat di dapur menyiapkan sarapan pagi mereka. Syarena membuat nasi goreng telor mata sapi saja agar lebih mudah, cepat dan tidak ribet. Wajah syarena berseri seri sejak bangun tidur tadi. Senyum tidak lepas dari wajah cantiknya yang ayu itu.

sedangkan di dalam kamar abra terdiam di depan cermin yang menampilkan tubuhnya. Wajahnya tampak seperti biasa tapi siapa yang menyangka, di dalam tubuhnya tepatnya anggota tubuh yang bernama jantung sejak bangun pagi tidak berhenti berjoget ria. Hatinya juga menghangat dengan perlakuan istrinya.
 
Mulai dari disiapkan baju untuk sholat, sajadah untuknya juga sudah tergelar, dirinya menjadi imam untuk pertama kalinya sebagai suami. Diakhir shalat abra juga masih terbayang kejadian tadi.
 
Selesai berdoa syarena memanggil abra dengan lembut. Abra memutar tubuhnya setengah dan mendapat senyum teduh dan cantik aduhai istrinya.
Syarena mengulurkan tangan kananya kepada abra. Abra mengernyitkan keningnya sebentar, setelah beberapa detik barulah dia paham maksud istrinya.
 
Dengan gugup abra juga mengulurkan tangannya. Wajahnya memerah saat syarena mengambil tangannya. Abra dapat merasakan telapat tangan yang lembut itu menyentuh tangannya. Kemudian bibir kenyal istrinya juga mengecup telapak tangan bagian dalam dan luar abra.
 
Tubuh Abra dan syarena ibarat dikejutkan oleh aliran listrik tegangan tinggi. Tidak berusaha menampik rasa hangat mengaliri tubuh dan hati masing-masing.
 
"assalamu'alaikum suami syaren." ujar syarena pelan seraya tersenyum kepada abra.
 
Abra gugup, seperti ini bukanlah dirinya. Dihadapan ribuan karyawannya dia tidak pernah seperti ini, bahkan pacar nya saja tidak pernah merasakan hal ini. Tetapi kenapa dengan istrinya saja dia bisa bertingkah seperti orang yang baru merasakan perasaan macam ini.
 
'wa.., wa'alaikumussalam." abra juga menjawab dengan pelan. Syarena tersenyum senang  kepada abra walaupun suaminya itu tidak menampakkan wajah tersenyumnya seperti syarena.
 
Abra kembali dari lamunanannya. Dan menggelengkan kepalanya dengan cepat.
 
"aku pasti sudah tidak waras memikirkannya." gumam abra. Tetapi sekelebat kejadian sejak subuh tadi memang tidak bisa hilang dalamp pikiran abra.
 
"oh my god, please abra , focuss for your self." hardik abra kepada dirinya yang ada di cermin.
 
Tidak mau berlama lama membayangkan apa yang terjadi pada dirinya, abra mengalihkan perhatiannya kepada dasi yang akan di pakainya. Bahkan dasi ini dan baju kerja yang dipakai nya sekarang juga pilihan istrinya.
 
Lagi lagi abra mendesah.
 
"pilihannya tidak buruk juga. okelah." secara tidak langsung abra memuji pilihan baju dari syarena.
 
***
 
Saat ini syarena dan abra sibuk dengan sarapan mereka masing-masing. Tidak ada pembicaraan dari sepasang suami istri ini. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Abra Tidak mau berlama lama  berduaan dengan istrinya. Dengan cepat abra menyudahi sarapannya. Selesai minum susu buatan istrinya. Abra langsung bangkit dari kursinya.
“saya berangkat.”
Abra langsung meninggalkan meja makan yang langsung diikuti syarena di belakangnya.
“mas salim dulu mas.”
Syarena mengulurkan tangannya yang langsung disambut abra.
“assalamu’alaikum mas, hati hati dijalan ya.”
“iya makasih.”
Abra meninggalkan syarena di depan pintu rumah mereka. Syarena masih menunggui mobil abra sampai tidak terlihat lagi dalam pandangannya.
Seraya tersenyum starena memegang dadanya. “ semoga ini awal yang baik ya mas.” Lirih syarena penuh harap akan keberlangsungan rumah tangganya.
Syarena kemudian masuk ke dalam rumah dan siap siap untuk berangkat ke rumah sakit menjalankan tugas dan kewajibannya.

Bersambung....

Gimana guyss.., abra udah mulai ada rasa ngak ya???

Bagusnya gimana nih??

Vote and comment nya jngan lupa ya.pencet ⭐ nya ya guys. Tengkyu😘

13/06/20

LOVE (REVISI) 👉E-BOOK DI PLAYSTORE/GOOGLE BOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang