Part 1

42 5 1
                                    

Salah satu rumah sakit di Seoul terlihat 2 orang anak setengah remaja mondar mandir cemas sambil sesekali melihat ke dalam ruangan oprasi.

"Kak apakah kakak sudah menelfon ayah pakai hp ibu?" Tanya gadis mungil itu dengan sangat cemas

"Sudah berkali kali kakak menelfon ayah tpi tidak diangkat." Jawab kakaknya sambik menenangkan adiknya, "sudah dek pasti ibu dan bayinya selamat"

"Ah kak"

"Apa?"

"Bagaimana dengan biayanya? Ayah juga tidak bisa dihubungi!"

"Ah iya kakak sampai lupa, bagaimana jika kakak mencari ayah?sebentar saja" ucap anak tersebut sembari ingin pergi tpi ditahan oleh adiknya

"Kakak jangan pergi aku takut disini sendiri, jika terjadi  sesuatu pada ibu Gimana?" Ucap gadis itu menahan kakaknya agar tidak meninggalkannya. "pasti kakak lama mencari ayah!" Sambil menjatuhkan air matanya yap lebih tepatnya menangis.

"Dek? Kamu menangis? Jangan menangis dek." Sambil memeluk adiknya. "Gini aja kakak punya tabungan, mungkin cukup utk biaya ibu klok tidak cukup terpaksa kakak harus mencari uang, entah bagaimana mendapatkannya tpi kakak akan berusaha tpi tabungannya dirumah, kakak harus mengambilnya, tenang aja gk akan lama kok"

Gadis itu menganggukkan kepalanya sambil menghapus air matanya tanda mengiyakan sambil mengatakan "jangan lama lama kak"

Kakaknya tersebut langsung lari menuju rumah untuk mengambil celengannya, dia adalah kakak yang Baik, dia rela melakukan apa pun demi adiknya tersebut walau terkadang tidak peka.

Tak lama kemudian kakaknya kembali dengan membawa celengan kesangannya sambil terengah engah karena berlari.

"Apakah itu cukup kak?"

"Kakak tidak tau tpi kita buka aja disini"

Prakkk

"Ayo kita  hitung" ajak kakaknya sambil mengambil uang dari celengan yg dipecahkan tersebut.

Mereka berdua serempak menghitung uangnya, lumayan lama mereka menghitung karena uangnya cukup banyak.

"Yap sepertinya cukup dek" ucap kakaknya dengan muka berseri seri.

"Wahhh jjinja? Syukur deh" jawab adiknya

Beberapa menit kemudian lampu merah seketika hilang yang bertanda oprasi selesai. Keluar dari ruangan tersebut pria berpakaian lengkap untuk oprasi. Terlihat bahwa dokter terlihat sedikit kecewa sangat terbaca di wajahnya.

"Bagaimana dok? Apakah ibu dan adik saya selamat?" Kata anak laki laki yang terlihat diwajahnya sangat cemas.

"Maaf..... ibu kalian....  tidak selamat"

Tesss...
Kedua air mata mereka jatuh ketika mendengar perkataan dokter tersebut.

"Dok ibu saya belum meninggalkan?" Ucap anak  laki laki tersebut tidak  percaya.

Seketika mereka berdua jauh terduduk.

"Kaaakkk" panggil adiknya dengan suara gemetar
"Apakah aku benar benar kehilangan ibu yang kedua kalinya?" Tanya gadis itu sambil menangis

Dengan berat kakaknya mengangguk pelan. Seketika adiknya menangis sekeras kerasnya. Dan kakaknya  memeluk adiknya dengan erat sambil menangis juga.

"Dann hanya adik kalian yang selamat." Sambung dokter itu lagi.

"Adik kami selamat dok? Dimana dia?"

"Diruangan sebelah sana."  Kata dokter tersebut sambil menunjuk ruang khusus untuk bayi. Anak laki laki tersebut menarik tangan adik perempuannya untuk melihat adik mereka tpi gadis mungil itu menolak, ia belum bisa menerima keadaan ibunya yang meninggal.

" dek?...kita lihat adik bayi ya?"

"Enggak kak aku mau lihat ibu"

"Ya sudah kita lihat ibu ya?"

Mereka berjalan keruangan tempat ibu mereka berada  yang dituntun oleh dokter tersebut. Disana seorang perempuan pucat terbaring lemah, 
Langsung aja mereka berlari melihat keadaan ibunya.

Mereka memeluk ibunya yang pucat Dan lemah.

"Ibu.. "

"Ibu tidak akan meninggalkan kamu kan?"

"Bukannya ibu ingin melihat adik baru kita??"

"Ibu... kasian adik bayinya dia mau melihat ibu..." semua kalimat itu keluar dari bibir kecil gadis mungil ini.

"Sudahlah dek... mari kita lihat adik kita, kasian dia sendiri disana." Kata kakaknya dengan suara gemetar

"Ehh kalian mau lihat adik bayinya?" Tanya dokter itu.

"Iya.. Ada apa dok?"

"Itu... sebelum ibu kalian meninggal, ibu kalian memberi nama bayi itu."

"Jjinja?? Siapa namanya dok?

"Kim goo joon" jawab dokter itu

"Wahh nama yang bagus" sahut kedua anak tersebut.



Semoga kalian suka ya sama ceritanya:)~author



The dream of peaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang