Melangkah jauh di depan meninggalkan luka lama,
tidak berusaha menghapus namun juga tidak ingin mengingat.
Hanya berusaha menerima dan menikmati apapun yang semesta berikan,
tidak ingin lebih menyiksa diri dengan pura pura melupa.
Sungguh pura pura melupa lebih menyiksa.Kali ini ingatan itu (kembali) hadir.
Menyiksa, menyakitkan, dan masih terasa ngilu
menjalar hingga telapak tangan.
Ditemani dengan air mata yang terus luruh,
aku membaca setiap kata, setiap perjuangan, setiap kenangan
yang masih tersimpan rapi dalam memori ingatan.Entah mengapa, lagi lagi dan lagi terjebak dalam situasi ini.
Hingga kenyataan kembali menamparku, bahwa kamu sudah tak pernah mengingatku
kamu sudah bahagia dengan dia sebagai pilihanmu.
Kali ini aku benar benar tak mau mengelak lagi,
aku ingin menikmati proses penyembuhan ini tanpa pura pura baik baik saja.
Berusaha berdamai dan ikhlas pada luka, namun tetap terus melangkah.
Kini saatnya aku menerima, tapi tak lantas berhenti menikmati lukanya.