11. ☁ Murid Baru ☁

17 2 0
                                    

"Selamat pagi anak-anak" ucap bu Mita yang baru saja memasuki kelas bersama seseorang.

"PAGI BUUUUU!" teriak Jordan lebih kencang dari pada semua murid satu kelas.

bu Mita hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Jordan yang menurutnya tidak sopan. Tapi ia sudah biasa menghadapi murid seperti ini."Kamu ini!"

Namun yang di tegur hanya terkekeh layaknya orang tak bersalah. "Ibu bawa siapa tu?" tanya Leo penasaran.

"Oiya, hari ini kalian kedatangan murid baru, dia pindahan dari jerman. Silahkan perkenalkan diri kamu" jelas bu Mita seraya mempersilahkan seseorang tersebut.

"Nama gue gino ardhino, panggil aja gino" ucap Gino to the point. Ia memang selalu memakai gaya andalannya, baginya bersikap cool adalah salah satu cara untuk memikat banyak hati wanita.

"Baik gino, kamu boleh duduk di sebelah Radit" ucap bu Mita. "Radit! Geser tas kamu!" lanjutnya dengan mimik wajah yang menyeramkan.

"Maapin daddy ya nak" ucap Radit seraya mengelus-elus pelan tas miliknya. Pasalnya, tas yang di pakainya sekarang adalah tas pemberian dari mantan pacarnya. Ia selalu memakai tas itu kemana-mana, bahkan waktu Bryan mengajaknya traveling ia sempat-sempatnya memakai tas itu.

"Jiji bangsat!" gumam Seno yang masih dapat di dengar oleh Radit.

Mereka tak menyadari bahwa ada sepasang mata yang tak henti memerhatikan Gino. Bukan, sorotan itu bukan sorotan kagum atau apa, tapi seseorang itu menatapnya dengan sorotan tak suka atau lebih tepatnya, benci.

☁☁☁

"Terus lu mao nyamperin tu anak kapan?" tanya Bela pada Agatha yang masih setia menggengam foto yang ia dapat dari mading.

"Istirahat" jawabnya singkat seraya tersenyum simpul, seolah ia sudah merancang sesuatu yang cukup memuaskan untuk balas dendam kepada Bianca.

"Kantin aja yu, lima belas menit lagi bel. Kita tunggu dia di kantin, sekalian ngisi ni perut. Btw kan gue belom sarapan, kali aja lagi makan nemu cogan gitu, kalo gak hadiah dari ciki dapet cogan kan mayan" ucap Lora panjang lebar yang membuat kedua temannya itu berdigik ngeri melihatnya.

"Setan lo berdua!" maki Lora yang langsung melenggang pergi dari tempat duduknya.

"Emang bener-bener harus di ruqyah kali ya?" tanya Bela seraya geleng-geleng kepala.

"Yu ah, lama lu gua tinggal"

Kelas Agatha sekarang memang sedang freeclass, bukan hanya sekarang, tapi kelasnya ini sudah masuk dalam rank kelas yang selalu banyak jamkosnya.

Tidak heran jika mereka bertiga, ralat, satu kelas banyak yang berkeliaran diluar kelas, di lapangan, di perpustakaan hanya untuk numpang ngadem saja, di taman dan lain sebagainya dan Jangan lupakan istananya SMA Rajawali yang menjadi rumah kedua setelah sekolah ini. Ya, kantin. Seperti Agatha, Lora dan Bela sekarang ini.

Tapi tumben sekali saat ini kantin masih sepi tidak seperti biasanya. Agatha duduk di kursi bagian paling depan, entah kenapa sekarang ia memilih posisi seperti ini, biasanya ia paling anti dengan yang namanya barisan paling depan.

Apa lagi saat berada dikantin, karena kebanyakan murid-murid unfaedah lebih sering berada pada barisan depan. Contohnya, seperti si kutu buku yang baru saja memasuki kantin dengan bekal yang selalu ia bawa.

"Gangguin ah" gumam Bela yang baru selesai mengambil pesanannya.

"Ngapain tu anak?" tanya Lora bingung setelah melihat Bela yang berada di sebelah.. Akh siapa namanya, Lora lupa. Tumi, ya, sekarang ia ingat.

"Katanya si pengen gangguin si tisu" mereka bertiga memang memanggil Tumi dengan sebutan tisu karena bagi mereka namanya itu seperti merk tissue basah yang sering digunakan oleh bayi.

"Bel oh bel kamu kapan bunyi sayang?" ucap Agatha seraya menenggelamkan kepalanya dan berhasil membuat Lora memakinya.

Triingg...

"Puas?" tanya Lora dengan wajah datarnya.

"Sangat" ucap Agatha yang menampilkan wajah kepuasannya karena yang ia tunggu-tunggu sejak tadi sudah berbunyi.

Memangnya apa yang ia inginkan?
Berada di kantin sebelum bel?
Ya jelas untuk menunggu Bianca, wanita berkepribadian iblis, menurutnya. Tenang Agatha, gadis itu tidak akan pergi kemana-mana. bahkan jika gadis itu menghindar, ia dapat membuat rencana selanjutnya dan pastinya lebih kejam dari rencana sebelumnya.

Namun takdir tetap menginginkan Agatha melakukan rencana A. Kali ini Bianca lolos dari mautnya, mungkin takdir tau bahwa rencana B sangat kejam untuk Bianca.

Tapi tunggu, apakah takdir salah? Ya, takdir salah, ia bilang bahwa rencana B lebih kejam? Kau salah takdir. Bahkan direncana manapun Agatha akan membawa wanita iblis itu menuju mautnya.

Apakah Agatha berlebihan? Beri tau jika yang dilakukan Agatha berlebihan. Namun baginya apapun yang di lakukannya untuk gadis itu syah-syah saja, kecuali untuk bersikap baik hati kepada Bianca. Agatha melarang keras.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang