AKAL

5 0 0
                                    

... Filtrasi imajinasi-imajinasi dan pikiran-pikiran liar ...


Sal sa terbangun dari tidurnya, ia mengedipkan matanya berulang kali dengan cepat. Cahaya pagi ini sangat mendukung, berkilau dengan penuh terik. Menhujam dengan kekejaman, membuat aku terbangum dari tidur ku. Sehingga aku dapat melupakan kelelahan yang sudah dilewati kemarin.

"Hallo Salsa." Guru Hiday muncul dihadapan Salsa dengan tiba-tiba, membuat Salsa terkejut setengah mati.

"Kebiasaan deh, membuat Salsa terkejut aja."

"Sekarang bab akal nak, sebelum kamu memulai sekolah mu lagi. Kamu harus memiliki ilmu yang cukup mumpuni, untuk menghadapi murid ku yang sedikit menjengkelkan itu."

"Rama Indra maksud mu? Mengapa aku harus menyeimbanginya?"

"Kamu lebih hebat darinya, percayalah nak. Dia hanyalah bayang-bayang ku saja."

"Aku semakin tidak mengerti semua ini, katanya Cahaya Api itu, pelajaran terakhir ku? Mengapa sekarang ada lagi? Apakah kamu sedang mempermainkan ku? Aku sangat-sangat tidak mengerti akan hal ini!"

"Selesaikan perjalanan mu, jangan banyak bicara nak. Karena aku berusaha habis-habisan perihal ini."

"Aku hanya takut, dijerumuskan oleh mu saja."

"Aku tidak akan pernah menjerumuskan mu nak."

"Mengapa demikian?"

"Karena kamu murid ku."

"Baiklah, aku percaya sekarang."

"Akal, adalah pikiran-pikiran logis. Yang mengetahui mana yang salah dan mana yang benar, sehingga ku katakan. Bahwasanya etika tercipta dari akal manusia."

"Lantas, bagaimana dengan orang yang tidak menggunakan akalnya? Dan katanya, perbedaan manusia dan hewan. yaitu akal?"

"Semua orang dapat berpikir, bahkan semua orang juga dapat berpikir dengan akal nya. Namun untuk menjawab kedua pertanyaan itu, pertama-tama kamu harus mengetahuinya."

"Aku serius!"

"Muka ku terlihat sebecanda itu, menurut mu?"

"Iyalah! Karena jika aku tahu, aku tidak akan mempertanyakannya."

"Wajah mu lucu sekali nak, kalo lagi kesal seperti ini."

"Dasar guru aneh!"

"Oke, kita lanjutkan. Pertama-tama yang harus kamu ketahui, perbedaan yang mempunyai akal dan yang menggunakan akal sebaik-baiknya."

"Maksud mu?"

"Jika berbicara yang mempunyai akal, maka hewan pun bisa kita katakan memiliki akal. Jika  berbicara yang menggunakan akal sebaik-baiknya, maka hewan tidak termasuk."

"Contoh nya?"

"Kita ambil contoh, monyet. Dia bisa tau mana pisang mana jagung, tapi jika kita kasih pohon pisang yang   masih kecil. Sang monyet tidak akan menerimanya, karena yang ada dipikirannya hanyalah pisang. Yang mungkin juga, monyet itu sudah tau ciri-ciri pisang yang ia biasa dimakannya itu seperti apa. Bukan kah itu sebuah akal? Pikiran-pikiran yang disileksi sebelum ia mengambil sesuatu, melakukan sesuatu, dan berbicara sesuatu."

"Tapi dia hanya mengetahui itu, dan itu bukan etika. Ditambah lagi, dia tidak memikirkan itu. Karena itu makanannya."

"Kamu lucu sekali nak. Kita bandingkan dengan mu, jika kamu mau memakan sesuatu. Apakah kamu tidak berpikir terlebih dahulu? Dan jika kamu diperkenalkan dengan makanan baru, apakah kamu langsung memakannya? Itu muncul apakah bukan dari sebuah pemikiran? Atau yang lebih dasarnya, akal?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diary MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang