Pelangi 04

4.8K 252 2
                                    

Dengan tubuh telentang, Pelangi memainkan secarik foto di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan tubuh telentang, Pelangi memainkan secarik foto di tangannya. Sesekali ia akan menatap sosok yang berada di foto itu, kemudian kembali terdiam. Selalu begitu berulang kali.
Sampai ia tak sadar jika ada seseorang yang masuk ke kamarnya. Sampai akhrinya ia terkesiap saat merasakan seseorang itu mengusap kepalanya.

“Mami udah pulang?” ucapnya dengan senyuman merekah.

“Udah sayang, Lala lagi apa?” tanya wanita cantik benama Zetti itu.

“Gak lagi apa-apa kok Mi” ucapnya menutup foto yang berada di tangannya.

Zetti melirik itu lalu menghembuskan nafas pelan. “Lala kangen Abang?”

Senyuman bahagia Pelangi berubah menjadi senyuman sedih begitu mendengar ucapan sang ibu. “Banget”

Mata Zetti memanas melihat perubahan senyuman Pelangi, wanita itu menarik lembut sang putri kedalam pelukannya.
“Lala harus terus berdoa ya semoga Abang baik-baik aja di luar sana dan cepat kembali” ucap Zetti berusaha kuat.

“Papi masih marah banget ya Mi? Kan Pelangi sekarang udah baik-baik aja” ucap Pelangi. Zetti segera mengusap air matanya dan melepaskan pelukan.

“Eh udah malam banget, sekarang anak Mami tidur ya, besok harus sekolahkan” ucap Zetti mengalihkan perhatian Pelangi.

Pelangi paham, bahkan sangat paham jika sang ibu mengalihkan pembicaraan, namun ia juga enggan menambah luka pada Zetti. Pelangi sangat tau jika sosok yang paling terluka pada kejadian di masalalu dan sampai sekarang itu adalah Zetti sendiri.

“Mami juga langsung tidur ya” ucap Pelangi saat melihat Zetti mulai menutup pintu.

“Iya sayang” sahut Zetti.

Wanita itu menutup rapat pintu kamar Pelangi dan tepat saat itu juga air matanya menetes. Hatinya benar- benar sakit. Kesalahaannya begitu besar sampai memisahkan kedua anaknya. Dan kini ia hanya bisa menangis dalam diam.

***

Laskar menatap pantulan dirinya di cermin, dari atas sampai bawah rambut tertata rapi, tidak memakai dasi, seragam di keluarkan, dengan tas di sampirkan ke bahu sebelah kanan.

Ia tersenyum miring memerhatikan penampilan nya, entah apa yang ada di dalam pikiran seorang Laskar. Tak pernah bisa di tebak.

Tok! tok! tok!

Ceklek

"Abang, Ejha nebeng yaa" ucap Senja yang memunculkan kepalanya di sela pintu yang ia buka.

"Hmm" sahut Laskar singkat tanpa menoleh. Kadang ia heran dengan adiknya, untuk apa dia mengetuk pintu tapi akhirnya akan dia buka sendiri tanpa menunggu jawaban juga. Dasar Senja.

Usai memastikan pakaiannya, ia langsung keluar dan segera sarapan bersama keluarganya.

"Pagi Ma, Pa" sapa Laskar pada kedua orangtuanya.

First Love✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang