Arvin hampir mengeluarkan seluruh isi lemarinya. Entah apa yang dia cari hingga membuat Arvin si pecinta kerapihan mengobrak-abrik kamarnya hingga terlihat seperti kapal pecah. Namun hingga lemarinya kosong barang yang dia cari sepertinya tidak dia temukan.
"Ya Allah Vin, kamu kok ngamuk gini!" ujar Ibunya yang terkejut melihat kamar putra bungsunya seperti kapal pecah.
"Enggak ngamuk kok, cuma cari sesuatu aja!"
"Cari apa memangnya?"
"Seragam SMA!" jawabnya santai.
Sang ibu menaikkan kedua alisnya heran kalau memutar kedua bola matanya.
"Vin, seragam kamu kan udah Mama kasih ke Bi Marni buat di pakai anaknya di kampung!"
Bodoh! Padahal waktu itu sang Mama sudah meminta ijin padanya. Kenapa dia bisa lupa?
"Yah!" Arvin terlihat kecewa.
"Mau buat apa sih? Ada reuni dress code-nya pakai seragam gitu?" Arvin menggeleng. "Lalu mau buat apa?"
"Pokoknya ada!"
"Ya udah beli lagi aja, repot amat!" ujar ibunya lalu meninggalkan Arvin dan kamarnya yang berantakan.
Lagi-lagi kenapa dia tidak memikirkan hal itu. Setelah itu dia langsung bergegas pergi membeli seragam SMA.
***
Rubi sibuk memilih baju yang akan dia gunakan besok. Harusnya dia tidak melakukan ini, karena dia hanya pergi dengan Arvin. Arvin yang menurut cerita dan bukti-bukti yang ada adalah mantan pacarnya. Jadi mari jangan salahkan Rubi yang ingin tampil cantik di depan mantan pacarnya. Semua ini sudah berlaku satu jam, hingga akhirnya dia menyerah dan tertidur karena terlalu lelah.
Dertttt ... Dertttt ... Derttt.
Rubi meraba ranjangnya berantakan untuk mencari letak ponselnya. Sangat menyebalkan saat sedang mimpi indah Pi selnya tiba-tiba berdering dan membuyarkan semuanya.
"Halo!" ucapnya dengan mata yang masih terpejam.
"Bi, turun aku di bawah!" ujar suara orang yang meneleponnya.
"Ini siapa?"
"Arvin Bi, kamu kebiasaan deh kalau tidur angkat telepon nggak melek dulu!"
Menyadari itu, Rubi langsung bangun dan merutuki kebodohan yang baru saja dia lakukan.
"Iya bentar aku turun!"
Rubi langsung berlari menuju pintu, tapi kemudian dia ingat jika, penampilannya selalu seperti orang kalau baru bangun tidur. Dia berlari menuju kamar mandi, mencuci muka, memakai sedikit pelembab dan sedikit mengoleskan liptint. Kemudian mengikat rambutnya tanpa menyisirnya lebih dahulu karena tidak punya waktu lebih.
Tepat sepuluh menit akhirnya Rubi sampai di lobi apartemennya dan melihat sosok Arvin yang berdiri di samping mobilnya yang terparkir diseberang jalan dari apartemennya.
"Maaf lama, tadi habis dari kamar mandi dulu!" ujar Rubi jujur, karena dia memang baru dari kamar mandi.
"Nggak apa-apa kok, aku yang harusnya minta maaf karena ganggu waktu tidur kamu!"
"Nggak ganggu kok. Btw kamu ngapain malem-malem ke sini?" tanya Rubi penasaran kenapa dia mendatanginya, padahal besok mereka juga bertemu.
"Oh ini!" Arvin menyerah sebuah paper bag yang dibawanya pada Rubi.
"Apa ini?" tanya Rubi.
"Besok dipakai ya!"
"Seragam?" Rubi bingung saat Arvin memberinya seragam SMA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Between Us
RomanceSinopsis! Kalian percaya karma? Arvin Pradika Kusumawardana percaya, sangat percaya. Dia menyakini dia sedang membayar karma dari kelakuannya di masa lalu. Dia mengidap elergi tidak biasa. Kalian percaya jika dia mengidap alergi pada wanita. Mus...