☁ 4. ☁Perusuh

18 5 1
                                    

Baru beberapa kali berdekatan dengan Morgan, Agatha sudah merasa nyaman jika bersama cowok itu. Namun, ia tidak mau mengakuinya, walau bisa dibilang Morgan adalah cowok idaman semua orangpun ia tidak peduli karena hatinya masih memilih seseorang yang nyatanya tidak pernah menerima bahkan melirik Agatha sedikitpun. Sakit? Memang. Tapi mau bagaimana lagi, hatinya menyuruh untuk tetap diam di satu tempat.

☁☁☁

Kali ini Agatha sudah tidak tahan dengan kelakuan adik kelasnya yang membuatnya geram. Bagaimana tidak, adik kelasnya itu sudah bersikap tidak sopan kepadanya bahkan dia sempat mengancam adik kelasnya itu namun dirinya malah makin di tantang. Belum taukah dia siapa Agatha itu?

Kali ini Agatha memutuskan untuk datang kesekolah lebih awal. Untuk apa? Ya jelas untuk melabrak adik kelasnya itu.

"MANA BIANCA?!" Teriak Agatha di depan kelas X-IPA2.Semua murid yang tadinya sedang melakukan aktifitasnya masing-masing kini berubah ketakutan karena kedatangan Agatha di kelas mereka.

"DI TANYA JAWAB DONG PADA PUNYA MULUT KAN!" lanjut Lora yang geram dengan sikap mereka yang tak kunjung menjawab.

Bela menepuk bahu kedua temannya sambil menunjuk ke arah depan kelas X-IPA1. "Eh tu si centil!"

Bianca yang merasa di tunjuk langsung memutar bola matanya malas seraya tersenyum simpul, bermaksud ingin meremehkan Agatha dkk.

"Heh centil! Maksud lo apa ngadu-ngadu yang gak jelas ke farel?" tanya Agatha seraya melipat tangannya di dada.

Bianca tersenyum sinis. "Lo masih nanya maksud gue apa? Oke, gue jelasin. Maksud gue ngelakuin itu karena... Yang pertama, gue mau ngambil hatinya ka farel dan yang kedua..." ia berhenti sejenak untuk pura-pura berfikir. " mmm kayanya buat ka farel jadi makin ga suka sama lo deh"

Lora maju selangkah mendekati Bianca. "Punya mulut dijaga. Ga sopan lu bego!"

Bianca tak mengubris perkataan Lora, malah ia sengaja pura-pura tidak dengar.

kini Bela yang angkat bicara. "gue kasian deh sama lo. Kayanya terobsesi banget sama ka farel sampe-sampe lu ngelakuin hal kampungan kaya gitu" kata Bela yang sengaja menekankan kata kampungan.

Bianca yang tak terima dengan perkataan Bela langsung memberi ancang-ancang ingin menamparnya, namun segera di tepis kasar oleh Agatha.

"Aww" rintih Bianca.

"uluuluu cakit yah? Kaciaan. Makannya jadi ade kelas gausah selengean! Cukup duduk manis sambil nunjukin muka sok polos lo itu emang ga bisa apa?!" tegas Lora seraya memainkan rambut halus Bianca.

"Udah yu, panas gue lama-lama dideket iblis" ajak Agatha yang melirik Bianca sinis. Bianca'pun hanya bisa menahan amarahnya.

Mereka bertiga memutuskan untuk kekelas karena tidak tahan dengan sikap Bianca. Agatha bisa-bisa gila karena berada di dekat Bianca.

Tanpa disadari ada seseorang yang meperhatikan pembicaraan mereka berempat tadi.

"Farrel?"

☁☁☁


"farrel, farrel, farrel lagi-lagi farrel ck!"

Isi kepala Morgan seakan ingin pecah setelah mendengar nama Farrel. Sebenarnya sudah lama Morgan mengetahui bahwa Agatha menyukai salah satu musuh bebuyutannya yaitu, Farrel.
Ia tidak habis fikir dengan Agatha, mengapa gadis itu masih mengharapkan cowok brengsek seperti dia?

Disepanjang koridor banyak yang membicarakan Agatha dengan bahasa yang tidak pantas. Ada apa ini?
Dengan terpaksa Morgan bertanya kepada segerombolan murid-murid yang tadi membicarakan Agatha. Jika tidak ada sangkut pautnya dengan Agatha, ia tidak akan mau turun tangan langsung untuk bertanya kepada para fansnya sendiri.

Baru saja Morgan maju selangkah dan ingin bertanya, cewek-cewek itu langsung berdiri dan berebut meminta foto. Morgan jadi kewalahan sendiri.

"Woy ini pada ngapain sih?" tanya Morgan terlihat risih.

"Ka, aku... Boleh minta foto ga?" tanya salah satu murid tersebut.

"Ga! Gue kesini cuman mao nanya!" tegas Morgan.

"Tanya apa kak? Tanya-tanya aja sama kita, nanti kita jawab ko" kata salah satunya yang Morgan ketahui bernama jessy.

"Tadi lu pada ngomongin Agatha? Agatha velichia? Kelas XI-IPA1?" tanya Morgan yang membuat para fans melongo tak percaya. Bagaimana bisa Morgan sehafal itu tentang Agatha? Padahal setau para murid-murid SMA Rajawali, Morgan sendiri tidak pernah perduli kepada wanita, Sikap aslinya akan keluar jika bersama orang-orang terdekatnya saja.

"I-iya ka, kenapa?"

"Emang dia lagi ada masalah apa sampe-sampe lu pada gibahin dia kaya gitu?" tanya Morgan penasaran.

"Setelah kaka denger ini pasti kaka juga bakal ikut jijik sama dia."

Morgan semakin bingung, apa maksudnya?

"Ka agatha tuh sebenernya cewe murahan. Waktu itu pernah ada yang ngeliat dia jalan bareng sama dua cowok sekaligus." sambung Jessy.

"Jangan sembarangan ngomong lo ya!" tegas Morgan tak terima.

"Loh kenapa ka? Kita ga sembarangan ngomong. Emang itu kenyataan kok. Ya kan guys?" tanya Jessy.

"Iya. Emangnya kenapa sih ka, ko tiba-tiba kaka marah gitu?"tanya salah satu teman Jessy.

"Inget ya, inget satu hal. Jangan pernah ngomongin cewe gue yang ga-engga!" Morgan pergi begitu saja setelah membuat para murid di hadapannya takut karena ucapannya barusan yang seakan ingin menerkamnya.

"Cewe gue?" gumam Jessy.

☁☁☁

"TA!" panggil Lora.

Agatha yang merasa di panggil segera menoleh ke arah pintu kelas. "Ha?"

"GAWAT TA GAWAT GC!" Lora meneriaki Agatha seraya melambaikan tangannya.

Agatha yang tak mengerti apa maksud Lora segera menarik tangan Bela yang sedang tertidur di sebelahnya. "Weh gue di apain ini?!"

"Ikut gue gc!" ajak Agatha pada Bela yang nyawanya belum terkumpul.

Saat Agatha dan Bela sudah berada di depan pintu, Lora segera menarik mereka berdua menuju mading sekolah.

"Ini ada apaan rame-rame?" tanya Agatha pada Lora.

"Mending lu liat sendiri deh" Lora menunjuk papan mading menggunakan dagunya.

Srreettt...

Agatha merampas sebuah foto yang ada dimading lalu menyobeknya menjadi kecil-kecil.

"BUBAR LO SEMUA!" perintah Agatha kepada siswa-siswi yang sedang berkumpul di depan mading.

Kesabaran Agatha sudah habis. Siapa yang berani-beraninya memasang foto seperti ini di mading sekolah. Apa ini ulah Bianca?

"Sabar ya ta..." ucap Lora yang menenangkan Agatha.

"Lo harus nyari siapa pelakunya ta!" ucap Bela.

Kira-kira siapa sih pelakunya? Ganggu aja deh.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang