bag 7

77 5 2
                                    

        Mark, Renjun, Jeno, Haechan, Jaemin, Chenle dan Jisung, sedang berkumpul di pinggir lapangan sambil memakan cemilan dan membicarakan hal yang tidak penting. Mereka sedang jam kosong sampai pulang, setidak nya masih ada 2 jam lagi untuk pulang.

"Jadi bang, itu kucing ternyata lompat di jendela gue buat kerumah sebelah doang." ucap Haechan memakan keripik kentang, yang di pelukan nya.

"Ngapain?" tanya Mark yang penasaran.

"Ada kucing cewe, jadi dia nge date." ucap Haechan tertawa.

"Bukannya kucing lo cewe Chan?" tanya Jeno heran seraya memakan jely didepan nya.

"Kucing gue dua. Baru di adopsi dua hari lalu."

Mereka hanya tertawa dengan ucapan Haechan.

"JISUNG!"

"WOY!"

Teriakan seseorang membuat mereka menoleh ke sumber suara, disana ada laki-laki dengan baju olahraga dan nafas yang tersenggal menatap Jisung dengan khawatir.

"Kenapa bang?" tanya Jisung, ia tau kalau laki-laki ini teman sekelas Seyeon.

"Seyeon."

"Kenapa bang?" Jisung sangat gemas dengan laki-laki karena tidak berbicara langsung intinya.

"Pingsan."

Mereka terkejut, Jisung langsung lari ke lapangan indoor yang dikuti semua nya. Jisung langsung masuk kedalam uks, melihat Seyeon yang masih belum sadarkan diri.

"Aduh Sung, untung lo udah dateng." ucap Yuri yang menatap Jisung di depannya.

"Ini teteh kenapa?" tanya Jisung menatap Arin dan Yuri.

"Gue gak tau. Tiba-tiba pingsan gini." ucap Arin mengelus tangan Seyeon dengan minyak angin.

Mark, Renjun, Jaemin, Jeno, Haechan dan Chenle sudah mengelilingi ranjang Seyeon. Mereka terlihat khawatir, kecuali Renjun yang hanya menatap nya biasa.

"Tadi teteh makan apa?" tanya Jisung yang sudah duduk di samping Seyeon.

"Gak makan apa-apa yang bikin dia alergi kok. Gue tau dia alergi apa." ucap Yuri yang di angguki oleh Arin.

"Teh, kenapa sih?" tanya Jisung menatap Seyeon khawatir, Jisung menggenggam tangan Seyeon erat karna tangan Seyeon terasa dingin.

Tangan Seyeon bergerak berbarengan dengan matanya yang terbuka, semua menatap Seyeon terkejut dan mencondong kan kepala nya.

"Teh gak apa-apa?" tanya Jisung yang membantu Seyeon duduk.

"Gak apa-apa dek." ucap Seyeon tersenyum.

"Gak apa-apa tapi pingsan." ucapan Renjun membuat semua, menatapnya sampai Renjun mengangkat alisnya.

"Teteh tadi ke lempar bola?" tanya Jisung lagi.

"Bukan."

"Terus?"

"Ke jedot pintu."

Ucapan Seyeon yang pelan namun terdengar membuat semua diam, lalu terdengar suara tawa Haechan.

"Makanya Yeon, liat-liat kalo ada pintu." Haechan tertawa dengan kencang, membuat Seyeon malu dan wajah nya merah.

"Anjir, receh banget gue." ucap Jeno yang masih tertawa.

"Udah sih." ucap Seyeon yang kesal.

"Teh, teh. Makanya hati-hati." ucap Jisung yang mengelus dahi Seyeon dengan pelan.

"Pintu nya aja yang ngeselin, udah tau gue mau lewat." ucap Seyeon kesal.

"Lo nya aja ogeb." ucap Jaemin tertawa.

"Gue doain gak panjang umur lo pada." ucap Seyeon.

Tawa mereka berhenti, melihat Seyeon yang menatap mereka kesal. Itu satu-satu nya agar mereka tidak meledek Seyeon lagi.

"Jahat banget sama calon suami mu ini." ucap Haechan yang menggoyangkan kaki Seyeon.

"Your head Chan." ucap Seyeon sewot.

"Udah udah, pada balik sana." ucap Yuri mengusir mereka bertujuh.

"Sung, gue pulang duluan yak." ucap Mark yang menepuk bahu Jisung pelan.

"Iya bang." ucap Jisung mengangguk.

"Hati-hati lo bawa mobil nya. Kasian calon pacar gue, abis kejedot pintu." ucap Jaemin yang sedikit terkekeh.

"Iya bang." Jisung juga terkekeh karna mendengar ucapan Jaemin.

Setelah ke enak cowok itu keluar, Arin menatap Seyeon tak percaya. Sedangkan Jisung membereskan buku-buku Seyeon dan Yuri membereskan peralatan uks.

"Kenapa?" tanya Seyeon menatap Arin heran.

"Lo pake pelet apa gimana?" tanya Arin memicingkan matanya, "Renjun, Jaemin, Haechan, Kak Mark. Mereka khawatir banget sama lo."

"Apa si, Rin? Biasa aja. Mereka kan emang gitu kali." ucap Seyeon sedikit kesal.

"Bener kali, Yeon. Gue gak nyangka, temen gue satu ini laku pesat."

Arin mengucapkan dengan dramatis, sambil memegang dada nya dan mengusap kepala Seyeon.

"Lebay lo ah." ucap Seyeon yang langsung turun dari ranjang nya.

"Ayo dek. Ada orang aneh disini." ucap Seyeon yang menarik Jisung, sambil menjulurkan lidah nya pada Arin.

"Hati-hati ya." teriak Yuri yang baru melihat Seyeon dan Jisung di ambang pintu.

"Iya kak." ucap Jisung mengangguk dan menghilang di ambang pintu bersama dengan Seyeon.

Setelahnya Arin dan Yuri pulang kerumah masing-masing.


++++

       Seyeon dan Jisung sedang dalam perjalanan pulang. Jisung sibuk dengan jalanan, sedangkan Seyeon sibuk dengan handphone nya.

Tringg..

Seyeon melihat notifikasi di instagram yang menandakan pesan masuk.

hrj23_ :
Udah pulang lo?

   Seyeon menggigit bibir bawah nya. Entah kenapa dia ingin teriak membaca pesan dari Renjun.

"Kenapa teh? Jangan gigit bibir gitu." ucap Jisung yang melirik Seyeon.

"Gak apa-apa, hehe."

Seyeon membuka pesan nya dan mengetik kan sesuatu, membuat jantung nya berdebar.

seyeonkim_ :
Udah, kenapa?

Tak lama, pesan kembali masuk di handphone Seyeon.

hrj23_ :
Nanya doang
Bagus kalo udah mah
Lain kali hati-hati

    Seyeon benar-benar deg-deg an sekarang. Ia tidak sangka, Renjun seperti ini kepada nya.

seyeonkim_ :
Iya, makasih:)

hrj23_ :
Oke.

    Seyeon tersenyum. Ia bahagia karena Renjun. Sampai Jisung heran melihat Seyeon yang terlihat seperti, orang yang tak waras. Senyum-senyum sendiri.

°°°

tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DreamiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang