Kak Yunho adalah anak dari ayah tiri yang kubenci, dan seharusnya aku membencinya juga. Tapi ternyata tidak. Aku kesulitan membencinya bahkan sejak kali pertama bertemu.
Dia ajaib.
“Lia, ayo makan.”
“Enggak mau!”
“Ibu sudah memasak nasi goreng kesukaanmu. Lihat, nih, ada telur dan mentimun di atasnya.”
“Sudah kubilang enggak mau!”
“Nanti kalau kamu sakit perut, ibu pasti akan sedih. Aku juga sedih.”
“Aku enggak mau makan!”
“Kamu kenapa? Bertengkar sama temanmu, ya?”
“Itu bukan urusan kakak! Sana pergi dari kamarku!”
“Aku akan pergi kalau kamu mau makan.”
“Enggak mau!”
“Oke, kalau begitu aku punya penawaran; kalau kamu mau makan, nanti malam aku akan ajak kamu bersepeda di Hongdae. Katanya kamu suka melihat-lihat lukisan di sana, kan?”
“Tapi… tapi, kan, ibu melarang bermain di Hongdae malam-malam.”
“Enggak apa-apa, kan, ada aku. Lagi pula ke sana cuma sebentar. Aku yang akan ijin ke ibu.”
“Kalau enggak boleh, bagaimana?”
“Pasti boleh. Percaya sama aku.”
“Kenapa aku harus percaya?”
“Karena aku kakakmu.”
Aku pasti akan berhenti merajuk saat ia mengatakan kalimat itu. Karena aku kakakmu, kalimat yang sangat menenangkan. Terlebih jika Kak Yunho yang mengatakannya untukku. Hanya untukku.
[…] […] […]
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity || Yunho Ateez ✔
FanfictionNamanya Jeong Yunho. Dan dia adalah kakakku. . . . . ©rijiyo 2020