Jatuh cinta?
Kata tabu yang sangat sering kita dengar, terutama para kaula muda yang tentu saja sering merasakannya. Dan tentunya siapa saja pernah merasakan "jatuh cinta", satu hal yang memiliki berjuta rasa.
Lalu bagaimana rasanya jika jatuh cinta...
Aku balik lagi, kali ini di temani Laskar dan Pelangi mereka berdua bakal nemenin kalian dengan versi lebih baik!
Stay here🤍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rekahan senyuman Pelangi mengembang sempurna. Mata indahnnya memancarkan kebahagiaan saat menatap objek di depannya. Tempat ini, tempat yang pernah ia singgahi bersama seseorang, sebuah bukit yang sangat indah terlebih saat sore hari ini. Tubuh gadis itu berbalik saat mendengar langkah di belakangnya.
Senyuman di bibirnya semakin mengembang menatap seorang pemuda tampan. Tanpa membuang waktu, Pelangi segera berlari memeluk sosok yang sedang merentangkan tangannya.
“Gimana? Kamu senang gak?” tanya pemuda tinggi itu.
Kemudian Pelangi kembali menenggelamkan wajahnnya pada dada pemuda tampan tersebut. Di bawah langit yang cerah berhiaskan awan putih dan lengkungan pelangi, sepasang anak muda itu menghabiskan waktu berdua.
Sampai langit menjelang berubah warna, Pelangi menoleh menatap sosok yang duduk di sebelahnya.
“Inikan kedua kalianya kita kesini, aku mau deh kamu janji satu hal sama aku” ujar Pelangi dengan tangan yang bergerak mengenggam tangan seseorang itu.
“Janji? Janji apa?” tanya pemuda itu dengan alis berkerut.
“Janji kalau kamu gak akan ninggalin aku” ucap Pelangi menatap tautan tangan mereka.
“Gak lah”
Pelangi langsung mengangkat wajahnnya dengan tatapan terluka. “Kok kamu gitu sih”
“Iya, aku gak akan mau janji” sahut pemuda itu dengan yakin.
Dan detik berikutnya, pemuda itu justru menjerit terkejut saat Pelangi dengan keras memukul bahunya. Pelangi langsung berdiri berkacak pinggang dengan matanya yang menajam.
“Kamu jahat tau gak!” amuk Pelangi. Sedangkan pemuda itu malah tertawa melihat ekspresi sang kekasih yang merajuk, iya kekasihnya.
“Coba deh dengerin aku dulu” ucap pemuda itu menarik lengan Pelangi.
“Gak, aku gak mau” ucap Pelangi sembari mengibaskan tangannya.
“Lala, dengerin aku dulu” ucap pemuda itu dengan lembut. And see, Pelangi langsung menurut.
“Dengerin aku ya, janji itu cuma kata penenang di kala kecemasan” ucap pemuda itu sembari menyelipkan anak rambut ke daun telinga Pelangi.
“Terus, kenapa kamu gak mau janji?” tanya Pelangi.
“Dan aku, aku mau jadi orang yang terus kamu cemaskan, aku mau jadi orang yang akan terus kamu pikirkan” jelas pemuda itu dengan pandangan lembutnya.
“T-tapi aku harus dengar kamu janji” ucap Pelangi lagi dengan lesu.
“Maaf ya”
Pelangi kembali menatap sosok itu saat suaranya terdengar memelan. Matannya memerah menyadari sosok di hadapannya memudar.
“Gak, gak kamu gak boleh pergi” ucapnya dengan air mata yang mulai jatuh.
Sedangkan sosok itu hanya bisa menampilkan senyuman yang menandakan rasa bersalahnya. Melihat senyuman itu, tangis Pelangi pecah begitu saja.
“Gak, gak Laskar gak boleh” tangisnya, kini ia bahkan tak bisa lagi berasakan raga itu. Yang ia rasakan hanya ruang hampa yang paksa ia genggam.
“Maaf”
Untuk kesekian kalinya Pelangi kembali mendengar kata itu.
“Gak”
“GAKKKK— LASKARRR”
Pelangi terkejut bukan main saat menyadari mimpinnya barusan. Bahkan tubuhnnya sudah di banjiri keringat dingin.
Lalu gadis itu mengambil segelas minuman di nakasnya dan meminumnya. Begitu sudah meneguk beberapa kali, ia mengembalikan minuman itu. Namun perhatiannya teralihkan pada benda yang terpajang disana.