6

267 6 2
                                    

Tolong koreksinya apa bila ada typo atau kata rancu.

Adel Pov
.....

Aku tidak tahu bagaimana perasaan ku saat ini. Rasanya terlalu campur aduk. Perutku terasa mual ketika mengingatnya saja.

Setelah kak Karin, mengatakan bahwa aku akan di jadikan bahan lelangan tiga hari lalu dan itu artinya tinggal empat hari lagi dan itu benar-benar membuat ku sangat sulit untuk bernafas.

Aku dan kak Karin, setiap hari benar-benar memutar otak untuk mencari jalan keluar dari sini. Tapi satu pun tidak ada yang terealisasikan, semua ide mengambang begitu saja dan kemarin saat aku berdiri di balkon tempat biasa aku menjemur pakaian sebuah ide muncul, yaitu ide gila terbesit di otakku. Yaitu loncat dari lantai empat ini, saking buntunya otakku memikirkan rencana-rencana keluar dari sini dengan cara cantik. Tanpa aku terluka, orang lain terluka dan orang-orang tidak ada yang mengetahuinya. Yaitu kemustahilan yang tidak akan terjadi.

Tiga hari berlalu begitu saja dan sia-sia. Hanya tinggal empat hari lagi acara lelang itu di selenggarakan, setiap satu tahun sekali itu. Para bodygruat sudah di siapkan untuk mengamankan acara pelelanggan, para wanita cantik pun sudah di persiapkan menjadi bahan lelangan. Bahkan madam memfasilataskan para wanita-wanita tersebut berbagai treatment kecantikan dari ujung kaki sampai ujung kepala termasuk diriku salah satunya.

Para bodygruat pun di tugaskan untuk memantau gerak-gerik semua orang yang akan di jadikana bahan lelangan. Coba kalian pikirkan bagaimana aku bisa keluar dari sini? Sedangkan aku duduk di teras saja di awasi dari pantaun mereka GILA memang.

Aneh melihat sebagian dari mereka yang tampak antusias. Karena mungkin mereka berfikir, hidup mereka akan jauh lebih baik dari sekarang. Jelas saja, yang menghadiri acara tersebut bukan orang biasa, mereka dari kalangan atas dari pengusaha sukses, pengacara, penjabat dan bahkan artis sekalipun. Tapi selama aku disini dan melihat acara itu, tak pernah sekalipun melihat lelaki tampan yang akan suka rela mengeluarkan uang banyak untuk membeli wanita. Semuanya sudah berumur. Meski banyak lelaki tampan yang datang kesini, tetapi mereka hanya di jadikan kesenangan satu malam saja, tidak untuk di jadikan selamanya. Menjadikannya peliharaan.

Rencana ku siang ini adalah menyapu halam belakang, biasanya siang seperti ini para bodygruat madam istirahat semoga ada celah di sana. Tapi, sial sungguh sial. Bodygruat madam sama sekali tidak beranjak selangkah dari tempatnya. Dan sial mata mereka malah semakin lekat menatap ku. Entahlah.. Aku tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan. sungguh kesabaranku sudah mulai habis. Lama-lama ia akan merakit garnat juga dan membumi hanguskan mereka. Seandainya ia bisa melakukan itu. SEANDAINYA.

Karena mulutku dari tadi diem aja sambil memperhatikan mereka satu-persatu, akhirnya aku mulai mencari jalan lain untuk berkomunikasi dengan mereka. Mungkin salah satunya mempunyai hati. Selembut salju di balik parasnya yang sangar itu.

Aku mulai beramah-tamah pada salah satu dari mereka, mungkin dengan kepercayaan madam lebih tepatnya. Namanya Robert. Lelaki itu yang sering memperhatikanku. Mungkin usianya sekitar 25 tahunan, ia memiliki wajah yang dingin dan sangar tapi kalau di perhatikan dia tampan juga. Akh tidak, tidak, dia memang tampan. Tapi ketampanannya ke tutupan oleh wajah yang sangar dan badan raksasanya.

Carissa pernah berkata kalau raksasa itu  menyukainya? ya jelas saja dia hanya meledekku  tentu saja, seperti dua hari ini dia selalu mencari masalah setiap waktu dan apabila ada kesempatan dasar kuntilanak.

"Rob, kau tidak pegal berdiri di situ saja, apa kau tidak takut terkena penyakit varises, karena terlalu lama berdiri." tanya ku panjang lebar.

Dia hanya menyeringitkan dahinya. Lantas tersenyum tipis. Tipisss... sekali hanya segaris hampir tak terlihat.

Love And Pain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang