11. Tidak Ada yang Abadi

4.8K 752 59
                                    

Hening.

Hanya tatapan mata mereka yang berbicara.

Rose tadinya kaget karena Jaehyun mendadak jatuh. Ia pikir tubuhnya akan sakit karena terjungkang ke belakang, tapi siapa yang mengira kalau ini mungkin yang namanya jatuh di permen kapas saking manisnya.

Ya, Jaehyun menumpukan lengannya di bawah kepala Rose supaya kepala gadis itu tidak terantuk ke lantai. Tapi itu cuma refleks doang sih, bukan niatnya Jaehyun mau bantu Rose.

Jaehyun menjauhi dirinya dari Rose, saat hendak berdiri ia terkesiap saat mendapati Rose memeluk pinggangnya erat dari belakang.

"Makasih ya Jae udah tolong aku. Aku seneng banget sampai rasanya mau nangis," ungkap Rose sumringah. Matanya memang berkaca-kaca menahan rasa hari.

Jaehyun sudah geram, ia refleks menjauhi Rose darinya dengan kasar. Bahkan gadis itu sedikit terhempas dari posisinya dan meringis memegangi kakinya yang memang masih sakit sehabis berlari.

"Erhhh, gue benci banget sama lo!" gertak Jaehyun yang pergi begitu saja tanpa peduli Rose yang meringis menahan rasa sakit di kakinya.

❤❤❤

Jaehyun benar-benar kesal hari ini. Baginya setiap hari kalau bertemu Rose adalah kesialan haqiqi dalam hidupnya. Jaehyun baru saja ditegur oleh guru Bimbingan Konseling dalam sejarah hidupnya sebagai murid teladan.

Semuanya gara-gara gadis itu, Jaehyun benci sekali dengannya.

Sekarang Jaehyun harus membersihkan lapangan sekolah karena hukumannya yang tertangkap berkelahi dengan June.

Jaehyun senantiasa menghela nafasnya dan meratapi nasib malangnya. Ia segera bergerak untuk membersihkan lapangan.

Sesekali pikirannya berkelana, bagaimana caranya untuk menyingkirkan Rose dari hidupnya. Bagaimana caranya membuat gadis itu membencinya jika dengan cara kasar sama sekali tidak ampuh.

Rose benar-benar aneh. Di saat cara mengasari orang adalah hal terampuh untuk membuat jarak dengan seseorang, Rose justru berbeda. Malah gadis itu semakin berusaha menempel padanya layaknya benalu. Ah, sial. Benar-benar menyebalkan.

Sampai Jaehyun terhenyak saat sapu lidi di tangannya dirampas, yeah.. Rose pelakunya. Dia tersenyum manis menatap Jaehyun, "Biar aku aja, kamu 'kan anak laki-laki jadi gak pantas buat kerja beginian. Emang ya kadang guru itu ngasih hukuman gak mikir juga, hmmm," cerocos Rose.

Jaehyun memutar bola matanya kesal. Lagi dan lagi Rose, entah kapan dia akan terbebas dari gadis ini.

"Yaudah kalau lo mau," sahut Jaehyun yang kemudian melangkah pergi begitu aja.

Rose membalikkan badannya sekedar menatap Jaehyun, "Aku bakalan belajar untuk jadi istri yang baik ya Jae, jadi tunggu aku hehe," cengir Rose sumringah.

"Deket sama lo aja gue najis, jangan banyak halu deh hidup lo," sinis Jaehyun.

"Gak apa, aku orangnya sabar kok. Aku bakalan nungguin kamu memandang ke arahku. Semuanya gak ada yang kekal di dunia ini, Jae. Termasuk perasaannya kamu ke aku. Aku yakin suatu hari nanti kamu pasti bakalan memandang ke arahku meski butuh waktu yang lama. Aku janji bakalan nungguin kamu," ungkap Rose sehingga Jaehyun mendelik tajam ke arahnya.

"Lo mau tau hal apa yang gak bisa gue lakuin didunia ini?" Jaehyun menyahut dengan nada dinginnya. Rose mengangguk-angguk antusias.

"Suka ke lo, itu mustahil. Jadi buang mimpi sialan lo itu jauh-jauh," sinis Jaehyun.

"Kamu juga mau tau apa yang gak bisa aku lakuin di dunia ini?" sahut Rose namun tidak digubris oleh Jaehyun. Pria itu tetap melangkah pergi.

"AKU GAK BISA MENJAUH DARI KAMU JAE!" teriak Rose yang terdengar begitu bahagia.

Foolish Love [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang