Aishiteru Sarada-chan

22

"Mitsuki" kata shikadai sambil berlari

"Kak ibu temari kak" kata mitsuki

"Iya mitsu ayah yang menyebabkan ini semua" lirih shikadai

"Sudah kuduga" kata papi toneri

"Bahkan dia mendoakan ibu meninggal" lirih shikadai

".."

"Aku sungguh membenci ayah kenapa dia begitu jahat" kata shikadai sambil menitikan air mata

"Hei sudah kak jangan nangis" kata mitsuki menenangkan

"Iya sabar dai, kita hanya perlu berdoa" kata inojin

"Apa kata dokternya? Ibu baik – baik saja kan?" kata shikadai

"Dokternya belum keluar" kata mitsuki

"Ya lama sekali" kata inojin

"A-APAAAA?" Kaget shikadai

"Hei tenang aku yakin ibu temari baik-baik saja" kata mitsuki

"Ya apalagi kalo ibu tau kau ada disini dia pasti akan senang" kata inojin

"Terimakasih ya maaf aku sudah sering jahat ke kalian" kata shikadai tulus

"Ya tidak apa semua orang pasti pernah melakukan kesalahan" kata mitsuki

"Ya dan kau tetaplah temanku jadi jangan khawatir" kata inojin tersenyum

".."

Tiba – tiba terbukalah pintu ruangan dan menampilkan seorang dokter dan beberapa perawat

"Keluarga pasien?" kata dokter yang bernama Yudo itu

"Ya, saya anaknya" kata shikadai menghampiri dokter itu

"Bagaimana dok?" kata shikadai

"Ibu anda tidak apa-apa untung cepat dibawa ke rumah sakit, Cuma syok dan ada sedikit benturan dikepalanya tapi itu tidak parah kok" kata dokter Yudo

"Apa saya bisa langsung melihat ibu saya dok?" kata shikadai

"Ya silahkan" kata dokter Yudo sambil meninggalkan mereka 

".."

Sedangkan yang lain hanya mendengar percakapan mereka berdua dan bersyukur ibu temari baik-baik saja.

"Hoi dai cakep ya dokternya" kata inojin menggoda shikadai

"Ya daripada kamu menggoda sarada dan chouco mending sama dokter itu saja" kata mitsuki

"Heh blak-blakan sekali anda" kata shikadai terkekeh

"Tapi cantikan? Kalo aku belum menikah aku juga mau kena-" kata-kata inojin terputus karena chouco menyubit pinggangnya dengan sangat keras