9. ☁ Ketemu lagi ☁

24 3 0
                                    

"Lo sendiri aja masih bingung sama perasaan lo, gimana gue mao bantu coba?" tanya Kara kesal sendiri.

Morgan membulatkan matanya seraya menjitak pelipis Kara. "Heh bego! Dari awal juga gua bilang kaga usah ceramah! Ujung-unjungnya gua juga kan yang di salahin"

Namun yang menjadi korban hanya terkekeh tanpa dosa. "Jadi gimana? Mau lanjut berjuangkah tuan morgan wijaya?" ledek Kara.

"OIYA LUPA!" ucap Morgan yang baru ingat jika ia masih memikirkan cowok kemarin yang berada di depan rumah Agatha.

Karena Morgan, Kara tersentak kaget dan minumannya yang ia dapatkan dari nakas pun tumpah mengenai bajunya. "Apaan lagi si?" tanya Kara kesal.

"Gua baru inget" ucap Morgan.

"Apaan?" tanya Kara.

"Kemaren gua nganterin dia balik-" ucapan Morgan terpotong oleh Kara.

"Terus?"

"Dengerin dulu dodol!"

Kara hanya terkekeh melihat kakaknya yang sedang kesal. "Terus pas nyampe depan rumahnya ada cowo. Lu tau ga respon dia gimana setelah ngeliat tu cowok?" lanjut Morgan.

"Gak"

"Dia-langsung-meluk-tu-cowok-sialan!" ucap Morgan penuh penekanan.

"AHAHAHAHAHAHA" bukannya prihatin dengan keadaan Morgan sekarang Kara malah menertawainya.

"PUAS LO NGETAWAIN GUE?"

"Bentar-bentar. Terus abis itu gimana? Lu pergi ninggalin dia berduaan sama tu cowok?" tanya Kara yang mulai serius kembali.

Morgan hanya mengangguk polos. "DASAR BEGO!" timpal Kara seraya melempar bantal kewajah Morgan.

"Anjing, muka gue udah cakep ini jan di berantakin dong!" Morgan mengusap-usap pipi sampai rahangnya berharap tidak ada yang rusak dari wajahnya.

"Kayanya gue butuh refreshing" lanjut Morgan seraya menurun-naikkan alisnya.


☁☁☁


Sedari tadi Agatha dan Gino mondar-mandir tidak jelas dan terkadang mereka berdua hanya memerhatikan design baju yang sedang di buat oleh Sheren saja.

"Kalo gini terus bisa gila gue!" Agatha merutuki dirinya sendiri. Ia bersumpah tidak akan menuruti kemauan Tiara untuk menjadi designer. Baru melihat Sheren menggambar saja ia sudah pusing, apa lagi jika nanti Tiara akan berencana mengirimnya ke Paris hanya untuk belajar mendesain baju.

Gino jadi pusing sendiri melihat kelakuan adiknya yang tidak jelas. "Kenapa si lu?"

"Bosen babi" ceplos Agatha refleks, ia lupa jika dirinya sekarang sedang berada tidak jauh dari tempat Sheren duduk.

"Mampus gue" batin Agatha.

"Lu gila ya, ngomong asal-asalan aja di depan si seren" ucap Gino yang mendekatkan bibirnya ketelinga Agatha. "Tua-tua gitu dia pengaduan pea" lanjutnya yang membuat keduanya tertawa terbahak-bahak.

Sheren yang merasa sedikit terganggu dengan suara tawa Agatha dan Gino langsung mengambil alih bicara.

"Hey kalian, pada berisik banget sih" ucap Sheren penuh kesabaran, ia memang harus banyak-banyak bersabar jika menghadapi kedua ponakannya ini.

Agatha dan Gino menoleh ke arah Sheren seraya memutar bola matanya. "Bosen tan" ucap Gino.

"Yaudah sana mending kalian kemana kek dari pada disini berisik banget, ganggu tante tau ga? Udah sana, nanti tante traktir kalo kalian ga ganggu tante lagi" perintah Sheren.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang