04. Tiga Tahun

6 1 0
                                    

Bali, 2016

Seorang perempuan dewasa tergesa gesa berlari mengejar bis yang akan ia tumpangi agar dapat membawanya selamat sampai tujuan utamanya yaitu Bali.

Entah apa yang difikirkan ibunya hingga ibunya memutuskan untuk menikah kembali dan mengadakan pesta di Bali.

Rani, perempuan dewasa berusia 23 tahun ini sering dipanggil Rani oleh kebanyakan orang yang mengenalnya.

...

"Bunda enggak mau tau kamu harus pakai gaun ini" Bunda Rani memaksa Rani untuk memakai gaun yang telah disiapkannya jauh jauh hari.

"Rani enggak mau Bunda" bantah Rani.

Gaun itu simple mini dress hanya saja warna putih, Rani benci warna putih.

"Bunda enggak mau tau, sampai bunda tau kamu enggak pakai gaun ini, jangan pulang ke Jakarta" ancam Bunda pada Rani.

Bunda berlalu meninggalkan Rani, Rani hanya melotot dan berteriak "BUNDA TEGA"

Rani terpaksa menggunakan gaun putih itu.

Berjalan sambil menggeruti menyusuri lorong hotel menuju ballroom dimana acara resepsi pernikahan Bundanya berlangsung.

Memasuki lift, saat ingin memencet tombol lantai yang ingin Rani tuju, tiba tiba segerombol orang berbondong bondong memasuki lift.

Alhasil Rani terjepit "bangsat" umpatnya lirih.

Namun masih terdengar oleh orang yang berdiri tepat berada di sebelahnya.

Orang tersebut menoleh meneliti pakaian Rani dan tersenyum tipis.

Pandangannya beralih saat sekretarisnya memanggilnya "Pak Pandu ini yang harus bapak sampaikan nanti saat rapat"

Pandu menoleh pada sekretarisnya dan mengambil tablet yang disodorkan oleh sang sekretaris.

Lift terbuka namun bukan lantai yang dituju Rani.

Beberapa orang keluar namun ada juga beberapa orang lagi memasuki lift.

Seorang laki laki dengan tubuh yang tidak kecil memasuki lift dengan gayanya yang songong tiba tiba berdiri di depan Rani.

Posisi Rani yang sangat sangat terjepit hanya pasrah berdiri berjuang menjaga keseimbangan kakinya yang pada saat itu menggunakan heels setinggi 5cm.

Rani menahan nafas, tak lupa bibirnya menggerutu tanpa suara hanya bergerak gerak tidak jelas.

Pandu yang sedari tadi memperhatikan wanita disebelahnya hanya tersenyum geli.

Melihat gelagat wanita itu yang tidak dapat menyembunyikan kekesalannya.

Tepat lift terbuka pada lantai yang Rani tuju.

Ia menghela napas lega.

Segera ia keluar dari kotak ajaib yang membawanya pada lantai ini tanpa lelah untuk menaiki tangga.

Pandu keluar bersamaa dengan wanita tersebut.

Ia berjalan tepat dibelakangnya diiringi dengan sang sekretarisnya dan berkata "kita meeting di meeting room dahulu pak, setelah meeting selesai, bapak dapat menghadiri undangan pernikahan Bapak Eko"

"Baiklah" jawab Pandu singkat mengikuti arahan yang ditunjukkan sang sekretaris.

Rani menemui Bundanya sekaligus Papa barunya sekaligus saudara tirinya.

"Hai bun" sapa Rani pada Bunda dan menyalami Papa barunya melambaikan tangan pada saudara tirinya.

"Anak Bunda, cantik deh pakai gaun ini" puji Bunda pada Rani, Rani hanya tersenyum miris.

BertemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang