Morning

52 7 3
                                    

Jam menunjukkan pukul 6 pagi. Suasana masih gelap karena hutan masih tertutupi gumpalan kabut. Suara binatang dan serangga juga terdengar lebih jelas.

Neyna menggeliat diatas kasurnya. Dia mengusap - usap kedua matanya.

"Ah jam berapa sekarang.." Ucapnya lirih.

Neyna pun melihat jam dinding.

"Jam 6 ternyata.. Apa aku bangun terlalu pagi?" Gumamnya.

Neyna berjalan ke jendela kamarnya yang masih tertutup. Dia melihat sekitaran halaman samping rumahnya.

"Hemm.. " Neyna membuang nafas.

"Kotor sekali, nanti ku minta Nancy membersihkannya. Padahal kemarin sore masih bersih sekarang sudah kotor lagi" Gumamnya.

Neyna pun membuka jendela kamarnya.

"Eh! " Mata Neyna sekilas menangkap sesuatu yang bergerak masuk ke dalam semak - semak.

Neyna menajamkan penglihatannya ke semak - semak itu namun tidak terlihat apa - apa. Neyna dibuat penasaran, dia terus memperhatikannya.

"Tidak ada?"

Beberapa menit ditunggu namun tidak terlihat hasilnya, Akhirnya Neyna pun memalingkan pandangannya ke dalam kamar.

"Eh! Suara apa? "

Neyna kembali melihat sekitaran halaman samping rumah.

"Hei! Siapa itu?! " Teriak Neyna dari jendela kamarnya.

"Akh! " Neyna meringis kesakitan karena ubun kepalanya ditimpuk batu.

"Sakit.." Ucap Neyna lirih.

Neyna mengusap ubunnya yang tertimpuk. Sontak pandangan Neyna tertuju ke semak - semak itu.

"Uh! Siapa sih dibalik semak - semak itu? Tidak sopan, tiba - tiba menimpuk orang sembarangan" Ucap Neyna lirih.

"Hei siapa disana?!" Teriak Neyna.

Tidak terlihat gerak gerik yang mencurigakan.

"Lumayan keras timpukannya untung tidak sampai berdarah" Gumamnya.

Neyna terus mengusap - usap ubunnya sambil memperhatikan semak - semak itu. Namun Neyna baru menyadari sesuatu.

"Sebentar?! disini?" Pikir Neyna sambil menunjuk ubunnya.

"Astaga! Aku ditimpuk diubun - ubun" Ucap Neyna terkejut.

Sambil menarik nafas, Neyna mencoba menenangkan pikirannya.

"Aku ditimpuk di ubun - ubun bukan wajah atau badanku?"

Neyna mulai bertanya - tanya.

"Astaga.. Astaga.."

Neyna langsung duduk berjongkok di balik jendelanya sambil menutup kedua telinganya.

Neyna baru menyadari kalau timpukan itu mengenai ubunnya, berarti timpukan itu berasal dari tempat yang lebih tinggi dari jendela kamarnya.

"Astaga.." Neyna menjadi takut.

"Si, siapa yang menimpukku dari atas?" Batin Neyna khawatir.

"Apa dari atas pohon atau dari atap rumah atau dari arah depan jendela?"

Neyna menjadi panik.

"Argh.. Dari tadi aku tidak menemukan seseorang pun disini, lalu siapa yang menimpukku?" Batin Neyna kesal.

"Argh" Geram Neyna kesal.

Neyna langsung membanting jendela kamarnya. Dia berlari ke atas kasur. Dia merasa takut juga kesal.

Knock Feet ✓ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang