Chapter 3
Mayu menyesap teh hijau beraroma melati di dalam cangkir keramik dengan ukiran bunga yang pas di genggaman , menikmati sedikit rasa original terbaru dan terdiam sejenak melihat putrinya membawa ember dengan susah payah beberapa tetes air terjatuh secara acak menyebar di rerumputan
Dia memang payah dalam kekuatan fisik pikir Mayu
Mengalihkan pandangan ke sepasang setelan exorcist yang tergantung apik
Meskipun begitu dia tetap saja kekeuh menjadi seorang exorcist dasar gadis nakal lanjut nya dalam hati
Melihat kemajuan shiemi setelah bertemu dengan si kembar yang lain membuat Mayu tersenyum ,membayangkan bagaimana cara laki laki itu menyadarkan shiemi kecilnya .
Mengingat kembali bagaimana wajah anak itu begitu mirip dengan shiro Fujimoto meskipun fakta bahwa mereka tidak terikat dengan darah yang sama sedikit senyum miris mengingat bagaimana hubungannya dengan anaknya sempat memburuk.
Dan dia masih belum bisa melupakan raut wajah anaknya saat mengetahui teman pertamanya meninggal .
Saat itu dia dipanggil ke salah satu cabang exorcist Kyoto tepatnya,dia melihat bagaimana anaknya terlelap tidur dengan kompres diatas dahinya, bagaimana dia panik saat mengetahui Putri kecilnya telah berhasil melawan iblis tingkat menengah dan rasa bangga saat mengetahui dia menyelamatkan seseorang yang dia sebut teman .
"Ibu.."
Suara lirih anaknya betapa dia merindukan suara penuh kasih shiemi
"Aku disini sayangku.."
"Apa yang..kau lakukan disini"
Mengusap dahi dengan lembut dia terlalu sibuk dengan toko sehingga tidak menyadari betapa tumbuhnya rambut pirang ini
"Apakah itu perkataan mu untuk ibumu setelah jauh dari ku aku mengkhawatirkan mu"
Brak!!
Suara pintu terbuka lebar membuat fokusnya berpindah pada seorang gadis seusia putrinya apakah dia salah satu teman shiemi.
"Shiemi!Rin..Rin meninggal!"
Dengan sekali gerakan anaknya langsung terduduk cukup mengejutkan bagaimana refleks anaknya begitu cepat saat satu kata terdengar
Rin dia yakin adalah nama salah satu anak Fujimoto shiro bukan dan dia adalah seorang laki-laki yang dia temui 3 bulan lalu tunggu gadis berambut ungu tadi berkata mati . bagaimana reaksi anaknya
Mayu melihat sendiri bagaimana wajah terkejut shiemi digantikan dengan wajah sayu dan lesu pandangan buram shiemi diakhiri dengan tubuhnya yang kembali terjatuh ke dalam futon
"Shiemi .. shiemi !"
--___---
Sebulan berlalu dengan cepat putrinya masih pergi dengan misi misi dalam intensitas lambat beberapa kali dia meminta izin untuk mensucikan tempat-tempat tertentu itupun dengan seorang gadis yang sama.
Izumo kamiki ya dia ingat itu namanya gadis dengan bibir cemberut serta alis lonjong
"Shiemi..!"
..
..
Membelai beberapa kelopak bunga merasakan tekstur ditangan dan mencium aromanya membuat pikiran mu damai bahkan dia bisa merasakan bau embun pagi disetiap serat sebuah kegiatan yang tidak perlu jadwal untuk dia lakukan karena dia akan melakukannya saat perasaannya tidak menentu yah seperti ini .
Yukio pergi melanjutkan studinya ,izumo keluar dari seijuji dan memilih untuk memelihara kuil Inari seperti yang dilakukan bon dia juga pergi untuk membangun kembali kuil nya bahkan shima serta konekomaru juga memiliki impian masing-masing hanya dirinya yang tidak mempunyai tujuan .
Apa yang akan dia lakukan setelah ini semuanya terasa suram dengan perginya Rin .
Rin ..nama yang hanya bisa dia ucapkan dia tidak akan bisa bertemu lagi dengan pemilik nama dia tidak bisa bertemu dengan wujud nya lagi
Rin dia telah pergi untuk selamanya
Kelopak bunga di genggaman mengkerut Karena tekanan membuat sisi sisinya hancur meninggalkan bekas robekan yang tidak disadari oleh shiemi
Dia tenggelam dalam pikirannya tidak mendengar kan suara ibunya yang menyahut namanya beberapa kali
"Emih.."
"Shi..EMI"
"SHIEMI!"
Ya kikik nya
Dia terkejut untuk sesaat suara ibunya memang selalu keras tapi untuk sesaat dia merasakan ada sesuatu yang menetes dari pelupuk matanya
"Air.."
Apakah baru saja dia menangis tapi untuk apa apakah ini karena dia memikirkan Rin
Ibunya menghampirinya dengan ujung kimono tersingkap 5 cm dari mata kaki
"Kau kenapa.."
"Tidak apa-apa..ibu apa boleh aku meminta izin sebentar"
Ibunya hanya menghela nafas panjang
"Kurasa aku terlalu khawatir pada mu..kau mau kemana sore hari begini sebentar lagi akan ada hujan"
"Ke tempat yang harusnya ku hadiri .. seorang kawan lama "
Mayu mengerti tatapan mata itu sama seperti saat dia berduka atas meninggalnya ayah shiemi
"Baiklah cepat kembali.."
"Em.."
Shiemi melangkah perlahan meninggalkan taman yang selama ini dia jaga di genggaman tangannya terdapat beberapa potong bunga higanbana.
Bunga yang banyak di tanam di pekuburan dan selalu mekar di musim panas , berwarna merah dengan banyak tanduk kecil menjulang sangat indah sekaligus menakutkan .
Bunga higanbana mempunyai arti kematian dan dia akan menanam di makam Rin sama seperti yang dia lakukan pada makam neneknya.
Menyesuaikan letak kacamatanya dan memeriksa beberapa kali peralatan yang terletak diatas meja Dengan taplak meja berwarna hijau ,sarung tangan berwarna putih yah dia siap untuk praktek bersama master
Dia disini untuk impian nya, mimpi yang sempat terlupakan karena fokus utama karena kakaknya, apakah dia harus berfikir picik bagaimana dia tidak mencoba cara ini sejak dulu sehingga kakaknya tidak akan pergi alih alih berlatih menembak seperti orang gila .
Yukio melihat penampilan nya sekali lagi semuanya sudah oke batinnya peralatan medis sudah dia steril kan dengan alkohol , pasien yang akan dia tangani sebelumnya sudah menjalani puasa dan yang paling penting dia siap ini langkah pertamanya.
Kali ini tidak ada yang akan menepuk pundak mu ataupun merangkul penuh kasih saat kau hancur kau harus lebih tebal dari baja bahkan mungkin berlian dia akan menanamkan kalimat itu di pangkal otaknya
Dengan langkah mantap dia berbalik badan dan menghadap ke arah tuan takamasa
"Kau siap magang okumura Yukio "
Diawal kalimat tuan takamasa penuh penekanan suaranya terdengar bass dengan sedikit slowly
"Baik"
"Operasi kali ini aku namakan langkah pertama kita akan mengambil paku yang tertancap di lobus frontal kuharap kau mengerti apa itu"
Tangannya mulai menggores kulit pasien
"Sedikit kesalahan kau akan langsung aku kembali kan ke asal mu "
Nada mengancam terselip di setiap garis ucapan tutornya dia tahu resiko apa yang akan ditanggung oleh nya sialan dia bahkan terpengaruh seluruh gerakan tangannya seolah kaku .
ludah yang berada didalam mulut tiba tiba mengeras dan tidak bisa dia telan bagaimana bisa sifat seseorang tampak berbeda dalam satu waktu
"Baik"
Melihat sekali lagi Pasien yang ia tangani seorang laki-laki berusia 30 tahun yang mendapatkan paku saat bekerja membuat pagar besi.
"Buat aku terpesona yukio Kun"
Meskipun perkataan penuh harap dari tuan takamasa tapi yang terdengar adalah sebuah pertaruhan dimana dia harus bisa melakukan operasi ini sendirian dengan tingkat keberhasilan yang sempurna
"Baik"
"Kau tidak usah terlalu gugup begitu aku juga akan memberikan beberapa arahan suster bisa kau lap keringat Yukio"
Suara teriakan dari para perawat mereka berebut untuk mengambil tissue menyeka dengan pelan cairan berasa asin dari dahi yukio arahan.
Fokus
Fokus
Yukio harus fokus jeritan hati Yukio dia harus fokus apapun yang mengganggunya dia tidak boleh membuat tuan takamasa kecewa .
CTINK...
"kau berhasil melakukan nya Yukio beberapa jahitan memang kurang rapi tapi kau tidak kencing di celana kan hahaha"
Sedikit candaan kotor dari pria dipertengahan usia 30 an
"Aku mungkin bisa merasakan itu sudah mencapai ujung tuan "
"Ahaha lihat Yukio tidak sekaku yang terlihat bukan "
Menyenggol menggunakan salah satu sikunya membuat dokter yang berada di sebelah kanan takamasa mengernyit kesakitan.
"Hah..kau benar benar anak yang jenius okumura Kun"
"Terimakasih tuan "
"Nah selanjutnya kau harus bersiap siap aku akan membuat punggung mu sekeras bebatuan"tutur takamasa
Itu Bukan cuma ungkapan atau kiasan semata Yukio benar benar merasakan punggungnya mulai mengeras kaku dalam artian lebih sederhana punggungnya mulai mendapatkan salah satu penyakit akhir usia , setiap gerakan peregangan menyebabkan bunyi yang dapat didengar oleh telinga Yukio yakin ada beberapa sendinya yang kekurangan cairan pelumas .
Bukan kah ini yang dia mau
Menerawang jauh dia dapat membayangkan bagaimana dia akan jadi jika dia masih di akademi seijuji kemungkinan besar dia akan terbujuk oleh rayuan Todo untuk bergabung dengan Illuminati ataupun dia akan menjadi seorang emo dengan semangat untuk membalas dendam kepada satan .
7 tahun dan dia bisa bertahan melewati Segala ujian praktek dari takamasa ,dia mendapatkan title dokter spesialis organ vital beberapa operasi yang dulu sulit dia bayangkan mampu di lakukan dalam 20 menit .
Operasi donor ginjal, menempelkan tangan yang terputus bahkan menyambung kembali arteri dengan jantung dia lakukan .
Sesuatu yang membuat dia gagal menyelamatkan kakaknya .
Melirik ke arah pintu rumah sakit, seluruh permukaan terdiri dari kaca satu arah yang memantulkan bayangan dirinya yang sedang terduduk disebuah ruangan berwarna putih kursi bulat yang dia duduki setinggi lutut orang dewasa , secangkir kopi mengepul dan sepotong roti .
Mengambil potongan roti menggigit nya sedikit merasakan rasa selai strawberry yang membanjiri Indra perasaannya kakaknya pasti menjerit marah melihat dia tidak memperhatikan makanan dan asupan gizi yang ia konsumsi .
Sebelum pergi ke rumah sakit dia memakan makanan sisa semalam yang disimpan di freezer dan sekotak yoghurt kadang juga dia hanya membelinya di restoran cepat saji , untuk makanan selanjutnya dia tidak mempedulikannya .
Dia bersyukur atas Fangirl yang memberikan buah-buahan diatas meja meskipun dia tidak memperhatikan siapa pengirimnya (dia juga tidak peduli dengan siapa orangnya) terkadang dia menemukan sup , bubur ,ayam bakar bahkan kotak makan siang dengan penataan makanan artistik yang dia tahu namanya Bento mengingat kembali saat di akademi .
Yukio berdiri dan mencoba mengukur tinggi badannya dengan pintu .
Yah jika dia tebak pintu didepannya memiliki tinggi 230 cm maka dia memiliki tinggi sekitar 2 meter kurang ,masih tersisa sejengkal tangan untuk bisa menyamai tinggi badannya dengan pintu .
"Lagi apa dokter spesialis organ dalam yukio okumura"
Mendengar suara dibelakangnya Yukio langsung berbalik
"A.. dokter takamasa aku.."
Sialan dia ketahuan melakukan hal konyol apa yang akan di pikir kan oleh tutornya
"Kau sudah benar-benar dewasa okumura Kun"
Genggaman tangan di bahunya membuat tanda tanya besar di kepala
"Aku berada di pertengahan 25 tahun dokter kurasa kata dewasa memang sesuai sensei"
"Ah 23 tahunkurasa "
Gerakan takamasa memejamkan mata dengan jari telunjuk menempel didagu
"Em..tapi kau belum memiliki pasangan "
Eh...
"Kau tinggi tampan punya karisma seorang laki-laki tapi yang membuat ku bingung kenapa kau belum memiliki pacar "
"E..to"
Keringat mengucur deras dari balik bahu Yukio sialan itu jawaban yang dia cari juga .
"Kau bisa memilih mereka "
Menunjuk kearah kerumunan suster yang secara diam diam (yang kebetulan dia lihat )mengawasi nya seperti predator minus suara kikik burung Nuri Yukio bahkan bisa mendengar kata-kata kyaaa tampan dan beberapa kata memuji dari kerumunan cewek segala jenis usia.
"Itu.."
Kedua matanya mencari pelampiasan tapi sialan tidak ada sudut menarik untuk dia lihat .
"Kalau kau mau aku bisa mengenal kan mu kepada putri ku dia gadis yang baik kok"
"Bukan bukan aku tidak mau merepotkan mu tuan ..itu ..aku"
Dia tidak bisa menjawab pertanyaan takamasa ,dia bisa melihat senyuman diseluruh wajah dokter ini
Kenapa setiap dia bertemu dengan orang tua yang memiliki anak perempuan dia akan (selalu) ditawari anak gadis mereka berharap dia bisa menjadi menantu .
"Nanti malam kami mengadakan makan malam bersama kau HARUS IKUT ya yukio"
Gluk..
"Saya usahakan"
"Yah itu yang namanya semangat!dan kalian kembali bekerja"
Di penglihatan Yukio takamasa seakan-akan menggiring sekawanan ayam untuk kembali kedalam kandang masing-masing sembari memegang tongkat Dan topi jerami
"Kalian tak boleh mendekati calon menantu ku"
Kedua tangannya terangkat sedikit lebih tinggi bahkan background di belakangnya berubah menjadi gelap dengan suara petir yang menggelar
Sial satu lagi orang tua yang fanatik kepada dirinya batin yukio
Meskipun terkadang sifat laki laki didepannya bisa melampaui batas kewarasan acap kali dia diperintahkan untuk membedah selain manusia sebut saja kuda Nil yang menelan sebongkah kayu jati dan seekor ikan hiu yang terjerat mata kail ikan sebanyak 20 yang salah satu nya menancap di kedua mata berkat pelatihan itu dia menjadi terampil menghadapi segala jenis pasien dengan mental benar benar di tempa, beberapa pasien memiliki sifat-sifat yang berbeda ada yang mau dia operasi dengan perasaan yang was was takut jika dia melakukan kesalahan bahkan ada yang overthinking.
"Tolong dokter jika aku tidak bisa diselamatkan tolong.."
Air mata sudah mengalir seperti sungai
"Baik.."
"Jangan lupa beri makan kecoa kecoa kesayangan ku"
"Anda tidak perlu mengkhawatirkan operasi kecil ini tuan ini hanya operasi pemotongan amandel kami hanya memotong sedikit milik anda "
"Jangan berkata sepele seperti itu kau bukan orang yang mengalami!"
Yukio harus di jaga oleh 3bperawat laki laki hanya agar tidak membuat pasien di depan nya mendapatkan Tremor di kepala.
"Biarkan aku yang melakukan pembiusan secara manual aku yakin itu lebih efektif sini kau !!"
"Dia masih magang ya"
Terlebih lagi pasien di depannya malah bertanya pada perawat dengan nada meragukan yang mengundang senyum kikuk.
"Dia orang yang mengoperasi mu tuan "
"Dia masih amatir"
Itu adalah salah satu pengalaman yang kurang mengenakkan bagi yukio jika di waktu luangnya seperti ini dia akan tersenyum seperti orang gila.
"Um dokter Yukio pasien sudah menunggu apakah Anda masih ingin istirahat lebih lama"
Seorang perawat perempuan menghampiri nya dengan senyum malu-malu dia bisa melihat bunga bunga beterbangan di sekitarnya.
"Mungkin setelah menghabiskan kopi ku dulu Aru aku akan mulai operasi nya kau bisa melakukan Anastasia terlebih dahulu"
Meskipun senyuman yang dia keluarkan adalah sebuah sikap dari seorang dokter kepada masyarakat umum untuk menunjukkan keramahan semata jelas sekali perawat di depannya salah mengartikannya .
"Kyaa ..dia ingat namaku "
Perawat bernama Ari itu pergi dengan lompatan lompatan kecil disetiap langkah.
Menyesap tetes terakhir dari cangkir sekali pakai Yukio berdiri dia mengenakan setelan kasual kaos v neck berwarna tosca dengan bawahan celana jeans berwarna putih senada dengan jas snelli yang tidak dia kancing sehingga ujung nya tertiup angin .
Melewati ruangan operasi dia dapat mencium bau karbol khas rumah sakit bau yang telah dikenal di keseharian .
Begitu dia masuk dia mengganti jas snelli dengan scrub dan melapisinya dengan apron bedah dan penutup kepala , tangannya mengambil sarung tangan berwarna putih yang masih steril belum tersentuh oleh siapapun .
"Laporkan apa yang menjadi hambatan utamanya "
Matanya tidak lepas dari seorang pasien wanita berpakaian hijau terbaring tidak sadarkan diri diatas ranjang berwarna hijau dan kenapa banyak sekali warna hijau pikir yukio
"Hambatan utama dokter adalah bayi nya belum bisa menangis"
Yukio melihat sosok kecil berukuran setelah tangannya sedang dalam buaian ibu yang tidak sadarkan diri .
"Setelah persalinan ibu ini tertidur kelelahan "
"Bangun kan dia kita tidak mau dia terlalu pulas "
"Apa maksud dokter "
Plak!
Tanpa aba-aba Yukio menampar pipi wanita itu hingga tersadar
"Bangun lah "
Pasien didepannya mengerjap untuk beberapa kali hingga kesadarannya pulih sedikit demi sedikit namun masih dalam pengaruh obat bius.
Yukio melihat bayi di buaian mengangkat tubuh nya secara terbalik
"Eh..!kau kau apakan bayi ku!"
Wanita yang menjadi ibu dalam beberapa menit terkejut bukan main bayi yang tadinya ada di genggaman tangannya Sekarang di angkat secara enteng dengan satu tangan yang masih berbalut warna putih .
"Tenang nyonya dokter berusaha untuk membuat nya menangis"
"Kembali kan bayiku kau dokter brengsek!"
Bukan cuma mengangkat secara terbalik Yukio juga menggerakkan tubuh bayi ke kanan ke kiri seperti menjemur pakaian .
"Bangun lah bayi kecil kau tahu ibumu disini menyayangi mu dan siap memberimu cinta "
Tidak ada respon Beberapa detik membuat para perawat menggenggam tangan dengan khawatir .
"Aku bilang bangun!"
Teriak Yukio
"Apa yang kau lakukan cepat kembalikan bayiku! Kumohon kembalikan "
Air mata wanita di depannya mengalir dia sudah merasakan keanehan saat lahir tanpa ada tanda tanda kehidupan di sana.
UE. UE.. UE..
bahunya mulai bernafas lega dia hidup bayi di tangannya hidup
"Kau harus hidup di sana ibumu "
Menyerahkan bayi kembali ke pelukan hangat ibunya Yukio berlalu pergi .
"Dokter Yukio Anda mau kemana"
"Kami"
"Kau urus sendiri saja selebihnya "
Tanpa peduli dengan tatapan tanya dia meninggalkan ruangan dengan baju scrub masih mengenakan masker Serta penutup kepala .
Itulah dia yang dikenal sebagai dokter yang tidak berperasaan dalam tindakan suka mengambil keputusan diluar persepsi.
Yukio okumura pemegang gelar dokter spesialis organ dalam termuda di Jepang di usia 19 tahun dan menjadi master di usia 23 tahun lulusan terbaik Oxford university .
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Re: BOND! Fanfiction Ao No Exorcist Crossover
Teen Fictionbahkan dalam mimpi terburuk nya yukio tidak pernah bisa membayangkan bagaimana jika kakaknya Rin pergi meninggalkannya namun kenyataannya tidak demikian Rin dibunuh oleh saburata Todo tepat di depan matanya setelah kakaknya berhasil menaklukkan im...