***
Tolong tandai bagian yang typo 🤕
"Apa yang kamu mau? Kenapa kamu berusaha keras untuk membuatku hancur? Kita sudah bercerai, Li! Sudah tidak ada ikatan berarti antara kita."
Prilly jatuh tersungkur dengan derai air mata. Dia sudah tidak bisa menahan kekesalannya. Ali benar-benar kurang ajar! Memperlakukannya seperti seorang jalang yang haus akan belaian.
Ali mendekati Prilly dan membungkuk di hadapan mantan istrinya dengan tatapan datar.
"Aku.mau.kamu!" Jawabnya penuh penekanan di setiap kalimatnya.
Prilly menggeleng. "Kita sudah bercerai, Li. Sesuai yang kamu inginkan. Aku pergi dari kehidupan kamu dan membawa Raihan."
Ali tersenyum sinis. "Bercerai bukan berarti aku tidak bisa menyentuh dan mencicipi tiap inci dari tubuhmu, baby."
Tangis Prilly pecah saat tangan besar Ali mengusap pipinya dengan gerakan sensual.
"Kamu jahat!" Desis Prilly, menepis kasar tangan Ali yang berada di pipinya.
Mendapat perlawanan dari Prilly, Ali pura-pura memasang wajah terkejut sebelum pada akhirnya rahangnya mengeras. Kedua tangannya meremas bahu Prilly dan menatap Prilly tajam.
"Kamu lupa, kamu itu sudah tidak ada artinya! Seharusnya kamu berterimakasih ke aku karena telah sudi menghamburkan uang untuk kelangsungan hidupmu dan Raihan! Sadar diri!" Ali mendorong tubuh Prilly hingga punggungnya membentur dinding yang mengundang pekikan kesakitan dari Prilly.
Berdiri dari posisi membungkuk, Ali bersedekap dada menatap Prilly angkuh. "Jangan coba-coba berontak, atau aku akan membuat kamu dan Raihan luntang-lantung di jalanan."
Melupakan nyeri akibat benturan yang dilakukan Ali, Prilly menggeleng disela isak tangisnya. Ali dan ancamannya, sukses membuatnya tidak berkutik. Kelemahannya adalah Raihan, putranya. Dan Ali menjadikan Raihan umpan untuk menghancurkannya.
Dia ingin hidup bebas, tapi Ali dan kekuasaan yang dimilikinya tidak mampu dia lawan. Dia hanya hidup dibawah kuasa Ali dan dikendalikan oleh sebuah ancaman. Andai saja dahulu dia.... Argh! Mengingat kebodohannya jelas-jelas tidak mendapatkan hasil yang baik karena hati Ali telah keras dan sulit untuk dia gapai. Ahh... seharusnya dia sadar diri.
"Kamu telah memiliki segalanya, kenapa... kenapa kamu masih bersikeras menghancurkan ku? Aku sudah hancur melebihi dia, Li." Dengan nada suara yang nyaris tidak terdengar, Prilly mencoba meyakinkan Ali meski itu tentu saja sia-sia karena Ali dari awal tidak mempercayainya. Percuma!
Ali menatap Prilly lama. Tatapannya tajam dan tersimpan ribuan rahasia di dalamnya. Melihat Prilly yang berantakan dan terlihat... hancur, membuatnya merasakan bahagia dan... sakit hati?! Tidak! Ini tidak benar! Sudah seharusnya dia bahagia melihat mantan istrinya itu menderita. Ya, seharusnya begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Husband [ END ]
RomantikKehidupan Prilly begitu miris. Suaminya selingkuh dan menceraikannya begitu saja meninggalkannya bersama anaknya yang baru menginjak usia 4 tahun. Lebih miris lagi, suaminya yang kaparat itu tanpa tahu malu meminta 'jatah' padanya nyaris setiap mala...