Patriot dan Ruangan tanpa Identitas

52 10 0
                                    

"Ketika Hatimu Berada Pada Fase Optimis, Maka Cobalah untuk Tak Apatis, dan Teruslah Bertahan agar Dia Juga Tak Pesimis, Dan Semoga Rasa itu Bisa Mengukir Kenangan Manis yang Takkan Pernah Habis"~MatPm22.25

Tak mengherankan jika penghuni yang baru pada satu lingkungan akan menghadapi rintangan yang besar untuk bertahan pada lingkungan itu. Tak dipercaya dan dianggap remeh adalah suatu hal biasa yang nantinya akan dihadapi oleh penghuni baru itu, tinggal bagaimana nantinya penghuni itu akan melewatinya agar bisa beradaptasi dan bisa berkolaborasi dengan penghuni lainnya. 

Rafil yang masuk salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMA) dan kebetulan Rafil masuk dijurusan yang baru dibuka. Keadaan terpaksa untuk masuk dijurusan itu membuatnya tak semangat belajar, jurusan itu bukan pilihannya, tetapi nilai lah yang membuatnya masuk dijurusan itu. Begitupula dengan siswa lainnya yang masuk pada jurusan itu, semuanya tampak tak bersemangat menjalani proses pembelajaran, padahal Rafil dan teman sekelasnya merupakan angkatan pertama yang memasuki jurusan itu yang hanya ada satu kelas dan tentu jumlah siswanya tak seberapa.

 Jurusannya adalah penghuni baru disekolah itu. Banyak hal yang harus dirasakan oleh penghuni baru itu, terkadang nama jurusan itu tak disebut saat ada pemberitahuan, sehingga Rafil dan teman kelasnya merasa kecewa akan hal itu. Dianggap sebagai kelas buangan, karena semuanya masuk pada jurusan itu hanya dalam keadaan terpaksa. Tak jarang banyak pihak yang tak mempercayai penghuni baru itu untuk berkontribusi dalam berbagai kegiatan disekolah.

 Tidak sampai disitu Rafil dan teman kelasnya sering mendapat hukuman, karena tak mengerjakakan tugas, bagaimana mau mengerjakan tugas, semangat untuk belajar pun sama sekali tidak terlihat dikelas itu. Hingga banyak pengajar yang ragu untuk mengajar dikelas itu. Tapi mungkin, dengan adanya seorang wali kelas bisa membuat sedikit progress pada kelas itu, dan benar saja wali kelas itu berusaha untuk membangkitkan semangat Rafil dan teman kelasnya.

 Nasihat demi nasihat, motivasi demi motivasi, dan pengorbanan wali kelas itu kian membara seakan ada sesuatu yang sangat berharga didalam diri murid-muridnya. Tak terkecuali Rafil yang mempunyai mental penakut, dan tak berani melakukan perubahan sama sekali. Semangat yang diberikan oleh wali kelas itu tak disia-siakan Rafil dan teman kelasnya. Rafil dan teman kelasnya selalu berusaha mencoba mengikuti kegiatan yang memacu mental persaingan. Rafil yang penakut pun berusaha berkontribusi walau dengan melawan rasa takutnya akan kegagalan. Ketakutan Rafil pun akhirnya terjadi, berulang kali mengikuti lomba persaingan antar jurusan membuatnya kalah terus-menerus. 

Dua semester telah berlalu penghuni baru itu tak pernah berhasil menyabet satu kemenangan apapun. Tentu hal ini menjadikan mental penakut Rafil semakin memucuk, ketakuatan Rafil mungkin ibarat penghuni hutan yang takut akan singa sang raja rimba. Tak tinggal diam, wali kelas itu tak mundur sedikitpun untuk menggali sesuatu berharga pada anak walinya, dia berusaha membuat kegiatan yang khusus ditujukan untuk anak walinya, mengasah kreativitas para muridnya, meningkatkan jiwa persaingan para muridnya, walau dia ditentang oleh berbagai pihak semngatnya untuk dia tetap kokoh dengan pendiriannya. 

Sedikit demi sedikit Rafil dan teman kelasnya mulai menemukan jati dirinya dan wadah untuk menunjang bakat-bakat mereka, Rafil sendiri yang mempunyai bakat dibidang sastra dan beladiri dan Rafil membutuhkan wadah dengan mengikuti ekstrakurikuler yang ada disekolah, lainnya ada yang bergelut dibidang seni, olahraga, ilmiah dan lain sebagainya. 

Tak semua mengikuti ekskul yang ada disekolah karena ada beberapa teman kelas Rafil yang mempunyai bakat yang tidak ada wadahnya disekolah, jadi mereka menumpahkan bakatnya diluar tapi dengan atas nama kelasnya serta atas nama jurusannya. 

Satu per satu prestasi dicetak oleh Rafil dan teman kelasnya, kini si penghuni baru yang tak mempunyai semangat kini mempunyai semangat yang membara, si penghuni baru yang tak dikenal kini menjadi perbincangan para penghuni lama yang dulu meremehkan. Tak ada lagi hukuman karena tak mengerjakan tugas, tak da lagi rasa terpaksa didalam kelas itu. Semua keadaan si penghuni baru berputar 360 derajat. 

Itu semua berkat semngat wali kelasnya, dia dianggap patriot tanpa tanda jasa yang berdiri dipintu ruangan tanpa nama, sebuah ruangan tanpa identitas, tanpa kepercayaan diri, dan sebuah ruangan tanpa sedikitpun semangat yang berkoar, bahkan tak satupun mengenal ruangan itu. Langkah kaki patriot itu selangkah demi selangkah masuk keruangan tanpa identitas itu. Ketika dia bersua, bara api semangat dari jiwa-jiwa yang ada diruangan itu mulai menyala seakan ruangan itu sudah mempunyai nama. Tiga tahun patriot itu meneteskan keringat untuk memberikan identitas pada ruangan itu. Resiko yang ditanggungnya bukan main beratnya. Rasa malu, kesal, minder raib dibungkus oleh semngatnya. Kendatipun dihujat bahkan dijatuhkan, ia tetap berdiri kokoh dan berdiri tegap didepan ruangan itu. Alhasil, ruangan tanpa identitas itu melahirkan sebuah nama yang menggoreskan kenangan manis penuh suka duka. Tak hanya berupa nama yang ia berikan pada ruangan itu, sebuah identitas berupa prestasi ia lukiskan menjadi lambang dari ruangan itu. Seorang patriot seperti wali kelas itu tak mempunyai satu kata pujian yang pantas diberikan kepadanya. Semua kata pujian yang ada terlalu rendah dan tak sepadan dengan apa yang telah ia lakukan. Ketika Rafil mengingat perjuangan selam tiga tahun disekolah itu semua ketakutannya hilang, tak terkecuali persoalan asmaranya, kini Rafil mulai optimis dalam hal asmara agar bisa menuliskan sebuah kenangan manis seperti ruangan tanpa idetitas itu. Sedikit puitis dari biasanya karena tulisan ini diharapkan oleh patriot itu. Kalaupun tidak, setidaknya ilmu yang diberikan sudah disalurkan pada tulisan spontanitas ini. 

PENAKUT |Spontanitas2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang