Akhirnya setelah 1 Tahun hiatus, berbagai rintangan untk melanjutkan cerita ini adalah suatu kebanggaan. Semoga kalian semua suka ya^^ Aku benar butuh waktu yang luang untuk revisi dan melanjutkan ceritanya. Terima kasih yang masih menunggu karya ku.
Seminggu berlalu setelah kejadian kemarin. Sejak kejadian kemarin masih ada beberap cewek-cewek yang menghina ku tapi kini ku tak peduli karena ada Zidan, Raihan, dan Naura yang melindungi ku. Kini Reva dan Raihan lah yang mendapat bully-an paling parah. Aku tidak bisa membantu banyak untuk mereka.
Aku berjalan menuju kantin bersama Naura. Melihat Zidan yang selalu bersama Reva membuat ku iri. "Iri nya Reva bisa dapetin cowok kayak Zidan, yang masih mau lurusin suatu masalah tanpa mihak kesiapapun."
Naura menggeleng, ia menunjuk Raihan. Aku mengikuti arah tangannya. "Lu gak sadar apa? Raihan juga gitu sama lu walau kemarin dia salah banget caranya buat dapatin lu," ujar Naura greget yang kadang aku sendiri tidak peka dengan hal tersebut.
Aku tersenyum lebar dan menggaruk leher ku yang tidak gatal.
Raihan yang tiba-tiba datang ke tempat kami seketika langsung banyak ciwi-ciwi yang bergibah ria. Raihan yang tidak peduli dengan omongan bahwa ia menggunakan cara licik untuk mendapatkan ku. Masuk kuping kiri keluar kuping kanan, seperti itulah pribahasanya.
"Han, kamu udah makan kan? Mau nambah lagi gak, aku beliin."
Aku menggeleng dan mengelus perut ku yang sudah kenyang. "Gak usah, terimakasih. Tapi aku udah kenyang banget makan mie 2 bungkus sama gorengan Bu Ela."
Raihan memasang wajah memelas. "Yahh, padahal aku pingin banget makan bareng sama kamu," ucap seakan lupa dengan keberadaan Naura. Naura hanya bisa mengelus dadanya, melihat dua makhluk bucin di hadapannya karena dia jomlo.
Raihan yang akhirnya sadar dengan kebereadaan Naura hanya tersenyum lebar, merasa tidak bersalah. "Eh Naura, kamu mau makan juga gak? Biar bisa nemenin gua sama Jihan bucin hehe."
Naura menggelengkan palanya. Udah biasa. batinnya.
"Gak, mending gua balik ke kelas mau ngerjain tugas Fisika. Takutnya pak Tarjo meriksa tugas kali ini. Yuk Han," ucapnya sembari menarik ku keluar dari Kantin. Aku hanya mengikuti nya dan kebetulan juga aku baru mengerjakan separuh nya.
Raihan yang ditinggal sendiri, akhirnya juga ikut pergi. Sepertinya dia juga belum mengerjakan.
Pelajaran ketiga telah akan dimulai. Kami bertiga memasuki kelas lalu aku melihat Reva dan Zidan masih bermesra-mesra an di sana. Aku melewati mereka berpura-pura tak melihat. Aku melihat sekilas raut wajah Reva yang sepertinya kesal karena Zidan tersenyum ke arah ku. Aku buru-buru duduk di bangku ku, di samping Naura.
"Han lihat deh," ucap Naura sembari menatap ke arah Reva. Mereka sedang... berpelukan. Oke itu wajar, tapi ini sekolah dan pelajaran akan segera dimulai. Aku bergedik ngeri, begitupun Naura.
"Gak banget deh," ucap ku cuek. Mengalihkan pemandangan keluar jendela.
"Sayang, aku balik dulu yaa ke kelas," ucap Reva dengan suara sedikit dikeraskan mungki ia ingin aku mendengar. Tapi sungguh aku tidak peduli.
"Ya, yaudah gih Bu Laura udah mau ke kelas kamu tuh," ujar Zidan yang terdengar sedikit tidak peduli.
"Yaa, dadahhh." Ahh akhirnya suasana kelas kembali tentram, kuping sedaritadi terasa panas. Aku tidak membenci Reva tapi semenjak sikap yang seperti itu membuat ku jauh darinya sekarang dan lagi aku tidak cemburu dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause You Just My Faked Brother
ФанфикSeandainya ku tau lebih awal, perpisahan itu menyakitkan. Takkan ku lepas dirimu walau seujung jarum. "Maaf ya ka, gua gak bisa sama lu lagi," ucap Jihan ditengah keputus asaannya. "Gua hargain pilihan lu, semoga lu bahagia sama dia." "Terima kasih...